Lompat ke isi

Fatayat Nahdlatul Ulama: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Menghapus Logo_Fatayat_NU.jpg karena telah dihapus dari Commons oleh Yann; alasan: per c:COM:NETCOPYVIO.
menambah logo
 
Baris 3: Baris 3:
| formation = {{start date and age|1950|04|24}}
| formation = {{start date and age|1950|04|24}}
| full_name = Fatayat Nahdlatul Ulama
| full_name = Fatayat Nahdlatul Ulama
| logo =
| logo = [[Berkas:Logo Fatayat NU.png|180px]]
| founder = Chuzaimah Mansur [[Gresik]]
| founder = Chuzaimah Mansur [[Gresik]]
Aminah Mansur [[Sidoarjo]]
Aminah Mansur [[Sidoarjo]]

Revisi terkini sejak 11 Mei 2024 15.41

Fatayat NU
Fatayat Nahdlatul Ulama
Tanggal pendirian24 April 1950; 74 tahun lalu (1950-04-24)
PendiriChuzaimah Mansur Gresik

Aminah Mansur Sidoarjo

Murthosiyah Surabaya
Didirikan diSurabaya
Bahasa resmi
Indonesia
Ketua Umum
Margaret Aliyatul Maimunah
AfiliasiNahdlatul Ulama
Situs webhttps://www.fatayatnu.or.id

Fatayat NU adalah salah satu badan otonom dari Nahdlatul Ulama (NU). Fatayat dibentuk untuk kalangan perempuan muda yang didirikan pada 7 Rajab 1369 H/24 April 1950 M di Surabaya.[1]

Fatayat NU didirikan di Surabaya pada 7 Rajab 1369 atau 24 April 1950. Masa perintisan Fatayat dimulai ketika penyelenggaraan Muktamar Ke-15 NU di Surabaya pada 1940.[2] Saat itu, sebagaimana yang tertulis di dalam Ensiklopedia NU, sejumlah pelajar putri Madrasah Tsanawiyah (MTs) NU Surabaya bergabung dalam kepanitiaan acara Muktamar Ke-15 NU bersama para perempuan dari NU Muslimat atau NUM.

Keterlibatan para perempuan NU terus berlangsung dalam muktamar-muktamar berikutnya, tetapi baru sekadar dalam kepanitiaan. Kelompok itu menyebut dirinya sebagai Putri NUM, Pemudi NUM, dan Fatayat. Kepengurusan NU pada 1946 sudah memasukkan perempuan-perempuan muda sebagai pengurus. Perempuan-perempuan muda tersebut yang menjadi sumber daya manusia (SDM) ketika Fatayat NU didirikan.

Organisasi Fatayat NU dirintis oleh Chuzaimah Mansur (Gresik), Aminah Mansur (Sidoarjo), dan Murthosiyah (Surabaya). Mereka dikenal sebagai ‘Tiga Serangkai’ Pendiri Fatayat NU.

Ketiga perempuan itu telah melakukan koordinasi dan konsolidasi pemudi-pemudi NU pada sekitar tahun 1948. Nama lain yang ikut merintis dan mendirikan Fatayat NU adalah Nihayah Bakri, Maryam Thoha, dan Asnawiyah. Pada masa-masa awal perintisan ini, tenaga dan pikiran yang harus dikerahkan para pendiri organisasi sangat luar biasa.

Fatayat NU berjuang meyakinkan organisasi induknya yakni NU, tentang perlunya dibentuk wadah perempuan dalam organisasi ini. Selanjutnya, upaya yang dilakukan itu mendapatkan dukungan dari Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Mochammad Dahlan dengan membentuk Pengurus Pusat Puteri NUM yang diberi nama Dewan Pimpinan Fatayat NU pada 26 Rabiul Akhir 1369/14 Februari 1950.[3]

Kemudian pada Muktamar Ke-18 NU pada 20 April-3 Mei 1950 di Jakarta, Fatayat NU disahkan sebagai salah satu badan otonom NU. Namun berdasarkan proses yang berlangsung selama perintisan hingga ditetapkan, Fatayat NU menetapkan bahwa disetujui di Surabaya pada 24 April 1950/7 Rajab 1369 H.[4]

Setelah resmi menjadi badan otonom, para pimpinan Fatayat NU segera merekrut anggota yang dimulai dari orang-orang terdekat dan di sekitar wilayahnya. Inilah yang menjadi embrio terbentuknya cabang-cabang, ranting, dan wilayah.

Ketua umum

[sunting | sunting sumber]

Berikut daftar ketua umum Fatayat NU dari masa ke masa:[1]

  1. Murtasiyah, Chuzaimah Mansur, dan Aminah Mansur (1950-1952)[5]
  2. Nihayah Bakri (1952-1956)
  3. Hj Aisyah Dahlan (1956-1959)
  4. Nihayah Maksum (1959-1962)
  5. Hj Malichah Agus Salim (1962-1979)
  6. Hj Mahfudhoh Aly Ubaid (1979-1989)
  7. Hj Sri Mulyati Asrori (1989-2000)
  8. Hj Maria Ulfah Anshor (2000-2010)[6]
  9. Hj Ida Fauziyah (2010-2015)[7][8]
  10. Anggia Ermarini (2015-2022)[9]
  11. Margaret Aliyatul Maimunah (2022 - sekarang)[10]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b "Fatayat NU Berdiri Berkat Kegigihan Perempuan 'Tiga Serangkai'". nu.or.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-22. Diakses tanggal 2023-01-22. 
  2. ^ "Sejarah Fatayat NU" (PDF). silemlit21.unila.ac.id. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2023-01-22. Diakses tanggal 2023-01-22. 
  3. ^ blokBojonegoro.com. "Berdirinya Fatayat NU, Buah Kesadaran dari Pentingnya Gerakan Perempuan". blokbojonegoro.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-22. Diakses tanggal 2023-01-22. 
  4. ^ "Sejarah Fatayat NU". opac.perpusnas.go.id. 
  5. ^ "Fatayat NU: Perempuan Berperan Penting Jaga Keutuhan Bangsa". Republika Online. 2016-04-21. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-22. Diakses tanggal 2023-01-22. 
  6. ^ "Profil Kandidat Ketua Umum Fatayat: Maria Ulfa Anshor". nu.or.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-22. Diakses tanggal 2023-01-22. 
  7. ^ antaranews.com (2010-07-05). "Ida Fauziyah Pimpin Fatayat NU". Antara News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-22. Diakses tanggal 2023-01-22. 
  8. ^ "Mengenal Siapa Ida Fauziyah". VOI - Waktunya Merevolusi Pemberitaan. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-18. Diakses tanggal 2023-01-22. 
  9. ^ "Aklamasi, Anggia Ermarini Ketua Umum Baru Fatayat NU". nu.or.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-22. Diakses tanggal 2023-01-22. 
  10. ^ Andryanto, S. Dian (2022-07-22). "Terpilih Sebagai Ketua Umum Fatayat NU, Ini Profil Margaret Aliyatul Maimunah". Tempo (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-22. Diakses tanggal 2023-01-22.