Iswadi Pratama: Perbedaan antara revisi
Asha Sharah (bicara | kontrib) Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Asha Sharah (bicara | kontrib) Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 52: | Baris 52: | ||
| |
| |
||
|} |
|} |
||
=== Teater === |
|||
==== Sebagai penulis naskah ==== |
|||
* ''Ruang Sekarat'' |
|||
* ''Rampok'' |
|||
* ''Ikhau'' |
|||
* ''Nak'' |
|||
* ''Menunggu Saat Makan'' |
|||
* ''Dongeng tentang Air'' |
|||
* ''Aruk Gugat'' |
|||
* ''Amir, Akhir Sebuah Syair'' (2021) |
|||
==== Sebagai sutradara ==== |
|||
* ''Amir, Akhir Sebuah Syair'' (2021) |
|||
== Referensi == |
== Referensi == |
Revisi per 14 Maret 2024 08.34
Iswadi Pratama | |
---|---|
Lahir | 8 April 1971 Lampung, Indonesia |
Kebangsaan | Indonesia |
Almamater | Universitas Lampung |
Pekerjaan |
|
Tahun aktif | 1992—sekarang |
Iswadi Pratama (lahir 8 April 1971) adalah sastrawan, sutradara, dan penulis naskah Indonesia. Iswadi menyelesaikan kuliah di Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.[1]
Karier
Iswadi pernah menjadi redaktur budaya surat kabar Sumatra Post dan harian umum Lampung Post, sebelum memutuskan terjun ke dunia seni secara total.
Iswafi aktif menjadi aktor, penulis naskah, dan sutradara bersama grup teaternya, Teater Satu. Beberapa naskah teaternya yang ia tulis adalah Ruang Sekarat, Rampok, Ikhau, Nak, Menunggu Saat Makan, Dongeng tentang Air, dan Aruk Gugat.
Bersama Teater Satu, Iswadi mendapatkan Hibah Senia dari Yayasan Kelola (2002 dan 2004) sebanyak dua kali untuk mementas keliling di sejumlah kota di Indonesia. Ia juga mementaskan naskah-naskah puisinya dalam bentuk teater seperti Nostalgia Sebuah Kota, yang meraih peringkat ketiga GKJ Award pada 2003. Naskah ini menjadi naskah terbaik pertama dalam ajang tersebut.
Puisi-puisinya tersebar di berbagai media massa, selain terhimpun dalam antologi bersama: Gelang Semesta (1987), Daun-Daun Jatuh Tunas-Tunas Tumbuh (1995), Refleksi Setengah Abad Indonesia (1995), Antologi Cerpen dari Lampung (1996), Cetik (1996), Mimbar Abad 21 (1996), Hijau Kelon dan Puisi 2002 (2002), Pertemuan Dua Arus (2004), Gerimis (dalam Lain Versi) (2005), Asia Literary Review (2006), dan Terra (Australia-Indonesia, 2007).
Karya tulis
- Belajar Mencintai Tuhan (kumpulan sajak bersama Ahmad Yulden Erwin dan Panji Utama; 1992)
- Gema Secuil Batu (kumpulan sajak; 2008)
- Akting Berdasarkan Sistem Stanislavski: Sebuah Pengantar (ditulis bersama Ari Pahala Hutabarat; 2012)
- Harakah Haru (kumpulan sajak; 2015)
- Orang-orang Setia (kumpulan drama ditulis bersama Ari Pahala Hutabarat, Fitri Yani, dan Imas Sobariah; 2016)
- Lacrimosa (kumpulan sajak; 2023)
Filmografi
Film
Tahun | Judul | Peran | Catatan |
---|---|---|---|
2024 | 24 Jam bersama Gaspar | Wan Ali |
Teater
Sebagai penulis naskah
- Ruang Sekarat
- Rampok
- Ikhau
- Nak
- Menunggu Saat Makan
- Dongeng tentang Air
- Aruk Gugat
- Amir, Akhir Sebuah Syair (2021)
Sebagai sutradara
- Amir, Akhir Sebuah Syair (2021)
Referensi
- ^ "Iswadi Pratama: Anugerah Sastra Pena Kencana 2009". penakencana.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-11-21.