Lompat ke isi

Banteng Betawi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Danang Efendi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Danang Efendi (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
Baris 46: Baris 46:


== Pemeran ==
== Pemeran ==
* Dicky Zulkarnaen - Pitung
* [[Dicky Zulkarnaen]] sebagai Pitung
* Paula Rumokoy - Aisyah
* [[Paula Rumokoy]] sebagai Aisyah
* Benyamin S. - Bang Miun
* [[Benyamin Sueb|Benyamin S.]] sebagai Bang Miun
* Masjur Sjah - Demang Meester
* [[Mansyur Syah|Masjur Sjah]] sebagai Demang Meester
* A. Hamid Arief - Heyne Scoot
* [[A. Hamid Arief]] sebagai Heyne Scoot
* WD Mochtar - Dadap
* [[W.D. Mochtar]] sebagai Dadap
* Jeffry Sani - Japat
* Jeffry Sani sebagai Japat


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi terkini sejak 28 April 2024 10.10

Banteng Betawi
SutradaraNawi Ismail
ProduserMalidar Hadiyuwono
Ditulis olehLukman Karmani
Pemeran
Penata musikIdris Sardi
SinematograferKasiyo
PenyuntingNawi Ismail
DistributorDewi Film P.T.
Tanggal rilis
Mei 1971
NegaraIndonesia

Banteng Betawi adalah film Indonesia dirilis tahun 1971 yang disutradarai oleh Nawi Ismail serta dibintangi oleh Dicky Zulkarnaen dan Paula Rumokoy.

Si Pitung (Dicky Zulkarnaen) bersama Aisah (Paula Rumokoy), pacarnya, bersembunyi di rumah Bang Miun (Benyamin S.). Ia berhasil kawin. Berita ini didengar Demang Meester (Mansjur Sjah), yang ingin memperistri Aisah, dan Heyne Scott (A. Hamid Arief), opsir Belanda. Rumah orang tua Aisah diancam dibeslah oleh Demang Meester, karena ia sudah memberi panjar pada orang tua Aisah untuk biaya perkawinannya. Pencarian terhadap Aisah dilakukan dan berhasil berkat anak buah Demang, Dadap (WD Mochtar) dan Japat (Jeffry Sani), yang juga melakukan perampokan atas nama Pitung. Pitung sendiri repot, karena harus pula membasmi perampok yang mengatasnamakan dirinya. Aisah berhasil disekap di rumah istri muda Dadap dan ayahnya dibunuh. Setelah digagahi Demang, Aisah gantung diri. Pitung makin kalap dan merajalela tanpa bisa dicegah, sampai ada orang yang memberi tahun nahasnya Pitung, yaitu antara lohor dan magrib, jimatnya harus dicuri, dan ditembak dengan peluru emas. Yang memberi tahu syarat itu adalah Somad, orang seperguruan Hj. Naipin. Syarat ini dipenuhi Heyne dan berhasil. Pitung sempat mencoba melawan, tetapi perlawanannya berakhir ketika Heyne menembakkan peluru emasnya. Ia pun roboh seketika. Sebelum meninggal ia sempat meminta minum tuak untuk terakhir kali dan Pitung pun meninggal. Meninggal dipangkuan Heyne yang kemudian memberi hormat saat Pitung meninggal.[1]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Banteng Betawi[pranala nonaktif permanen], diakses pada 7 Maret 2011

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]