Lompat ke isi

Dyah Lembu Tal: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Nusantara1945 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Gaung Tebono (bicara | kontrib)
k clean up
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Baris 40: Baris 40:
[[Kategori:Kerajaan Galuh]]
[[Kategori:Kerajaan Galuh]]
[[Kategori:Kerajaan Sunda Galuh]]
[[Kategori:Kerajaan Sunda Galuh]]
[[Kategori:Tokoh dari Malang]]
[[Kategori:Tokoh Malang]]
[[Kategori:Tokoh dari Kecamatan Singosari]]





Revisi per 16 Maret 2024 00.14

Lembu Tal atau Sri Harsawijaya adalah Seorang Putra Mahisa Campaka dan cucu dari Mahisa Wong Ateleng putra Ken Dedes dengan Ken Arok, pendiri sekaligus raja pertama Kerajaan Singasari. menurut Kitab Negarakertagama Lembu tal adalah seorang Ksatria Yudha[1][2]

Asal-Usul

Menurut Negarakertagama ,Kitab yang ditulis hingga selesai tahun 1365 M.Raden Wijaya memiliki ayah Dyah Lembu Tal yang dijuluki Sang Ksatria Yudha dan didharmakan dalam patung Buddha (lelaki) di candi Mireng.[3]

Dalam Negarakertagama pupuh 46-47 juga dijelaskan Dyah Lembu Tal [4]adalah Bapa Baginda Nata atau bapak Raden Wijaya.

Dalam Kidung Harsawijaya, Narasingamurti memiliki putra bernama Sri Harsawijaya yang juga bergelar nama Lembu Tal.

Menurut Prasasti Kudadu [5]tahun 1294 , Lembu Tal adalah Anak Laki Laki /Suta Atmaja dari Narasingamurthi yang tertulis dalam kalimat :

"narasinghamurtti suta atmaja"

artinya :

" Suta Atmaja (Putra/Anak Laki Laki) nya Narashinghamurtti"

Prasasti Kudadu (1294 M) dan Negarakertagama (1365 M) dan Pararaton merupakan sumber sejarah yang Valid dikarenakan ditulis pada tahun yang kuno bila dibandingkan dengan Naskah wangsakerta yang ditulis pada thn 1760 -1800.

sumber sejarah valid tertulis yang lebih dulu ada, dibandingkan dengan Naskah Wangsakerta (1800 M)

Bacaan terkait

  • Poesponegoro & Notosusanto (ed.). 1990. Sejarah Nasional Indonesia Jilid II. Jakarta: Balai Pustaka.
  • Slamet Muljana. 2005. Menuju Puncak Kemegahan (terbitan ulang 1965). Yogyakarta: LKIS
  • Slamet Muljana. 1979. Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya. Jakarta: Bhratara

Referensi

  1. ^ Erwhintiana, Ifi; Mukhamad Syaiful Milal (2022-02-28). "Apropriasi Spiritual dalam Konteks Tradisi: Pembacaan Hermeneutika Ricoeur dalam Kitab Negarakertagama". Arif: Jurnal Sastra dan Kearifan Lokal. 1 (2): 334–351. doi:10.21009/arif.012.10. ISSN 2807-8608. 
  2. ^ Septianto, Tri; Setyati, Endang; Santoso, Joan (2018-07-31). "Model CNN LeNet dalam Rekognisi Angka Tahun pada Prasasti Peninggalan Kerajaan Majapahit". Jurnal Teknologi dan Sistem Komputer. 6 (3): 106–109. doi:10.14710/jtsiskom.6.3.2018.106-109. ISSN 2338-0403. 
  3. ^ https://cmn101.com/candi-mireng-jejak-perwira-elite-di-masa-lalu/.
  4. ^ "Hubungan Kerajaan Singasari dengan Kerajaan Majapahit". KOMPAS.com (dalam bahasa In). 2022-05-20. Diakses tanggal 2023-06-29. 
  5. ^ "Prasasti Kudadu, Bukti Keberhasilan Raden Wijaya Melawan Mongol". KOMPAS.com (dalam bahasa In). 2023-01-10. Diakses tanggal 2023-06-29.