Lompat ke isi

Hukum Snellius: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
SieBot (bicara | kontrib)
k bot Mengubah: ar:قانون سنل
ESCa (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 2: Baris 2:
'''Hukum Snellius''' adalah rumus matematika yang memerikan hubungan antara sudut datang dan sudut bias pada cahaya atau gelombang lainnya yang melalui batas antara dua medium isotropik berbeda, seperti udara dan gelas. Nama hukum ini diambil dari matematikawan Belanda [[Willebrord Snellius]], yang merupakan salah satu penemunya. Hukum ini juga dikenal sebagai '''Hukum Descartes''' atau '''Hukum Pembiasan'''.
'''Hukum Snellius''' adalah rumus matematika yang memerikan hubungan antara sudut datang dan sudut bias pada cahaya atau gelombang lainnya yang melalui batas antara dua medium isotropik berbeda, seperti udara dan gelas. Nama hukum ini diambil dari matematikawan Belanda [[Willebrord Snellius]], yang merupakan salah satu penemunya. Hukum ini juga dikenal sebagai '''Hukum Descartes''' atau '''Hukum Pembiasan'''.


Hukum ini menyebutkan bahwa nisbah sinus sudut datang dan sudut bias adalah konstan, yang tergantung pada medium. Perumusan lain yang ekivalen adalah nisbah sudut datang dan sudut bias sama dengan nisbah kecepatan gelombang pada kedua media, yang sama dengan kebalikan nisbah indeks bias.
Hukum ini menyebutkan bahwa nisbah sinus sudut datang dan sudut bias adalah konstan, yang tergantung pada [medium]]. Perumusan lain yang ekivalen adalah nisbah sudut datang dan sudut bias sama dengan nisbah [[kecepatan cahaya]] pada kedua [[medium]], yang sama dengan kebalikan nisbah [[indeks bias]].


Perumusan matematis hukum Snellius adalah
Perumusan matematis hukum Snellius adalah
Baris 11: Baris 11:
:<math>v_1\sin\theta_2\ = v_2\sin\theta_1</math>
:<math>v_1\sin\theta_2\ = v_2\sin\theta_1</math>


Lambang <math>\theta_1, \theta_2</math> merujuk pada sudut datang dan sudut bias, <math>v_1</math> dan <math>v_2</math> pada kecepatan gelombang sinar datang dan sinar bias. Lambang <math>n_1</math> merujuk pada indeks bias medium yang dilalui sinar datang, sedangkan <math>n_2</math> adalah indeks bias medium yang dilalui sinar bias.
Lambang <math>\theta_1, \theta_2</math> merujuk pada sudut datang dan sudut bias, <math>v_1</math> dan <math>v_2</math> pada [[kecepatan cahaya]] [[sinar]] datang dan [[sinar]] bias. Lambang <math>n_1</math> merujuk pada indeks bias medium yang dilalui sinar datang, sedangkan <math>n_2</math> adalah [[indeks bias]] [[medium]] yang dilalui [[sinar]] bias.


Hukum Snellius dapat digunakan untuk menghitung sudut datang atau sudut bias, dan dalam eksperimen untuk menghitung [[indeks bias]] suatu bahan.
Hukum Snellius dapat digunakan untuk menghitung sudut datang atau sudut bias, dan dalam eksperimen untuk menghitung [[indeks bias]] suatu bahan.
Baris 19: Baris 19:
Sebelumnya, antara tahun 100 hingga 170 [[Ptolemy]] dari [[Thebaid]] menemukan relasi empiris sudut bias disebut ''confirmation bias'', yang hanya akurat pada sudut kecil.<ref>{{cite web | url = http://scienceworld.wolfram.com/biography/Ptolemy.html | title = Ptolemy (ca. 100-ca. 170) | work = Eric Weinstein's World of Scientific Biography}}</ref> Konsep [[hukum Snellius]] pertama kali dijelaskan secara matematis dengan akurat pada tahun 984 oleh [[Ibn Sahl]] dari [[Baghdad]] dalam manuskripnya ''On Burning Mirrors and Lenses''<ref>Wolf, K. B. (1995), "Geometry and dynamics in refracting systems", ''European Journal of Physics'' '''16''': 14-20.</ref><ref>{{cite journal | author=Rashed, Roshdi | title= A pioneer in anaclastics: Ibn Sahl on burning mirrors and lenses | journal= [[Isis (journal)|Isis]]| year= 1990| volume= 81| pages= 464–491 |doi=10.1086/355456}}</ref>. Dengan konsep [[Ibn Sahl]] membuat lensa yang dapat memfokuskan cahaya tanpa ''geometric aberration'' yang dikenal sebagai ''anaclastic lens''. Manuskrip [[Ibn Sahl]] ditemukan oleh [[Thomas Harriot]] pada tahun 1602, <ref>{{cite journal | author=Kwan, A., Dudley, J., and Lantz, E. | title=Who really discovered Snell's law? | journal=[[Physics World]] | year=2002 | volume=15 | issue=4 | pages=64 |url=http://physicsworldarchive.iop.org/index.cfm?action=summary&doc=15%2F4%2Fphwv15i4a44%40pwa-xml&qt= }}</ref> tetapi tidak dipublikasikan walaupun ia bekerja dengan [[Johannes Keppler]] pada bidang ini.
Sebelumnya, antara tahun 100 hingga 170 [[Ptolemy]] dari [[Thebaid]] menemukan relasi empiris sudut bias disebut ''confirmation bias'', yang hanya akurat pada sudut kecil.<ref>{{cite web | url = http://scienceworld.wolfram.com/biography/Ptolemy.html | title = Ptolemy (ca. 100-ca. 170) | work = Eric Weinstein's World of Scientific Biography}}</ref> Konsep [[hukum Snellius]] pertama kali dijelaskan secara matematis dengan akurat pada tahun 984 oleh [[Ibn Sahl]] dari [[Baghdad]] dalam manuskripnya ''On Burning Mirrors and Lenses''<ref>Wolf, K. B. (1995), "Geometry and dynamics in refracting systems", ''European Journal of Physics'' '''16''': 14-20.</ref><ref>{{cite journal | author=Rashed, Roshdi | title= A pioneer in anaclastics: Ibn Sahl on burning mirrors and lenses | journal= [[Isis (journal)|Isis]]| year= 1990| volume= 81| pages= 464–491 |doi=10.1086/355456}}</ref>. Dengan konsep [[Ibn Sahl]] membuat lensa yang dapat memfokuskan cahaya tanpa ''geometric aberration'' yang dikenal sebagai ''anaclastic lens''. Manuskrip [[Ibn Sahl]] ditemukan oleh [[Thomas Harriot]] pada tahun 1602, <ref>{{cite journal | author=Kwan, A., Dudley, J., and Lantz, E. | title=Who really discovered Snell's law? | journal=[[Physics World]] | year=2002 | volume=15 | issue=4 | pages=64 |url=http://physicsworldarchive.iop.org/index.cfm?action=summary&doc=15%2F4%2Fphwv15i4a44%40pwa-xml&qt= }}</ref> tetapi tidak dipublikasikan walaupun ia bekerja dengan [[Johannes Keppler]] pada bidang ini.


Pada tahun 1678, dalam ''Traité de la Lumiere'', [[Christiaan Huygens]] menjelaskan [[hukum Snellius]] dari penurunan [[prinsip Huygens]] tentang sifat cahaya sebagai gelombang. [[Hukum Snellius]] dikatakan, berlaku hanya pada [[medium]] isotropik atau ''specular'' pada kondisi cahaya monokromatik yang hanya mempunyai [[frekuensi]] tunggal, sehingga bersifat ''reversible''.<ref>[http://www.glenbrook.k12.il.us/GBSSCI/PHYS/CLASS/refrn/u14l2b.html Snell's Law<!-- Bot generated title -->]</ref> [[Hukum Snellius]] dijabarkan kembali dalam rasio sebagai berikut:
Pada tahun 1678, dalam ''Traité de la Lumiere'', [[Christiaan Huygens]] menjelaskan [[hukum Snellius]] dari penurunan [[prinsip Huygens]] tentang sifat cahaya sebagai [[gelombang]]. [[Hukum Snellius]] dikatakan, berlaku hanya pada [[medium]] isotropik atau ''specular'' pada kondisi cahaya monokromatik yang hanya mempunyai [[frekuensi]] tunggal, sehingga bersifat ''reversible''.<ref>[http://www.glenbrook.k12.il.us/GBSSCI/PHYS/CLASS/refrn/u14l2b.html Snell's Law<!-- Bot generated title -->]</ref> [[Hukum Snellius]] dijabarkan kembali dalam rasio sebagai berikut:


:<math>\frac{\sin\theta_1}{\sin\theta_2} = \frac{v_1}{v_2} = \frac{\lambda_1}{\lambda_2}</math>
:<math>\frac{\sin\theta_1}{\sin\theta_2} = \frac{v_1}{v_2} = \frac{\lambda_1}{\lambda_2}</math>

Revisi per 26 September 2009 04.16

Refraction of light at the interface between two media of different refractive indices, with n2 > n1. Since the velocity is lower in the second medium (v2 < v1), the angle of refraction ?2 is less than the angle of incidence ?1; that is, the ray in the higher-index medium is closer to the normal.

Hukum Snellius adalah rumus matematika yang memerikan hubungan antara sudut datang dan sudut bias pada cahaya atau gelombang lainnya yang melalui batas antara dua medium isotropik berbeda, seperti udara dan gelas. Nama hukum ini diambil dari matematikawan Belanda Willebrord Snellius, yang merupakan salah satu penemunya. Hukum ini juga dikenal sebagai Hukum Descartes atau Hukum Pembiasan.

Hukum ini menyebutkan bahwa nisbah sinus sudut datang dan sudut bias adalah konstan, yang tergantung pada [medium]]. Perumusan lain yang ekivalen adalah nisbah sudut datang dan sudut bias sama dengan nisbah kecepatan cahaya pada kedua medium, yang sama dengan kebalikan nisbah indeks bias.

Perumusan matematis hukum Snellius adalah

atau

atau

Lambang merujuk pada sudut datang dan sudut bias, dan pada kecepatan cahaya sinar datang dan sinar bias. Lambang merujuk pada indeks bias medium yang dilalui sinar datang, sedangkan adalah indeks bias medium yang dilalui sinar bias.

Hukum Snellius dapat digunakan untuk menghitung sudut datang atau sudut bias, dan dalam eksperimen untuk menghitung indeks bias suatu bahan.

Pada tahun 1637, René Descartes secara terpisah menggunakan heuristic momentum conservation in terms of sines dalam tulisannya Discourse on Method untuk menjelaskan hukum ini. Cahaya dikatakan mempunyai kecepatan yang lebih tinggi pada medium yang lebih padat karena cahaya adalah gelombang yang timbul akibat terusiknya plenum, substansi kontinu yang membentuk alam semesta. Dalam bahasa Perancis, hukum Snellius disebut la loi de Descartes atau loi de Snell-Descartes.

Sebelumnya, antara tahun 100 hingga 170 Ptolemy dari Thebaid menemukan relasi empiris sudut bias disebut confirmation bias, yang hanya akurat pada sudut kecil.[1] Konsep hukum Snellius pertama kali dijelaskan secara matematis dengan akurat pada tahun 984 oleh Ibn Sahl dari Baghdad dalam manuskripnya On Burning Mirrors and Lenses[2][3]. Dengan konsep Ibn Sahl membuat lensa yang dapat memfokuskan cahaya tanpa geometric aberration yang dikenal sebagai anaclastic lens. Manuskrip Ibn Sahl ditemukan oleh Thomas Harriot pada tahun 1602, [4] tetapi tidak dipublikasikan walaupun ia bekerja dengan Johannes Keppler pada bidang ini.

Pada tahun 1678, dalam Traité de la Lumiere, Christiaan Huygens menjelaskan hukum Snellius dari penurunan prinsip Huygens tentang sifat cahaya sebagai gelombang. Hukum Snellius dikatakan, berlaku hanya pada medium isotropik atau specular pada kondisi cahaya monokromatik yang hanya mempunyai frekuensi tunggal, sehingga bersifat reversible.[5] Hukum Snellius dijabarkan kembali dalam rasio sebagai berikut:

Referensi

  1. ^ "Ptolemy (ca. 100-ca. 170)". Eric Weinstein's World of Scientific Biography. 
  2. ^ Wolf, K. B. (1995), "Geometry and dynamics in refracting systems", European Journal of Physics 16: 14-20.
  3. ^ Rashed, Roshdi (1990). "A pioneer in anaclastics: Ibn Sahl on burning mirrors and lenses". Isis. 81: 464–491. doi:10.1086/355456. 
  4. ^ Kwan, A., Dudley, J., and Lantz, E. (2002). "Who really discovered Snell's law?". Physics World. 15 (4): 64. 
  5. ^ Snell's Law

Pranala luar