Lompat ke isi

Damus Manegeng Frans: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
PeragaSetia (bicara | kontrib)
←Membuat halaman berisi '{{Infobox officeholder | name = Damus Manegeng Frans | office = Bupati Bulungan | order = ke-2 | predecessor = Andi Tjatjo | successor = E.M. Djakaria | party = {{parpolicon| Parkindo}} | birth_date = | birth_place = | death_date = | death_place = | image = | termstart = 1963 | termend = 1964 | profession...'
 
PeragaSetia (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 27: Baris 27:
'''Damus Manegeng Frans''' atau '''Damus Frans''' merupakan mantan [[Daftar Bupati Bulungan|Bupati Bulungan]] yang kedua. Dia beretnis [[Suku Minahasa|Minahasa]].{{sfn|Magenda|2010|p=80}} Semasa [[Revolusi Nasional Indonesia|Perang Kemerdekaan]], Damus bergabung dengan [[Ikatan Nasional Indonesia]] (INI) dan duduk di Dewan [[Negara Kalimantan Timur|Kalimantan Timur]].{{sfn|Ars dkk.|1986|p=32}} Saat INI bergabung dengan [[Partai Nasional Indonesia|PNI]] pada tahun 1950, Damus tidak ikut pindah ke partai tersebut.
'''Damus Manegeng Frans''' atau '''Damus Frans''' merupakan mantan [[Daftar Bupati Bulungan|Bupati Bulungan]] yang kedua. Dia beretnis [[Suku Minahasa|Minahasa]].{{sfn|Magenda|2010|p=80}} Semasa [[Revolusi Nasional Indonesia|Perang Kemerdekaan]], Damus bergabung dengan [[Ikatan Nasional Indonesia]] (INI) dan duduk di Dewan [[Negara Kalimantan Timur|Kalimantan Timur]].{{sfn|Ars dkk.|1986|p=32}} Saat INI bergabung dengan [[Partai Nasional Indonesia|PNI]] pada tahun 1950, Damus tidak ikut pindah ke partai tersebut.


Frans kemudian bergabung dengan [[Partai Kristen Indonesia]] (Parkindo) dan menjadi satu-satunya calon legislatif lokal di [[Kalimantan Timur]] dari partai tersebut pada [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1955|Pemilihan Umum 1955]].{{sfn|Magenda|2010|p=80}}{{sfn|Kementerian Penerangan|1955|p=164}} Pada tahun 1963, Damus kemudian diangkat menjadi Bupati Bulungan untuk menggantikan Andi Tjatjo. Saat menjabat sebagai bupati, Damus menghibahkan sebidang tanah di [[Gunung Seriang, Tanjung Selor, Bulungan|Gunung Seriang]] untuk pembangunan asrama [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat|TNI AD]].<ref>{{Cite news|date=2022-07-25|title=Sengketa Tanah Gunung Seriang, Milik Warga Atau TNI AD?|url=https://narahubung.id/2022/07/25/sengketa-tanah-gunung-seriang-milik-warga-atau-tni-ad/|work=Narahubung.id|access-date=5 April 2024}}</ref> Rumah kediamannya selama menjadi Bupati Bulungan kini dalam keadaan memprihatinkan.<ref>{{Cite news|last=Zulkarnaen|first=Iskandar|date=2018-10-14|title=Saksi bisu yang terabaikan di hari jadi Bulungan|url=https://www.antaranews.com/berita/758380/saksi-bisu-yang-terabaikan-di-hari-jadi-bulungan|work=Antara|access-date=5 Mei 2024}}</ref> Damus kemudian digantikan oleh [[Encik Mas Djakaria]] Gelar Mas Trunodjojo sebagai Bupati Bulungan.
Frans kemudian bergabung dengan [[Partai Kristen Indonesia]] (Parkindo) dan menjadi satu-satunya calon legislatif lokal di [[Kalimantan Timur]] dari partai tersebut pada [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1955|Pemilihan Umum 1955]].{{sfn|Magenda|2010|p=80}}{{sfn|Kementerian Penerangan|1955|p=164}} Pada tahun 1963, Damus kemudian diangkat menjadi Bupati Bulungan untuk menggantikan [[Andi Tjatjo]]. Saat menjabat sebagai bupati, Damus menghibahkan sebidang tanah di [[Gunung Seriang, Tanjung Selor, Bulungan|Gunung Seriang]] untuk pembangunan asrama [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat|TNI AD]].<ref>{{Cite news|date=2022-07-25|title=Sengketa Tanah Gunung Seriang, Milik Warga Atau TNI AD?|url=https://narahubung.id/2022/07/25/sengketa-tanah-gunung-seriang-milik-warga-atau-tni-ad/|work=Narahubung.id|access-date=5 April 2024}}</ref> Rumah kediamannya selama menjadi Bupati Bulungan kini dalam keadaan memprihatinkan.<ref>{{Cite news|last=Zulkarnaen|first=Iskandar|date=2018-10-14|title=Saksi bisu yang terabaikan di hari jadi Bulungan|url=https://www.antaranews.com/berita/758380/saksi-bisu-yang-terabaikan-di-hari-jadi-bulungan|work=Antara|access-date=5 Mei 2024}}</ref> Damus kemudian digantikan oleh [[Encik Mas Djakaria]] Gelar Mas Trunodjojo sebagai Bupati Bulungan.


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 5 Mei 2024 06.35

Damus Manegeng Frans
Bupati Bulungan ke-2
Masa jabatan
1963–1964
PresidenSukarno
GubernurAbdoel Moeis Hassan
Sebelum
Pendahulu
Andi Tjatjo
Pengganti
E.M. Djakaria
Sebelum
Informasi pribadi
Partai politikParkindo
Afiliasi politik
lainnya
INI (hingga 1950)
ProfesiPolitisi
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Damus Manegeng Frans atau Damus Frans merupakan mantan Bupati Bulungan yang kedua. Dia beretnis Minahasa.[1] Semasa Perang Kemerdekaan, Damus bergabung dengan Ikatan Nasional Indonesia (INI) dan duduk di Dewan Kalimantan Timur.[2] Saat INI bergabung dengan PNI pada tahun 1950, Damus tidak ikut pindah ke partai tersebut.

Frans kemudian bergabung dengan Partai Kristen Indonesia (Parkindo) dan menjadi satu-satunya calon legislatif lokal di Kalimantan Timur dari partai tersebut pada Pemilihan Umum 1955.[1][3] Pada tahun 1963, Damus kemudian diangkat menjadi Bupati Bulungan untuk menggantikan Andi Tjatjo. Saat menjabat sebagai bupati, Damus menghibahkan sebidang tanah di Gunung Seriang untuk pembangunan asrama TNI AD.[4] Rumah kediamannya selama menjadi Bupati Bulungan kini dalam keadaan memprihatinkan.[5] Damus kemudian digantikan oleh Encik Mas Djakaria Gelar Mas Trunodjojo sebagai Bupati Bulungan.

Referensi

  1. ^ a b Magenda 2010, hlm. 80.
  2. ^ Ars dkk. 1986, hlm. 32.
  3. ^ Kementerian Penerangan 1955, hlm. 164.
  4. ^ "Sengketa Tanah Gunung Seriang, Milik Warga Atau TNI AD?". Narahubung.id. 2022-07-25. Diakses tanggal 5 April 2024. 
  5. ^ Zulkarnaen, Iskandar (2018-10-14). "Saksi bisu yang terabaikan di hari jadi Bulungan". Antara. Diakses tanggal 5 Mei 2024. 

Daftar pustaka

Jabatan politik
Didahului oleh:
Andi Tjatjo
Bupati Bulungan
1963–1964
Diteruskan oleh:
E.M. Djakaria