Ikatan Penerbit Indonesia: Perbedaan antara revisi
kTidak ada ringkasan suntingan |
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext |
||
Baris 5: | Baris 5: | ||
Setelah kemerdekaan Negara Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, para pendiri negara berusaha menasionalisasikan segala perserikatan dan perusahaan asing yang ada di Indonesia. Sutan Takdir Alisjahbana, [[Muhammad Jusuf Ahmad|Mochammad Jusuf Ahmad]], dan [[Ahmad Notosoetardjo]] menngambil inisiasi untuk menyatukan para penerbit buku yang ada di Indonesia ke dalam satu perhimpunan. Oleh karenanya, dibentuklah Ikatan Penerbit Indonesia pada tanggal 17 Mei 1950. |
Setelah kemerdekaan Negara Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, para pendiri negara berusaha menasionalisasikan segala perserikatan dan perusahaan asing yang ada di Indonesia. Sutan Takdir Alisjahbana, [[Muhammad Jusuf Ahmad|Mochammad Jusuf Ahmad]], dan [[Ahmad Notosoetardjo]] menngambil inisiasi untuk menyatukan para penerbit buku yang ada di Indonesia ke dalam satu perhimpunan. Oleh karenanya, dibentuklah Ikatan Penerbit Indonesia pada tanggal 17 Mei 1950. |
||
Setelah Ikatan Penerbit Indonesia terbentuk, maka diadakan rapat untuk menentukan para pemangku jabatan. Hasil rapat menetapkan Achmad Notosoetardjo sebagai Ketua dan Sutan Takdir Alisjahbana sebagai wakil ketua |
Setelah Ikatan Penerbit Indonesia terbentuk, maka diadakan rapat untuk menentukan para pemangku jabatan. Hasil rapat menetapkan Achmad Notosoetardjo sebagai Ketua dan Sutan Takdir Alisjahbana sebagai wakil ketua, sedangkan Machmoed ditetapkan sebagai sekretaris, M. Jusuf Ahmad sebagai bendahara, dan [[John Sirie]] sebagai komisaris. Para pendiri Ikatan Penerbit Indonesia terdiri dari empat belas penerbit.<ref name=":0" /> |
||
== Panca Daya == |
== Panca Daya == |
||
Ikatan Penerbit Indonesia memiliki satu rumusan cita-cita pendirian [[organisasi]] yang ditetapkan pada 4 Juli 1956. Rumusan ini dikenal dengan nama Panca Daya Ikatan Penerbit Indonesia. Panca Daya ini dibuat sebagai bentuk [[Komitmen organisasi|komitmen]] dan dukungan dalam rangka mencerdaskan bangsa Indonesia, memajukan perbukuan nasional, dan mendukung perkembangan [[perpustakaan]] di Indonesia.<ref name=":0" /> |
Ikatan Penerbit Indonesia memiliki satu rumusan cita-cita pendirian [[organisasi]] yang ditetapkan pada 4 Juli 1956. Rumusan ini dikenal dengan nama Panca Daya Ikatan Penerbit Indonesia. Panca Daya ini dibuat sebagai bentuk [[Komitmen organisasi|komitmen]] dan dukungan dalam rangka mencerdaskan bangsa Indonesia, memajukan perbukuan nasional, dan mendukung perkembangan [[perpustakaan]] di Indonesia.<ref name=":0" /> |
Revisi per 17 Mei 2024 04.20
Topik artikel ini mungkin tidak memenuhi kriteria kelayakan organisasi dan perusahaan. (Juni 2022) |
Ikatan Penerbit Indonesia adalah perhimpunan profesi penerbit buku di Indonesia yang didirikan pada tanggal 17 Mei 1950 di Jakarta. Pendirian Ikatan Penerbit Indonesia dipelopori oleh Sutan Takdir Alisjahbana, M. Jusuf Ahmad, dan Achmad Notosoetardjo dalam rangka nasionalisasi perhimpunan setelah kemerdekaan Negara Indonesia. Asas dan prinsip yang diterapkan oleh Ikatan Penerbit Indonesia adalah asas Pancasila, gotong royong dan kekeluargaan.[1]
Sejarah
Setelah kemerdekaan Negara Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, para pendiri negara berusaha menasionalisasikan segala perserikatan dan perusahaan asing yang ada di Indonesia. Sutan Takdir Alisjahbana, Mochammad Jusuf Ahmad, dan Ahmad Notosoetardjo menngambil inisiasi untuk menyatukan para penerbit buku yang ada di Indonesia ke dalam satu perhimpunan. Oleh karenanya, dibentuklah Ikatan Penerbit Indonesia pada tanggal 17 Mei 1950.
Setelah Ikatan Penerbit Indonesia terbentuk, maka diadakan rapat untuk menentukan para pemangku jabatan. Hasil rapat menetapkan Achmad Notosoetardjo sebagai Ketua dan Sutan Takdir Alisjahbana sebagai wakil ketua, sedangkan Machmoed ditetapkan sebagai sekretaris, M. Jusuf Ahmad sebagai bendahara, dan John Sirie sebagai komisaris. Para pendiri Ikatan Penerbit Indonesia terdiri dari empat belas penerbit.[1]
Panca Daya
Ikatan Penerbit Indonesia memiliki satu rumusan cita-cita pendirian organisasi yang ditetapkan pada 4 Juli 1956. Rumusan ini dikenal dengan nama Panca Daya Ikatan Penerbit Indonesia. Panca Daya ini dibuat sebagai bentuk komitmen dan dukungan dalam rangka mencerdaskan bangsa Indonesia, memajukan perbukuan nasional, dan mendukung perkembangan perpustakaan di Indonesia.[1]
Rumusan Panca Daya Ikatan Penerbit Indonesia yaitu:[1]
- Pendirian perpustakaan desa sebagai bentuk usaha memperluas kesempatan membaca dan meningkatkan jumlah pembaca.
- Pengembangan penerbitan buku pendidikan dan pengajaran dengan menggratiskan biaya alat pengajaran.
- Penyebarkan karya cipta sastrawan indonesia melalui ekspor hak cipta dan ekspor buku.
- Perlindungan hak cipta serta penerbitan buku-buku universitas dan buku-buku kesusastraan.
- Pengembangan industri grafika untuk keperluan pencetakan buku.
Peran
Ikatan Penerbit Indonesia didirikan sebagai bentuk sumbangan aktif bagi pendidikan dan peningkatan peradaban Indonesia. Dengan demikian, peningkatan literasi nasional menjadi tujuan utamanya. Tujuan ini terkhusus lagi ditujukan bagi kehidupan publik dan perkembangan industri penerbitan buku. Dalam rangka mencapai tujuannya, Ikatan Penerbit Indonesia menjalankan fungsi sebagai sarana dan pusat komunikasi, informasi, konsultasi, advokasi. Selain itu, Ikatan Penerbit Indonesia juga berfungsi memberikan pelatihan untuk industri penerbitan buku di Indonesia.[2]
Secara umum, peran Ikatan Penerbit Indonesia berperan dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas penerbitan buku dan memperjuangkan kepentingan anggota dan industri penerbitan buku di Indonesia. Pada skala nasional maupun internasional, Ikatan Penerbit Indonesia berperan dalam menjalin kerja sama dengan pemangku kepentingan dalam bidang penerbitan buku dan turut berkontribusi dalam kegiatan-kegiatannya. Selain itu, Ikatan Penerbit Indonesia juga berperan dalam pengelolaan acara hukum dan kegiatan lain yang sejalan dengan dengan asas Pancasila, gotong royong, dan kekeluargaan.[2]
Pimpinan
Pada awal pendirian Ikatan Penerbit Indonesia terdapat 5 jabatan penting yang menjadi pemimpin organisasi yaitu Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Komisaris. Berdasarkan kesepakatan para pendiri, Achmad Notosoetardjo ditetapkan sebagai Ketua dan Sutan Takdir Alisjahbana sebagai Wakil Ketua. Jabatan sekretaris diberikan kepada Machmoed dan jabatan Bendahara diberikan kepada M. Jusuf Ahmad. Sedangkan jabatan Komisaris diberikan kepada John Sirie.[1]
Berikut daftar Ketua Ikatan Penerbit Indonesia di tiap periode:[3]
Periode | Ketua |
---|---|
1950-1954 | Acmad Notosoetardjo |
1954-1959 | Acmad Notosoetardjo |
1959-1963 | Drs. Hazil Tanzil |
1963-1965 | M. Hoetaoeroek, S.H. |
1965-1968 | M. Hoetaoeroek, S.H. |
1968-1973 | H. Machmoed |
1973-1976 | Ajip Rosidi |
1976-1979 | Ajip Rosidi |
1979-1981 | Ismid Hadad MPA |
1982-1983 | Ismid Hadad MPA |
1981-1982 | Rahmat M.A.S. |
1983-1985 | Drs. Azmi Syahbuddin |
1985-1988 | H. Rozali Usman, S.H. |
1988-1993 | H. Rozali Usman, S.H. |
1993-1998 | H. Rozali Usman, S.H. |
1998-2002 | Drs. Arselan Harahap |
2002-2006 | Ir. Makhfudin Wirya Atmaja, M.M. |
2006-2010 | Setia Dharma Madjid |
2010-2015 | Dra. Lucya Andam Dewi, M.Si. |
2015-2020 | Ir. Rosidayati Rozalina MM |
Unit Usaha
Akademi dan Penerbitan Sastra Indonesia
Pada tahun 2012, Ikatan Penerbit Indonesia mendirikan Akademi dan Penerbitan Sastra Indonesia. Akademi ini didirikan sebagai tempat pendidikan, pembelajaran dan pelatihan literasi, serta penulisan dan penerbitan buku. Akademi ini dapat diakses oleh para penerbit, penulis, editor, akademisi, praktisi media, dan masyarakat umum.[4]
Borobudur Agency
Borobudur Agency merupakan agen penerbitan Ikatan Penerbit Indonesia yang memberikan bantuan promosi dan lisensi hak cipta konten Indonesia ke mancanegara kepada para penulis dan penerbit buku di Indonesia. Buku yang dipromosikan meliputi kategori bacaan populer dan bacaan nonfiksi. Bacaan populer berupa buku anak dan remaja, buku bergambar, buku masakan, buku busana muslim, buku gaya hidup, komik dan novel. Sedangkan buku nonfiksi berupa buku ilmu sosial, buku ilmu seni, buku ilmu budaya Indonesia, dan buku ajar. Borobudur Agency juga melakukan promosi perangkat lunak digital interaktif. Agen penerbitan asing dan penerbit buku menjadi mitra kerja dari Borobudur Agency.[5]
Referensi
- ^ a b c d e "Sejarah IKAPI | IKAPI". Diakses tanggal 2020-06-12.
- ^ a b "Tujuan, Fungsi dan Peran Organisasi | IKAPI". Diakses tanggal 2020-06-12.
- ^ "Ketua IKAPI Per Periode | IKAPI". Diakses tanggal 2020-06-12.
- ^ "ALINEA IKAPI | IKAPI". Diakses tanggal 2020-06-12.
- ^ "BOROBUDUR AGENCY | IKAPI". Diakses tanggal 2020-06-12.