Lompat ke isi

Museum Kekhatuan Semaka: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
'''Museum Kekhatuan Semaka''' adalah [[museum]] khusus yang berada di [[Kabupaten Tanggamus]]. Peresmian Museum Kekhatuan Semaka dilakukan pada bulan April 2015 oleh [[Bupati Tanggamus]]. Pengelolaan museum berada dalam kepemilikan dan pengelolaan keturunan [[Keratuan Semaka]]. Koleksi yang dipamerkan di dalam museum berupa [[pakaian]] [[pernikahan]], pakaian [[Perayaan Panen|perayaan]], [[meriam]], dan [[Kereta kuda|kereta kencana]]. Museum Kekhatuan Semaka berlokasi di Jalan Kota Agung Bengkunat Nomor 21, [[Bandar Negeri Semuong, Tanggamus|Bandar Negeri Semuong]], [[Kabupaten Tanggamus]], [[Lampung|Provinsi Lampung]]. Lokasi ini dapat dicapai melalui [[Pelabuhan Kota Agung]] dengan jarak tempuh sejauh 21 kilometer.<ref>{{Cite book|last=Rusmiyati, dkk.|date=2018|url=http://rumahbelajar.id/Media/Dokumen/5cff5ee7b646044330d686cd/9d1f628b443fbe96e99a3f02a7291055.pdf|title=Katalog Museum Indonesia Jilid I|location=Jakarta|publisher=Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman|isbn=978-979-8250-67-5|pages=160|url-status=live}}</ref>
'''Museum Kekhatuan Semaka''' adalah [[museum]] khusus yang berada di [[Kabupaten Tanggamus]]. Peresmian Museum Kekhatuan Semaka dilakukan pada bulan April 2015 oleh [[Bupati Tanggamus]]. Pengelolaan museum berada dalam kepemilikan dan pengelolaan keturunan [[Keratuan Semaka]]. Koleksi yang dipamerkan di dalam museum berupa [[pakaian]] [[pernikahan]], pakaian [[Perayaan Panen|perayaan]], [[meriam]], dan [[Kereta kuda|kereta kencana]]. Museum Kekhatuan Semaka berlokasi di Jalan Kota Agung Bengkunat Nomor 21, [[Bandar Negeri Semuong, Tanggamus|Bandar Negeri Semuong]], [[Kabupaten Tanggamus]], [[Lampung|Provinsi Lampung]]. Lokasi ini dapat dicapai melalui [[Pelabuhan Kota Agung]] dengan jarak tempuh sejauh 21 kilometer.<ref>{{Cite book|last=Rusmiyati, dkk.|date=2018|url=http://rumahbelajar.id/Media/Dokumen/5cff5ee7b646044330d686cd/9d1f628b443fbe96e99a3f02a7291055.pdf|title=Katalog Museum Indonesia Jilid I|location=Jakarta|publisher=Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman|isbn=978-979-8250-67-5|pages=160|url-status=live}}</ref>

== Sejarah ==
Kekhatuan Semaka adalah nama kerajaan yang berada di Teluk Semaka. Kerajaan ini eksis pada abad ke-15 hingga abad ke-18. Lokasi kerajaan dahulunya di Tanjung Burnai, yang kini dikenal sebagai Pantai Tanjungan, Pematang Sawa. Lokasi kerajaan tersebut memang mengalami beberapa kali perpindahan tempat, pada abad ke-18 kerajaan ini menetap di lokasi yang kini menjadi Museum Kekhatuan Semaka.<ref name=":0">{{Cite web|last=Yulianto|first=Tri|date=2018-02-15|title=Museum Kekhatuan Semaka Simpan Keramik Dinasti Tan dan Meriam untuk Radin Inten|url=https://lampung.tribunnews.com/2018/02/15/museum-kekhatuan-semaka-simpan-keramik-dinasti-tan-dan-meriam-untuk-radin-inten|website=Tribunlampung.co.id|language=id-ID|access-date=2024-05-25}}</ref>

Kekhatuan Semaka Semaka menerima penduduk dari kerajaan Sekala Brak Buai Anak Tumi (Sekala Brak Kuna) yang masih menganut kepercayaan animisme. Kekuasaannya diruntuhkan oleh Sekala Brak Paksi Pak yang sudah menganut agama Islam. Pada saat itu Sekala Brak Buai Anak Tumi ditampung oleh Keratuan Semaka. Barang-barang yang biasa digunakan untuk peribadatan, seperti batu-batu pemujaan masih ada disimpan di museum.<ref name=":0" />

Eksistensi Kekhatuan Semaka semakin dikenal karena membantun Kesultanan Banten ketika melawan Rawayan. Selain itu, Kekhatuan Semaka juga turut membantu pasukan perang ke Radin Inten ketika melawan kolonialisme. Buktinya pun masih ada tersimpan di teras museum, yaitu meriam yang berwarna hitam.<ref name=":0" />

Eksistensi Kekhatuan Semaka mulai meredup dan berganti nama dengan sebutan Semoung. Pimpinannya memilih untuk fokus dalam penyebaran agama Islam. Selain itu, faktor lain meredupnya Kekhatuan Semaka yaitu masuknya kolonialisme, dan kejadian bencana alam meletusnya Gunung Krakatau pada tahun 1883.<ref name=":0" />


== Referensi ==
== Referensi ==
<references />
<references />
{{Museum di Indonesia}}
[[Kategori:Museum di Lampung]]
[[Kategori:Museum di Lampung]]
[[Kategori:Kabupaten Tanggamus]]
[[Kategori:Kabupaten Tanggamus]]


{{Museum-stub}}
{{Museum-stub}}

Revisi per 25 Mei 2024 13.18

Museum Kekhatuan Semaka adalah museum khusus yang berada di Kabupaten Tanggamus. Peresmian Museum Kekhatuan Semaka dilakukan pada bulan April 2015 oleh Bupati Tanggamus. Pengelolaan museum berada dalam kepemilikan dan pengelolaan keturunan Keratuan Semaka. Koleksi yang dipamerkan di dalam museum berupa pakaian pernikahan, pakaian perayaan, meriam, dan kereta kencana. Museum Kekhatuan Semaka berlokasi di Jalan Kota Agung Bengkunat Nomor 21, Bandar Negeri Semuong, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung. Lokasi ini dapat dicapai melalui Pelabuhan Kota Agung dengan jarak tempuh sejauh 21 kilometer.[1]

Sejarah

Kekhatuan Semaka adalah nama kerajaan yang berada di Teluk Semaka. Kerajaan ini eksis pada abad ke-15 hingga abad ke-18. Lokasi kerajaan dahulunya di Tanjung Burnai, yang kini dikenal sebagai Pantai Tanjungan, Pematang Sawa. Lokasi kerajaan tersebut memang mengalami beberapa kali perpindahan tempat, pada abad ke-18 kerajaan ini menetap di lokasi yang kini menjadi Museum Kekhatuan Semaka.[2]

Kekhatuan Semaka Semaka menerima penduduk dari kerajaan Sekala Brak Buai Anak Tumi (Sekala Brak Kuna) yang masih menganut kepercayaan animisme. Kekuasaannya diruntuhkan oleh Sekala Brak Paksi Pak yang sudah menganut agama Islam. Pada saat itu Sekala Brak Buai Anak Tumi ditampung oleh Keratuan Semaka. Barang-barang yang biasa digunakan untuk peribadatan, seperti batu-batu pemujaan masih ada disimpan di museum.[2]

Eksistensi Kekhatuan Semaka semakin dikenal karena membantun Kesultanan Banten ketika melawan Rawayan. Selain itu, Kekhatuan Semaka juga turut membantu pasukan perang ke Radin Inten ketika melawan kolonialisme. Buktinya pun masih ada tersimpan di teras museum, yaitu meriam yang berwarna hitam.[2]

Eksistensi Kekhatuan Semaka mulai meredup dan berganti nama dengan sebutan Semoung. Pimpinannya memilih untuk fokus dalam penyebaran agama Islam. Selain itu, faktor lain meredupnya Kekhatuan Semaka yaitu masuknya kolonialisme, dan kejadian bencana alam meletusnya Gunung Krakatau pada tahun 1883.[2]

Referensi

  1. ^ Rusmiyati, dkk. (2018). Katalog Museum Indonesia Jilid I (PDF). Jakarta: Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. hlm. 160. ISBN 978-979-8250-67-5. 
  2. ^ a b c d Yulianto, Tri (2018-02-15). "Museum Kekhatuan Semaka Simpan Keramik Dinasti Tan dan Meriam untuk Radin Inten". Tribunlampung.co.id. Diakses tanggal 2024-05-25.