Lompat ke isi

Bintaran (Kota Yogyakarta): Perbedaan antara revisi

Koordinat: 7°48′18″S 110°22′36″E / 7.80500°S 110.37667°E / -7.80500; 110.37667
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ~cite
Jeng Wiki (bicara | kontrib)
Nama Pangeran Haryo Bintoro yang betul dari Sri Sultan HB VII, hal tersebut dibuktikan kawasan bintaran baru muncul di peta kota Jogjakarta kedua yang merupakan masa Sri Sultan HB VII
 
Baris 4: Baris 4:


== Etimologi ==
== Etimologi ==
Nama Bintaran diambil dari nama salah satu pangeran dari [[Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat]] yakni Bendara Pangeran Harya Bintara, putra ke-61 Sultan [[Hamengkubuwana II]] dari selir BMAy. Sasmitawati. Ia tinggal di sekitar wilayah tersebut, sehingga nama kampung tempat ia tinggal pun dinamai Bintaran, dan rumah tempat tinggalnya bernama Ndalem Bintaran.<ref>Sulistyowati, Nur Aini dan Priyatmoko, Heri. 2019. ''Toponim Kota Yogyakarta''. Jakarta: Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan
Nama Bintaran diambil dari nama salah satu pangeran dari [[Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat]] yakni Bendara Pangeran Harya Bintara, putra ke-2 Sultan [[Hamengkubuwana VII]] dari selirnya. Ia tinggal di sekitar wilayah tersebut, sehingga nama kampung tempat ia tinggal pun dinamai Bintaran, dan rumah tempat tinggalnya bernama Ndalem Bintaran.<ref>Sulistyowati, Nur Aini dan Priyatmoko, Heri. 2019. ''Toponim Kota Yogyakarta''. Jakarta: Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.</ref>
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.</ref>


Baris 10: Baris 10:
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De wijk Bintaran bij Djokjakarta. TMnr 60004739.jpg|jmpl|300px|Bintaran pada tahun 1890]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De wijk Bintaran bij Djokjakarta. TMnr 60004739.jpg|jmpl|300px|Bintaran pada tahun 1890]]


Keberadaan kawasan Bintaran telah ada sejak masa pemerintahan Sultan [[Hamengkubuwana II]], mengingat kawasan ini merupakan tempat tinggal dari Pangeran Bintara, anak Sultan ke-61.
Keberadaan kawasan Bintaran telah ada sejak masa pemerintahan Sultan [[Hamengkubuwana VII]], mengingat kawasan ini merupakan tempat tinggal dari Pangeran Bintara, anak Sultan ke-22.


Kawasan ini mulai berkembang setelah [[Perang Jawa]], dimana terjadi peningkatan jumlah penduduk orang eropa secara signifikan setelah terjadinya perang tersebut. Sedangkan kondisi perkampungan orang eropa di loji kecil dan loji ''gedhe'' (kawasan [[Benteng Vredeburg]] sekarang) tidak memungkinkan untuk memuat lebih banyak orang eropa disitu. Alhasil, pemerintah [[Hindia Belanda]] menyediakan wilayah bagi orang-orang Eropa di sisi timur benteng, untuk dijadikan kawasan tempat tinggal. Kali ini, Bintaran dipilih menjadi kawasan pengembangan tempat tinggal tersebut.<ref name=sejarah>{{Cite web|last=|first=|date=|title=Mengenal Lebih Dekat Kampung Bintaran di Jogja|url=https://www.klaverstory.com/2022/07/sejarah-kampung-bintaran-jogja.html?m=1|website=klaverstory.com|language=id|access-date=2023-03-25}}</ref>
Kawasan ini mulai berkembang setelah [[Perang Jawa]], dimana terjadi peningkatan jumlah penduduk orang eropa secara signifikan setelah terjadinya perang tersebut. Sedangkan kondisi perkampungan orang eropa di loji kecil dan loji ''gedhe'' (kawasan [[Benteng Vredeburg]] sekarang) tidak memungkinkan untuk memuat lebih banyak orang eropa disitu. Alhasil, pemerintah [[Hindia Belanda]] menyediakan wilayah bagi orang-orang Eropa di sisi timur benteng, untuk dijadikan kawasan tempat tinggal. Kali ini, Bintaran dipilih menjadi kawasan pengembangan tempat tinggal tersebut.<ref name=sejarah>{{Cite web|last=|first=|date=|title=Mengenal Lebih Dekat Kampung Bintaran di Jogja|url=https://www.klaverstory.com/2022/07/sejarah-kampung-bintaran-jogja.html?m=1|website=klaverstory.com|language=id|access-date=2023-03-25}}</ref>
Baris 17: Baris 17:


Setidaknya Bintaran menjadi kawasan andalan tempat tinggal orang eropa hingga awal abad ke-20. Di dekade 1920 hingga 1930, kawasan ini terbilang cukup padat dan sulit untuk menampung lebih banyak rumah-rumah bagi orang eropa. Perkembangan kawasan pun berpindah dari Bintaran menuju ke [[Kotabaru, Gondokusuman, Yogyakarta|Kotabaru]] di sisi utata, sehingga perkembangan perumahan di kawasan Bintaran hanya sampai di abad ini saja.<ref name=sejarah/>
Setidaknya Bintaran menjadi kawasan andalan tempat tinggal orang eropa hingga awal abad ke-20. Di dekade 1920 hingga 1930, kawasan ini terbilang cukup padat dan sulit untuk menampung lebih banyak rumah-rumah bagi orang eropa. Perkembangan kawasan pun berpindah dari Bintaran menuju ke [[Kotabaru, Gondokusuman, Yogyakarta|Kotabaru]] di sisi utata, sehingga perkembangan perumahan di kawasan Bintaran hanya sampai di abad ini saja.<ref name=sejarah/>

Gaya arsitektur kawasan Bintaran bercorak ''Indische Empire Style yang'' merupakan perpaduan antara gaya arsitektur Perancis yang megah dengan gaya arsitektur Belanda yang disesuaikan dengan iklim tropis yang dikembangkan oleh Daendels.


== Tempat Bersejarah ==
== Tempat Bersejarah ==
Baris 24: Baris 26:
* Rumah ''Administrateur'' Kadipaten Pakualaman
* Rumah ''Administrateur'' Kadipaten Pakualaman
* Lapas Wirogunan
* Lapas Wirogunan
* Pendopo Bintoro
*


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi terkini sejak 15 Mei 2024 10.46

Gereja Katolik Santo Yoseph di Bintaran

Bintaran (bahasa Jawa: ꧋ꦧꦶꦤ꧀ꦠꦫꦤ꧀) adalah nama satu kawasan di Wirogunan, Mergangsan, Kota Yogyakarta. Meski begitu, kawasan ini adalah bagian dalam kawasan cagar budaya Pakualaman menurut Surat Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta nomor 186/KEP/2011.[1] 7°48′18″S 110°22′36″E / 7.80500°S 110.37667°E / -7.80500; 110.37667

Etimologi

[sunting | sunting sumber]

Nama Bintaran diambil dari nama salah satu pangeran dari Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yakni Bendara Pangeran Harya Bintara, putra ke-2 Sultan Hamengkubuwana VII dari selirnya. Ia tinggal di sekitar wilayah tersebut, sehingga nama kampung tempat ia tinggal pun dinamai Bintaran, dan rumah tempat tinggalnya bernama Ndalem Bintaran.[2]

Bintaran pada tahun 1890

Keberadaan kawasan Bintaran telah ada sejak masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwana VII, mengingat kawasan ini merupakan tempat tinggal dari Pangeran Bintara, anak Sultan ke-22.

Kawasan ini mulai berkembang setelah Perang Jawa, dimana terjadi peningkatan jumlah penduduk orang eropa secara signifikan setelah terjadinya perang tersebut. Sedangkan kondisi perkampungan orang eropa di loji kecil dan loji gedhe (kawasan Benteng Vredeburg sekarang) tidak memungkinkan untuk memuat lebih banyak orang eropa disitu. Alhasil, pemerintah Hindia Belanda menyediakan wilayah bagi orang-orang Eropa di sisi timur benteng, untuk dijadikan kawasan tempat tinggal. Kali ini, Bintaran dipilih menjadi kawasan pengembangan tempat tinggal tersebut.[3]

Perkembangan kawasan ini berlangsung pada dekade 1860 hingga 1890, setelah Gubernur Jenderal Hindia Belanda mengizinkan pengembangan wilayah tersebut. Orang-orang eropa diberi kebebasan untuk membangun rumah mereka sendiri. Selain itu, pemerintah Hindia Belanda juga memberikan dukungan dengan menyediakan beberapa fasilitas umum di sekitar kawasan tersebut, seperti gereja dan barak militer.[4]

Setidaknya Bintaran menjadi kawasan andalan tempat tinggal orang eropa hingga awal abad ke-20. Di dekade 1920 hingga 1930, kawasan ini terbilang cukup padat dan sulit untuk menampung lebih banyak rumah-rumah bagi orang eropa. Perkembangan kawasan pun berpindah dari Bintaran menuju ke Kotabaru di sisi utata, sehingga perkembangan perumahan di kawasan Bintaran hanya sampai di abad ini saja.[3]

Gaya arsitektur kawasan Bintaran bercorak Indische Empire Style yang merupakan perpaduan antara gaya arsitektur Perancis yang megah dengan gaya arsitektur Belanda yang disesuaikan dengan iklim tropis yang dikembangkan oleh Daendels.

Tempat Bersejarah

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Sistem Informasi Cagar Budaya". kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 2023-03-25. 
  2. ^ Sulistyowati, Nur Aini dan Priyatmoko, Heri. 2019. Toponim Kota Yogyakarta. Jakarta: Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
  3. ^ a b "Mengenal Lebih Dekat Kampung Bintaran di Jogja". klaverstory.com. Diakses tanggal 2023-03-25. 
  4. ^ "Bintaran, dari Kediaman Pangeran Bintoro ke Kawasan Indische". klaverstory.com. Diakses tanggal 2023-03-25. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]