Lompat ke isi

Icuk Sugiarto: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Andrywhyd (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Andrywhyd (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 24: Baris 24:


Suami dari [[Hj. Nina Yaroh]] dan ayah dari Natassia Octaviani Sugiarto, [[Tommy Sugiarto]], dan Jauza Fadhilla Sugiarto ini seakan tak dapat dipisahkan dari bulu tangkis. Kendati kariernya menjadi atlet bulu tangkis telah selesai, tetapi dia tetap berjuang dengan segala cara untuk meningkatkan permainan atlet-atlet bulu tangkis Indonesia agar selalu dapat menorehkan prestasi tertinggi pada setiap pertandingannya.
Suami dari [[Hj. Nina Yaroh]] dan ayah dari Natassia Octaviani Sugiarto, [[Tommy Sugiarto]], dan Jauza Fadhilla Sugiarto ini seakan tak dapat dipisahkan dari bulu tangkis. Kendati kariernya menjadi atlet bulu tangkis telah selesai, tetapi dia tetap berjuang dengan segala cara untuk meningkatkan permainan atlet-atlet bulu tangkis Indonesia agar selalu dapat menorehkan prestasi tertinggi pada setiap pertandingannya.

== Kiprah paska keatletan ==

Kendati Icuk Sugiarto telah menggantungkan raketnya pada tahun 1989, tetapi sang [[Juara Dunia tahun 1983]] ini seakan tak mau melupakan bidang yang telah membesarkan namanya. Merasa memiliki tanggung jawab untuk memajukan dunia dunia bulu tangkis dalam negeri agar tak pernah kalah dengan negara-negara lain, Icuk pun masih tetap meluangkan waktunya untuk berkiprah dalam dunia bulu tangkis walau saat ini berada di balik layar.

Saat ini ia tercatat sebagai pelatih di [[PB Pelita Bakrie]]. Kerja kerasnya telah membuahkan hasil dengan mencetak atlet-atlet muda handal semisal [[Candra Wijaya]], [[Nova Widianto]], [[Markis Kido]], [[Vita Marissa]], [[Toni Gunawan]]. Tak berhenti sampai disitu, segudang kegiatan yang terkait dengan bulu tangkis pun dilakoninya. Pada saat Icuk menjabat sebagai [[Ketua Pengurus Daerah DKI Jakarta]] juga salah satu [[Pengurus PB PBSI]] dan tak hanya itu, dia pun dipercaya oleh [[Menegpora]] [[Adhyaksa Dault]] untuk menjabat posisi [[Staf Ahli Menegpora]] untuk periode tahun 2004 hingga sekarang.

Sebagai mantan atlet, tak aneh rasanya jika dia sangat mengerti kebutuhan para [[atlet bulu tangkis]]. Dimulai dari sarana dan prasarana hingga program pelatihan yang diharapkan merata dari pusat hingga daerah. Ia berpendapat jika bibit-bibit unggul tidaklah harus berasal dari pusat, namun juga dapat digali di daerah-daerah, oleh karena itu pelakuan atlet baik yang berada di pusat maupun di daerah haruslah sama.

Tidak hanya atlet saja yang menjadi perhatiannya, tetapi juga basib para mantan atlet yang telah berjasa mengharumkan nama bangsa baik pada kancah nasional maupun internasional. Masalah-masalah yang terkait dengan keadaan ekonomi dan status kewarganegaraan mantan atlet (dan atlet saat ini) juga tak luput dari perhatiannya. Keinginannya saat ini adalah lebih meningkatkan prestasi [[bulu tangkis]] [[Indonesia]] di kancah internasional yang sempat selama beberapa tahun ini mati suri dengan membangun [[struktur organisasi]] yang kuat pada tubuh [[PBSI]].

{|class="wikitable"
|-
! Tahun
! Jabatan
|-
|1989 – Sekarang
|Ketua Umum PB. Pelita Bakrie.
|-
|1997 – 2001
|Direktur Pemandu Bakat PB. PBSI
|-
|1996-1999 & 1999-2002
|Ketua Umum Pengcab PBSI Jakarta Barat.
|-
|2002-2006 & 2006-2010
|Ketua Umum Pengda PBSI DKI Jakarta.
|-
|1994 – Sekarang
|Ketua Dewan Pimpinan Pusat Generasi Muda Kosgoro.
|-
|1994 – 1999
|Ketua Dewan Pimpinan Pusat [[Komite Nasional Pemuda Indonesia|KNPI]].
|-
|2000 – 2004
|Ketua Dewan Pimpinan Pusat Garda Muda Merah Putih.
|-
|2005 - 2008
|Anggota Majelis Pemuda Indonesia DPP KNPI
|-
|1998
|Caleg DPR RI.
|-
|2004 – 2005
|Ketua Bidang Pembinaan Prestasi & Pelatnas PB. PBSI.
|-
|2007 – 2011
|Ketua Umum Pengurus Pusat IANI (Ikatan Atlet Nasional Indonesia).
|-
|2004 – Sekarang
|Staf Khusus MENPORA R.I.
|-
|2005 - Sekarang
|Komisaris Utama PT. Cipta Langit Biru
|-
|2005 – Sekarang
|Penasehat BPPOP (Badan Pusat Penyelenggara Olahraga Profesional)
|-
|2007- 2012
|Ketua Departemen Olahraga DPP Partai Persatuan Pembangunan
|-
|2006- Sekarang
|Tim Ahli Lembaga Anti Doping Indonesia.
|-
|2007-2011
|Ketua bidang dana PERTINA
|-
|2007 - Sekarang
|Ketua Umum Yayasan Peduli Atlet Indonesia/YPAI
|}


== Karier ==
== Karier ==

Revisi per 17 April 2024 20.03

Icuk Sugiarto
Informasi pribadi
KebangsaanIndonesia
Lahir4 Oktober 1962 (umur 61)
Surakarta, Jawa Tengah
Tinggi173 cm (5 ft 8 in)
Berat70 kg (154 pon)
PeganganKanan
Rekor bertandingTunggal Putra

Icuk Sugiarto (lahir 4 Oktober 1962) adalah juara dunia bulu tangkis tahun 1983, yang juga adalah legenda tunggal putra bulu tangkis Indonesia bersama Liem Swie King, Lius Pongoh, Hastomo Arbi, Kartono, dll serta pahlawan bulu tangkis Indonesia pada era 1980-an bersama pemain - pemain bulu tangkis Indonesia yang lainnya. Ia pernah menjadi salah satu staf ahli Menpora pada era SBY-JK (Menpora Adhyaksa Dault).

Icuk dikenal sebagai atlet bulu tangkis yang kerap menjuarai pertandingan baik di dalam maupun luar negeri. Kiprahnya dalam dunia bulu tangkis memuncak pada saat dia memenangkan kejuaraan bulu tangkis tingkat dunia yang telah memberikannya gelar Juara Dunia pada tahun 1983. Teknik-teknik tajam yang dahulu digunakannya pada setiap pertandingan seakan melegenda. Bahkan hingga kini, di usianya yang ke 46, ia masih belum kehilangan kelihaiannya dalam bemain bulu tangkis. Hal ini dibuktikan dengan kepiawaiannya melatih anak didiknya di klub PB Pelita Bakrie.

Suami dari Hj. Nina Yaroh dan ayah dari Natassia Octaviani Sugiarto, Tommy Sugiarto, dan Jauza Fadhilla Sugiarto ini seakan tak dapat dipisahkan dari bulu tangkis. Kendati kariernya menjadi atlet bulu tangkis telah selesai, tetapi dia tetap berjuang dengan segala cara untuk meningkatkan permainan atlet-atlet bulu tangkis Indonesia agar selalu dapat menorehkan prestasi tertinggi pada setiap pertandingannya.

Karier

Largely a speed and power player, Sugiarto won the gold medal at the 1983 IBF World Championships, upsetting fellow countryman Liem Swie King in the final, and the bronze medal at the 1987 and 1989 IBF World Championships. He captured singles titles at the Indonesia (1982, 1986, 1988), Malaysia (1984), Thailand (1984, 1985), French (1988), and Hong Kong (1988) Opens; at the Badminton World Cup (1985, 1986); and at the SEA Games (three consecutive times) in 1985, 1987, and 1989. At nineteen, he shared the 1982 Asian Games men's doubles title with doubles maestro Christian Hadinata. Sugiarto was a member of Indonesia's world champion Thomas Cup (men's international) team of 1984.[1]

Icuk is well known for his rally game, with accurate lobs and dropshots that unsettling and quite exhausting for his opponents, relying on his over average fitness and defense.

Kehidupan pribadi

He's married Nina Yaroh in 1983 and they have three children, Natassia Octaviani (1984), Tommy (1988), and Jauza (1999). Tommy and Jauza are also badminton players, while Jauza is still in junior, Tommy now is an elite men's singles player.

Prestasi

Olimpiade (eksibisi)

Men's singles

Year Venue Opponent Score Result Ref
1988 Seoul National University Gymnasium, Seoul, South Korea Tiongkok Yang Yang 4–15, 10–15 Silver [2][3]

World Championships

Men's singles

Year Venue Opponent Score Result Ref
1983 Brøndbyhallen, Copenhagen, Denmark Indonesia Liem Swie King 15–8, 12–15, 17–16 Gold Gold [4]
1987 Capital Indoor Stadium, Beijing, China Tiongkok Yang Yang 11–15, 5–15 Bronze Bronze [4]
1989 Senayan Sports Complex, Jakarta, Indonesia Tiongkok Yang Yang 15–13, 7–15, 9–15 Bronze Bronze [4]

World Cup

Men's singles

Year Venue Opponent Score Result Ref
1983 Stadium Negara, Kuala Lumpur, Malaysia Tiongkok Han Jian 6–15, 5–15 Bronze Bronze [5]
1985 Senayan Sports Complex, Jakarta, Indonesia Denmark Morten Frost 15–11, 8–15, 15–4 Gold Gold [6]
1986 Senayan Sports Complex, Jakarta, Indonesia Denmark Morten Frost 5–15, 15–6, 15–11 Gold Gold [7]

Asian Games

Men's doubles

Year Venue Partner Opponent Score Result Ref
1982 Indraprastha Indoor Stadium,
New Delhi, India
Indonesia Christian Hadinata Tiongkok Luan Jin
Tiongkok Lin Jiangli
15–6, 15–8 Gold Gold [8]

Mixed doubles

Year Venue Partner Opponent Score Result Ref
1982 Indraprastha Indoor Stadium,
New Delhi, India
Indonesia Ruth Damayanti Indonesia Christian Hadinata
Indonesia Ivana Lie
15–3, 8–15, 10–15 Silver Silver [8]

SEA Games

Men's singles

Year Venue Opponent Score Result Ref
1985 Chulalongkorn University Indoor Stadium, Bangkok, Thailand Indonesia Eddy Kurniawan 15–9, 15–6 Gold Gold [9]
1987 Kuningan Hall, Jakarta, Indonesia Indonesia Eddy Kurniawan 15–13, 0–15, 15–9 Gold Gold [10]
1989 Stadium Negara, Kuala Lumpur, Malaysia Indonesia Eddy Kurniawan 15–7, 15–10 Gold Gold [11]

International Open Tournaments (12 titles, 7 runners-up)

The World Badminton Grand Prix has been sanctioned by the International Badminton Federation from 1983 to 2006.

Men's singles

Year Tournament Opponent Score Result Ref
1982 Indonesia Open Indonesia Lius Pongoh 15–9, 15–8 1 Winner [12]
1982 Swedish Open Malaysia Misbun Sidek 15–9, 14–18, 13–15 2 Runner-up [13]
1983 Chinese Taipei Open India Prakash Padukone 15–10, 15–8 1 Winner [14]
1983 English Masters Denmark Jens Peter Nierhoff 7–15, 12–15 2 Runner-up [15]
1983 Holland Masters Indonesia Hastomo Arbi 15–11, 15–6 1 Winner [16]
1984 Thailand Open India Prakash Padukone 13–15, 15–5, 15–4 1 Winner [17]
1984 Malaysia Open Denmark Morten Frost 15–9, 15–4 1 Winner [18]
1985 Thailand Open Tiongkok Xiong Guobao 15–6, 15–3 1 Winner [19]
1986 China Open Malaysia Misbun Sidek 15–13, 15–11 1 Winner [20]
1986 Indonesia Open Australia Sze Yu 15–6, 15–6 1 Winner [21]
1986 Hong Kong Open Tiongkok Yang Yang 15–6, 8–15, 6–15 2 Runner-up [22]
1986 Chinese Taipei Open Australia Sze Yu 15–4, 14–17, 5–15 2 Runner-up [23]
1987 All England Open Denmark Morten Frost 10–15, 0–15 2 Runner-up [24]
1987 Scandinavian Open Tiongkok Yang Yang Walkover 2 Runner-up [25]
1988 Indonesia Open Indonesia Lius Pongoh 15–6, 15–4 1 Winner [26]
1988 Chinese Taipei Open Indonesia Lius Pongoh 15–8, 15–11 1 Winner [27]
1988 French Open Denmark Morten Frost 15–10, 6–15, 15–2 1 Winner [28]
1988 Hong Kong Open Tiongkok Yang Yang 7–15, 15–1, 15–11 1 Winner [29]
1988 Dutch Open Denmark Jens Peter Nierhoff 11–15, 15–9, 4–15 2 Runner-up [30]
  IBF Grand Prix tournament

Referensi

  1. ^ Sardi, Caesar (24 February 2014). "Nostalgia Piala Thomas 1984 Di Kuala Lumpur". Juara.net. Diakses tanggal 16 April 2024. 
  2. ^ "Reports" (dalam bahasa Inggris). la84foundation.org. Diakses tanggal 8 April 2024. 
  3. ^ "Yang Yang up but Aiping down". The Straits Times. 20 September 1988. hlm. 37. Diakses tanggal 16 April 2024. 
  4. ^ a b c "Weltmeisterschaften im Herreneinzel" (dalam bahasa Jerman). badminton.de. Diakses tanggal 3 April 2024. 
  5. ^ "All The Results". The Straits Times. 21 August 1983. hlm. 32. Diakses tanggal 3 April 2024. 
  6. ^ "World Cup Jakarta 1985" (dalam bahasa Inggris). tangkis.tripod.com. 14 December 2006. Diakses tanggal 3 April 2024. 
  7. ^ "Gutsy Icuk subdues Frost in rubber". The Straits Times. 10 November 1986. hlm. 23. Diakses tanggal 3 April 2024. 
  8. ^ a b "Delhi Details". The Straits Times. 4 December 1982. hlm. 23. Diakses tanggal 3 April 2024. 
  9. ^ "Razif Jailani tewaskan beregu utama Indonesia". Berita Harian. 17 December 1985. hlm. 23. Diakses tanggal 5 April 2024. 
  10. ^ Final results
  11. ^ "Indonesians' party". The Straits Times. 31 August 1989. hlm. 29. Diakses tanggal 9 June 2021 – via NewspaperSG. 
  12. ^ "Icuk sugiarto dari solo". Tempo. 28 August 1982. Diakses tanggal 5 April 2024. 
  13. ^ "Asiaterne dominerede ved Swedish Open" (PDF). badmintonmuseet.dk (dalam bahasa Dansk). April 1982. hlm. 6. 
  14. ^ "Sugiarto tastes sweet success". Straits Times. 18 January 1983. hlm. 37. Diakses tanggal 16 April 2024. 
  15. ^ "Icuk johan dunia kecundang lagi". Berita Harian. 17 October 1983. hlm. 7. Diakses tanggal 16 April 2024. 
  16. ^ "Icuk tunjuk cemerlang sebagai juara". Berita Harian. 25 October 1983. hlm. 7. Diakses tanggal 16 April 2024. 
  17. ^ "Timesport". The Straits Times. 10 July 1984. hlm. 2. Diakses tanggal 16 April 2024. 
  18. ^ "Icuk johan Malaysia". Berita Harian. 16 July 1984. hlm. 7. Diakses tanggal 16 April 2024. 
  19. ^ "No sweat for 'The Iceman'". The Straits Times. 14 July 1985. hlm. 24. Diakses tanggal 16 April 2024. 
  20. ^ "china open's winner" (dalam bahasa Inggris). Badminton Central. 31 October 2004. Diakses tanggal 16 April 2024. 
  21. ^ "Icuk wins in style". Straits Times. 22 July 1986. hlm. 23. Diakses tanggal 16 April 2024. 
  22. ^ "Yang Yang reigns in Hongkong". Straits Times. 26 May 1986. hlm. 23. Diakses tanggal 16 April 2024. 
  23. ^ "Sze Yu kalahkan Icuk". Berita Harian. 21 January 1986. hlm. 7. Diakses tanggal 16 April 2024. 
  24. ^ "Danish aces win All-England singles". The Straits Times. 16 March 1987. hlm. 1. Diakses tanggal 16 April 2024. 
  25. ^ "Chinese sweep four titles". The Straits Times. 10 March 1987. hlm. 9. Diakses tanggal 10 April 2024 – via NewspaperSG. 
  26. ^ "Icuk, Lingwei juara Indonesia Open". Berita Harian. 26 July 1988. hlm. 9. Diakses tanggal 27 October 2020 – via NewspaperSG. 
  27. ^ "LATEST". The Straits Times. 18 January 1988. hlm. 26. Diakses tanggal 16 April 2024. 
  28. ^ "Icuk kalahkan Frost". Berita Harian. 29 March 1988. hlm. 7. Diakses tanggal 16 April 2024. 
  29. ^ "Olahraga, edisi : Edisi 1988-10-08". Tempo. 27 August 1988. Diakses tanggal 5 April 2024. 
  30. ^ "Icuk bows to Nierhoff". The Straits Times. 11 October 1988. hlm. 30. Diakses tanggal 16 April 2024. 

Tautan Eksternal

Pranala luar