Boa tanah papua: Perbedaan antara revisi
k Silvanus Aikaterine memindahkan halaman Boa tanah Papua ke Boa tanah papua dengan menimpa pengalihan lama: Huruf pertama nama diri geografi yang dipakai sebagai nama jenis tidak ditulis dengan huruf kapital. (PUEBI) |
Fitur saranan suntingan: 2 pranala ditambahkan. |
||
Baris 9: | Baris 9: | ||
Ular ini berbadan gemuk, ekor agak pendek dan meruncing. Panjang tubuhnya mencapai 1 meter. Warna tubuhnya hitam atau cokelat tua dengan variasi adanya motif polos di badannya, meskipun ada juga yang berwarna merah. Secara morfologis, corak warna ular ini tampak mirip dengan [[Puff Adder]] (''Bitis arietans'') dari [[Afrika]]. Di lapangan, kedua ular ini sukar dibedakan, kecuali jika ular bandotan itu membuka mulutnya akan jelas terlihat taringnya, sedangkan boa tanah sendiri tidak punya taring, hanya gigi berukuran agak sedang saja.<ref name="Stull, 1932">Stull, 1932: ''Five new subspecies of the family Boidae''. Occasional papers of the Boston Society of Natural History, {{vol.|8}}, {{p.|25-29}} ([https://archive.org/details/occasionalpapers08bost texte intégral]).</ref> |
Ular ini berbadan gemuk, ekor agak pendek dan meruncing. Panjang tubuhnya mencapai 1 meter. Warna tubuhnya hitam atau cokelat tua dengan variasi adanya motif polos di badannya, meskipun ada juga yang berwarna merah. Secara morfologis, corak warna ular ini tampak mirip dengan [[Puff Adder]] (''Bitis arietans'') dari [[Afrika]]. Di lapangan, kedua ular ini sukar dibedakan, kecuali jika ular bandotan itu membuka mulutnya akan jelas terlihat taringnya, sedangkan boa tanah sendiri tidak punya taring, hanya gigi berukuran agak sedang saja.<ref name="Stull, 1932">Stull, 1932: ''Five new subspecies of the family Boidae''. Occasional papers of the Boston Society of Natural History, {{vol.|8}}, {{p.|25-29}} ([https://archive.org/details/occasionalpapers08bost texte intégral]).</ref> |
||
Ular ini tinggal di tanah (terestrial), namun juga ditemukan melingkar di tanaman atau pohon (semi-arboreal). Biasanya ditemukan tidak jauh dari perairan. Aktif pada malam hari. Tidak berbahaya dan tidak agresif. Mangsanya adalah kadal, [[cecak]], dan mamalia kecil.<ref name="ITIS"/><ref name="Stull, 1932"/> |
Ular ini tinggal di tanah (terestrial), namun juga ditemukan melingkar di tanaman atau pohon (semi-arboreal). Biasanya ditemukan tidak jauh dari perairan. Aktif pada malam hari. Tidak berbahaya dan tidak agresif. Mangsanya adalah [[kadal]], [[cecak]], dan [[Binatang menyusui|mamalia]] kecil.<ref name="ITIS"/><ref name="Stull, 1932"/> |
||
== Populasi == |
== Populasi == |
Revisi terkini sejak 25 Februari 2024 15.32
Boa tanah papua
| |
---|---|
Candoia aspera ![]() | |
Status konservasi | |
![]() | |
Risiko rendah | |
IUCN | 196559 ![]() |
Taksonomi | |
Kerajaan | Animalia |
Filum | Chordata |
Kelas | Reptilia |
Ordo | Squamata |
Famili | Boidae |
Genus | Candoia |
Spesies | Candoia aspera ![]() Günther, 1877 |
Boa tanah Papua, juga dikenal sebagai Mono tanah, adalah sejenis Ular dari keluarga Boidae. Ular ini hanya ditemukan di Pulau Papua.[1]
Pengenalan
[sunting | sunting sumber]Ular ini berbadan gemuk, ekor agak pendek dan meruncing. Panjang tubuhnya mencapai 1 meter. Warna tubuhnya hitam atau cokelat tua dengan variasi adanya motif polos di badannya, meskipun ada juga yang berwarna merah. Secara morfologis, corak warna ular ini tampak mirip dengan Puff Adder (Bitis arietans) dari Afrika. Di lapangan, kedua ular ini sukar dibedakan, kecuali jika ular bandotan itu membuka mulutnya akan jelas terlihat taringnya, sedangkan boa tanah sendiri tidak punya taring, hanya gigi berukuran agak sedang saja.[2]
Ular ini tinggal di tanah (terestrial), namun juga ditemukan melingkar di tanaman atau pohon (semi-arboreal). Biasanya ditemukan tidak jauh dari perairan. Aktif pada malam hari. Tidak berbahaya dan tidak agresif. Mangsanya adalah kadal, cecak, dan mamalia kecil.[1][2]
Populasi
[sunting | sunting sumber]Catatan populasi ular ini belum dievaluasi. Namun sekarang, ular ini sangat langka karena sungai yang menjadi habitatnya dikeringkan untuk wilayah pemukiman atau pertanian, dan ular ini banyak diburu untuk dipelihara.[1][2]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c "Candoia". Integrated Taxonomic Information System. Diakses tanggal August 10th, 2010.
- ^ a b c Stull, 1932: Five new subspecies of the family Boidae. Occasional papers of the Boston Society of Natural History, vol. 8, p. 25-29 (texte intégral).