Lompat ke isi

Suku Yali: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Envapid (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Envapid (bicara | kontrib)
Baris 31: Baris 31:


==Busana tradisional==
==Busana tradisional==
[[File:PapuaBarat5.jpg|thumb|Perempuan suku Yali dengan rok rumput.]]
[[File:PapuaBarat5.jpg|thumb|Perempuan suku Yali dengan rok rumput (''kem'').]]


Pakaian adat bagi suku Yali berupa lilitan rotan yang menyerupai rok. Lingkaran rotan di perut dan badan melambangkan keberanian orang tersebut. Semakin banyak lingkaran yang dimilikinya, berarti semakin tinggi pula tingkat keberanian dan status yang dimilikinya itu. Karena, rotan hanya tumbuh di luar daerah Yali. Orang Yali biasa menyebut rotan hanya tumbuh di daerah musuh, dan untuk memperolehnya harus menempuh risiko.<ref name="Suroto 2021">{{cite news | last=Suroto | first=Hari | title=Fakta-fakta Koteka dan Rok Rumput Khas Suku Yali di Papua | work=detikTravel | date=2021-01-03 | url=https://travel.detik.com/domestic-destination/d-5319143/fakta-fakta-koteka-dan-rok-rumput-khas-suku-yali-di-papua | language=id | access-date=2023-02-04}}</ref>
Pakaian adat bagi suku Yali berupa lilitan rotan yang menyerupai rok dan koteka yang disebut ''sabiyab''. Lingkaran rotan di perut dan badan melambangkan keberanian orang tersebut. Semakin banyak lingkaran yang dimilikinya, berarti semakin tinggi pula tingkat keberanian dan status yang dimilikinya itu. Karena, rotan hanya tumbuh di luar daerah Yali. Orang Yali biasa menyebut rotan hanya tumbuh di daerah musuh, dan untuk memperolehnya harus menempuh risiko. Lilitan rotan tersebut kemudian bisa digunakan untuk membuat api.<ref name="Suroto 2021">{{cite news | last=Suroto | first=Hari | title=Fakta-fakta Koteka dan Rok Rumput Khas Suku Yali di Papua | work=detikTravel | date=2021-01-03 | url=https://travel.detik.com/domestic-destination/d-5319143/fakta-fakta-koteka-dan-rok-rumput-khas-suku-yali-di-papua | language=id | access-date=2023-02-04}}</ref>


[[File:Jally Cultural Society - panoramio.jpg|thumb|Suku Yali dengan pakaian tradisional.]]
[[File:Jally Cultural Society - panoramio.jpg|thumb|Suku Yali dengan pakaian tradisional.]]


[[Koteka]] yang dipakai laki-laki berbentuk panjang dan ramping (berbeda dari suku lain), lalu diikat dengan sabuk rotan. Koteka tersebut dibuat dari buah labu panjang yang dikosongkan dan dikeringkan diatas perapian. Setelah kering kulit labu tersebut akan dipasang dan dililitkan dengan rotan di perut dan pinggang.<ref name="Suroto 2021"/>
[[Koteka]] yang dipakai laki-laki berbentuk panjang dan ramping (berbeda dari suku lain), lalu diikat dengan sabuk rotan. Koteka tersebut dibuat dari buah labu panjang yang dikosongkan dan dikeringkan diatas perapian. Setelah kering kulit labu tersebut akan dipasang dan dililitkan dengan rotan di perut dan pinggang.<ref name="Suroto 2021"/>

Pakaian tradisional wanita adalah rok rumput yang berbeda dengan rok ''sali'', rok rumput pendek tersebut disebut ''kem'' atau ''kem lahuog'', selain itu juga [[noken]] yang dipakai di kepala.

Hiasan lain bisa berupa topi dari bulu burung (''sue eruk''), bulu burung yalme (''yalme kankin''), bulu burung kasuari (''huhubi eruk''), bulu kuskus (''pak eruk''), bulu tupai (''kus koluang'') pada ujung koteka, dan taring babi (''wam ayeg''). Kulit juga bisa dihias dengan arang dan tanah liat. Perlengkapan senjata seperti panah dan busur (''sehen suap angge'').


== Perkawinan-pernikahan ==
== Perkawinan-pernikahan ==

Revisi per 25 Mei 2024 07.30

Suku Yali
Yaly, Yalik
Jumlah populasi
2010: 133.812 Jiwa.[1]
Daerah dengan populasi signifikan
Indonesia:
Bahasa
bahasa Yali dan bahasa Mek
Agama
Mayoritas Kristen Protestan.
Kelompok etnik terkait
Suku Dani, Suku Lani, Suku Nduga, Suku Ngalik, dan Suku Mek

Suku Yali adalah kelompok etnis yang mendiami Provinsi Papua Pegunungan. Suku Yali membentuk kampung-kampung kecil yang tersebar di daerah pegunungan tengah, di sekitar lembah Baliem. Namun, orang Yali juga terbagi-bagi menurut bahasa, dialek, dan budayanya, menjadi dua kelompok besar: Yalimek dan Yalimo. Masyarakat di Anggruk sendiri lebih memilih disebut Yali saja.

Kisahnya, dulu sebagian orang Yali pergi meninggalkan kampung dan turun ke lembah. Mereka membuat kampung-kampung yang baru dan menetap di sana. Rumah suku Yali sama dengan suku-suku lain di Papua Pegunungan yaitu rumah Honai tetapi oleh suku Yali disebut homea.[2]

Etmologi

Kata Yali dan Yalimo mengacu pada asal muasal suku ini yang berarti "orang atau suku dari timur",[3] atau "tempat matahari terbit" yaitu arah timur, karena kata mo bisa berarti "matahari". Selain itu kata mo seperti dari nama "Kabupaten Yalimo" juga bisa merupakan morfem dari kata mu berarti tempat. Sehingga nama wilayah adat suku Yali adalah Yalimu, yang terbagi ke dalam Kabupaten Yalimo dan Kabupaten Yahukimo.

Adat dan Bahasa

Mengikuti pembagian wilayah menjadi Kabupaten Yalimo dan Kabupaten Yahukimo, masyarakat suku Yali besar juga terbagi menjadi kedua kelompok besar: Yali(mo) dan Yali Mek. Perbedaan ini mencakup juga bahasa karena suku Yali memiliki dua bahasa, bahasa Yali (rumpun bahasa Lembah Baliem), sedangkan kelompok lain berbahasa Mek.

Busana tradisional

Perempuan suku Yali dengan rok rumput (kem).

Pakaian adat bagi suku Yali berupa lilitan rotan yang menyerupai rok dan koteka yang disebut sabiyab. Lingkaran rotan di perut dan badan melambangkan keberanian orang tersebut. Semakin banyak lingkaran yang dimilikinya, berarti semakin tinggi pula tingkat keberanian dan status yang dimilikinya itu. Karena, rotan hanya tumbuh di luar daerah Yali. Orang Yali biasa menyebut rotan hanya tumbuh di daerah musuh, dan untuk memperolehnya harus menempuh risiko. Lilitan rotan tersebut kemudian bisa digunakan untuk membuat api.[4]

Suku Yali dengan pakaian tradisional.

Koteka yang dipakai laki-laki berbentuk panjang dan ramping (berbeda dari suku lain), lalu diikat dengan sabuk rotan. Koteka tersebut dibuat dari buah labu panjang yang dikosongkan dan dikeringkan diatas perapian. Setelah kering kulit labu tersebut akan dipasang dan dililitkan dengan rotan di perut dan pinggang.[4]

Pakaian tradisional wanita adalah rok rumput yang berbeda dengan rok sali, rok rumput pendek tersebut disebut kem atau kem lahuog, selain itu juga noken yang dipakai di kepala.

Hiasan lain bisa berupa topi dari bulu burung (sue eruk), bulu burung yalme (yalme kankin), bulu burung kasuari (huhubi eruk), bulu kuskus (pak eruk), bulu tupai (kus koluang) pada ujung koteka, dan taring babi (wam ayeg). Kulit juga bisa dihias dengan arang dan tanah liat. Perlengkapan senjata seperti panah dan busur (sehen suap angge).

Perkawinan-pernikahan

Dalam pernikahan, masyarakat suku Yali menggunakan wam (babi) sebagai maskawin. Namun, budaya ini lambat laun mengalami pergeseran.

Kesenian

Kesenian pada masyarakat Yali adalah Yunggul (Dansa) dengan cara 'lari kecil' sambil berkeliling. Senjata masyarakat suku Yali adalah Busur dan panah. Sistem pengetahuan dalam masyarakat Yali mereka mengenal obat - obatan tradisional seperti Yabi yaitu sejenis daun gatal yang digunakan untuk obat sakit badan dan penyakit lainnya.

Referensi

  1. ^ Ananta, A.; Arifin, E.N.; Hasbullah, M.S.; Handayani, N.B.; Pramono, A. (2015). Demography of Indonesia's Ethnicity. Institute of Southeast Asian Studies. hlm. 120. ISBN 978-981-4519-87-8. Diakses tanggal 2023-10-23. 
  2. ^ Wismabrata, Michael Hangga (2022-09-06). "Arti Nama Honai, Rumah Adat Khas Papua dan Keunikannya". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2024-02-05. 
  3. ^ Heckler, S. (2012). Landscape, Process and Power: Re-Evaluating Traditional Environmental Knowledge. Berghahn Series. Berghahn Books. hlm. 185–187. ISBN 978-0-85745-613-7. 
  4. ^ a b Suroto, Hari (2021-01-03). "Fakta-fakta Koteka dan Rok Rumput Khas Suku Yali di Papua". detikTravel. Diakses tanggal 2023-02-04.