Lompat ke isi

Museum Ali Hasjmy: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Sofi Solihah (bicara | kontrib)
merapikan paragraf
Sofi Solihah (bicara | kontrib)
Baris 1: Baris 1:
Museum Ali Hasyimy adalah museum yang terletak di [[Kota Banda Aceh|Banda Aceh]], tepatnya di Jalan Sudirman nomor 28, dalam kompleks [[Universitas Islam Negeri Ar-Raniry]]. Museum ini diresmikan pada tanggal 15 Januari 1991 oleh Menteri Kependudukan dan Lingkungan Hidup, [[Emil Salim]].<ref>{{Cite web|date=2018-02-06|title=Museum Ali Hasyimy Aceh|url=https://situsbudaya.id/museum-ali-hasyimy-aceh/|website=Informasi Situs Budaya Indonesia|language=id-ID|access-date=2019-03-14}}{{Pranala mati|date=Mei 2021|bot=InternetArchiveBot|fix-attempted=yes}}</ref>. Museum Ali Hasjmy terdiri dari empat ruangan utama yang masing-masing memiliki koleksi dan tema yang berbeda.
Museum Ali Hasjmy atau Museum Ali Hasyimy adalah museum yang terletak di [[Kota Banda Aceh|Banda Aceh]], tepatnya di Jalan Sudirman nomor 28, dalam kompleks [[Universitas Islam Negeri Ar-Raniry]]. Nama tempat ini diambil dari nama wartawan era penjajahan Jepang,Prof. Ali Hasjmy (nama lahir: Muhammad Ali Hasyim) alias Al Hariry, Asmara Hakiki, Aria Hadiningsun, dan [[Ali Hasyimi|Ali Hasyimy,]] yang juga sempat menjabat sebagai Gubernur Aceh.<ref>{{Cite web|title=Ali Hasyimi, dari Sastrawan sampai Gubernur Aceh|url=https://kumparan.com/mltazam/ali-hasyimi-dari-sastrawan-sampai-gubernur-aceh-22C2o1SUPZS|website=kumparan|language=id-ID|access-date=2024-05-18}}</ref> Ali Hasyimy adalah tokoh yang memiliki kontribusi besar dalam sejarah dan perkembangan Aceh, baik dalam bidang jurnalistik maupun pemerintahan. Selama masa penjajahan Jepang, ia dikenal sebagai seorang wartawan yang berani dan berpengaruh, memperjuangkan informasi yang benar dan penting bagi masyarakat.


Setelah kemerdekaan Indonesia, Ali Hasyimy melanjutkan pengabdiannya dengan menjabat sebagai Gubernur Aceh, di mana ia melakukan berbagai upaya untuk memajukan daerah tersebut. Nama Museum Ali Hasjmy tidak hanya menghormati jasa-jasanya tetapi juga mengabadikan warisannya sebagai seorang intelektual, pemimpin, dan pejuang yang berdedikasi tinggi bagi tanah kelahirannya. Museum ini menjadi simbol penghargaan atas kontribusinya dan tempat bagi generasi mendatang untuk mengenal dan menghargai sejarah serta budaya Aceh yang kaya. Museum ini diresmikan pada tanggal 15 Januari 1991 oleh Menteri Kependudukan dan Lingkungan Hidup, [[Emil Salim]].<ref>{{Cite web|date=2018-02-06|title=Museum Ali Hasyimy Aceh|url=https://situsbudaya.id/museum-ali-hasyimy-aceh/|website=Informasi Situs Budaya Indonesia|language=id-ID|access-date=2019-03-14}}{{Pranala mati|date=Mei 2021|bot=InternetArchiveBot|fix-attempted=yes}}</ref>. Museum Ali Hasjmy terdiri dari empat ruangan utama yang masing-masing memiliki koleksi dan tema yang berbeda.
== Ruangan dan koleksi ==
Museum Ali Hasjmy terbagi dalam empat ruangan:


== Ruangan dan koleksi ==
* Khutubkhanah Tgk Chik Kutakarang yang berisi kitab-kitab dan buku dari berbagai disiplin ilmu baik agama, sastra dan sejarah, termasuk buku-buku dari awal abad ke 20.
Pertama, Khutubkhanah Tgk Chik Kutakarang merupakan salah satu ruangan di Museum Ali Hasjmy yang menampilkan beragam koleksi kitab dan buku dari berbagai disiplin ilmu. Di sini, pengunjung dapat menemukan literatur yang mencakup bidang agama, sastra, dan sejarah, memberikan wawasan yang luas tentang pengetahuan dan kebudayaan yang berkembang di Aceh. Koleksi ini tidak hanya mencakup buku-buku modern tetapi juga termasuk buku-buku dari awal abad ke-20, yang memiliki nilai historis dan akademis tinggi. Keberadaan koleksi ini mencerminkan kekayaan intelektual dan warisan literatur yang dimiliki oleh masyarakat Aceh, menjadikan ruangan ini sebagai sumber pengetahuan yang berharga bagi para peneliti, pelajar, dan masyarakat umum yang tertarik dengan sejarah dan kebudayaan Aceh.
* Selanjutnya adalah ruangan Warisan Budaya Nenek Puteh yang berisikan benda budaya dari Aceh seperti pakaian adat Aceh, benda-benda keramik masa silam dan juga senjata-senjata khas Aceh. Di ruangan tersebut juga ada pedang milik [[Habib Mustafa]], pahlawan Aceh yang meninggal saat melawan Belanda di [[Bakongan, Aceh Selatan|Bakongan]], [[Kabupaten Aceh Selatan|Aceh Selatan]], tahun 1926.
* Khasanah [[Ali Hasyimi|Ali Hasyimy]] yang memperkenalkan sosok beliau sepanjang hidupnya. Di sana tersimpan rapi dokumen-dokumen pribadi semasa sekolah maupun saat menjadi gubernur dan Menteri Dalam Negeri Indonesia (1964 – 1966).
* Ruangan yang terakhir adalah Tekonologi Tradisonal Aceh yang menyimpan hasil produksi kerajinan rakyat Aceh.


== Rujukan ==
== Rujukan ==

Revisi per 18 Mei 2024 04.55

Museum Ali Hasjmy atau Museum Ali Hasyimy adalah museum yang terletak di Banda Aceh, tepatnya di Jalan Sudirman nomor 28, dalam kompleks Universitas Islam Negeri Ar-Raniry. Nama tempat ini diambil dari nama wartawan era penjajahan Jepang,Prof. Ali Hasjmy (nama lahir: Muhammad Ali Hasyim) alias Al Hariry, Asmara Hakiki, Aria Hadiningsun, dan Ali Hasyimy, yang juga sempat menjabat sebagai Gubernur Aceh.[1] Ali Hasyimy adalah tokoh yang memiliki kontribusi besar dalam sejarah dan perkembangan Aceh, baik dalam bidang jurnalistik maupun pemerintahan. Selama masa penjajahan Jepang, ia dikenal sebagai seorang wartawan yang berani dan berpengaruh, memperjuangkan informasi yang benar dan penting bagi masyarakat.

Setelah kemerdekaan Indonesia, Ali Hasyimy melanjutkan pengabdiannya dengan menjabat sebagai Gubernur Aceh, di mana ia melakukan berbagai upaya untuk memajukan daerah tersebut. Nama Museum Ali Hasjmy tidak hanya menghormati jasa-jasanya tetapi juga mengabadikan warisannya sebagai seorang intelektual, pemimpin, dan pejuang yang berdedikasi tinggi bagi tanah kelahirannya. Museum ini menjadi simbol penghargaan atas kontribusinya dan tempat bagi generasi mendatang untuk mengenal dan menghargai sejarah serta budaya Aceh yang kaya. Museum ini diresmikan pada tanggal 15 Januari 1991 oleh Menteri Kependudukan dan Lingkungan Hidup, Emil Salim.[2]. Museum Ali Hasjmy terdiri dari empat ruangan utama yang masing-masing memiliki koleksi dan tema yang berbeda.

Ruangan dan koleksi

Pertama, Khutubkhanah Tgk Chik Kutakarang merupakan salah satu ruangan di Museum Ali Hasjmy yang menampilkan beragam koleksi kitab dan buku dari berbagai disiplin ilmu. Di sini, pengunjung dapat menemukan literatur yang mencakup bidang agama, sastra, dan sejarah, memberikan wawasan yang luas tentang pengetahuan dan kebudayaan yang berkembang di Aceh. Koleksi ini tidak hanya mencakup buku-buku modern tetapi juga termasuk buku-buku dari awal abad ke-20, yang memiliki nilai historis dan akademis tinggi. Keberadaan koleksi ini mencerminkan kekayaan intelektual dan warisan literatur yang dimiliki oleh masyarakat Aceh, menjadikan ruangan ini sebagai sumber pengetahuan yang berharga bagi para peneliti, pelajar, dan masyarakat umum yang tertarik dengan sejarah dan kebudayaan Aceh.

Rujukan

  1. ^ "Ali Hasyimi, dari Sastrawan sampai Gubernur Aceh". kumparan. Diakses tanggal 2024-05-18. 
  2. ^ "Museum Ali Hasyimy Aceh". Informasi Situs Budaya Indonesia. 2018-02-06. Diakses tanggal 2019-03-14. [pranala nonaktif permanen]