Lompat ke isi

Noktah Merah Perkawinan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
Baris 91: Baris 91:
* Adjeng Triarni Sardi
* Adjeng Triarni Sardi
* Essy H Sebo
* Essy H Sebo
* Arswendy
* [[Arswendy Beningswara]]
* Abizar
* Abizar
* Monang Simbara
* Monang Simbara

Revisi terkini sejak 26 Mei 2024 08.29

Noktah Merah Perkawinan
Genre
PembuatRapi Films
SutradaraBuce Malawau
Pemeran
Penggubah lagu temaAreng Widodo
Lagu pembuka"Noktah Merah Perkawinan" oleh Oki Oktaviani
Lagu penutup"Noktah Merah Perkawinan" oleh Oki Oktaviani
Penata musikAreng Widodo
Negara asalIndonesia
Bahasa asliBahasa Indonesia
Jmlh. musim3
Jmlh. episode77 (daftar episode)
Produksi
ProduserGope T. Samtani
Pengaturan kameraMulti-kamera
Durasi60 menit
Rumah produksiRapi Films
DistributorIndosiar Karya Media
Rilis asli
JaringanIndosiar
Rilis6 Mei 1996 (1996-05-06) –
27 Januari 1999 (1999-1-27)

Noktah Merah Perkawinan adalah serial televisi Indonesia produksi Rapi Films yang ditayangkan perdana 6 Mei 1996 pukul 19.30 WIB di Indosiar. Serial ini disutradarai oleh Buce Malawau dan dibintangi oleh Cok Simbara dan Ayu Azhari.

Rumah tangga Priambodo (Cok Simbara) dan Ambarwati (Ayu Azhari) guncang akibat campur tangan orang luar. Terutama Pupung (Teddy Syah) dan Ny. Sugondo, adik dan ibu Ambar yang suka merongrong keuangan keluarga mereka. Sebetulnya tidak masalah, seandainya perusahaan Priambodo tidak mengalami kemunduran.

Kesulitan keuangan membuat Ambar memutuskan bekerja lagi jadi model, profesi yang ditinggalkannya setelah menikah. Keputusan itu ditentang oleh suaminya dengan alasan anak-anak mereka, Bagas (Perdana Batangtaris) dan Ayu (Niken Ayu). Konflik antara Priambodo dan Ambar tidak akan meruncing kalau saja ibu-ibu mereka tidak ikut campur. Sayang, kedua ibu terlalu terlibat, sehingga perkawinan Priambodo dan Ambar kandas.

Priambodo kemudian menikah lagi dengan Yulinar (Berliana Febrianti). Namun Priambodo dan Ambar masih saling mencintai. Mereka berpisah karena situasi, bukan lantaran tak cinta lagi. Priambodo, Ambar, dan Yulinar, karakter dengan kekhasan masing-masing. Ambar digambarkan sebagai perempuan tegas dan tak mau mengalah. Priambodo pria yang tidak tegas. Sifat itulah yang menjadi biang keladi konflik sinetron ini. Sedang Yulinar tipe perempuan yang nrimo tetapi dalam hati tak bisa menerima suaminya masih cinta pada mantan istrinya.

Kandungan Yulinar semakin besar, sementara itu Ayu masih bersalah dengan hilangnya Ambarwati. Priambodo dan Yulinar merayakan ulang tahun Ayu. Selain Ayu, Ny. Sugondo juga kehilangan Ambarwati. Sukarni dan Pupung kecewa mendengar ucapan Ny. Sugondo yang mengatakan anak Sukarni adalah anak haram. Dan terkadang ibunya masih menyalahkan Bagas dan Ayu. Kembali Bagas dan Ayu kecewa dengan ayah mereka. Terjadi kecelakaan yang menimpa Ayu hingga terkena amnesia, Siska mulai mendekati Priambodo. Sedangkan Pupung berkeras ingin bertemu ayah Cindy. Bagas dan teman-temannya melihat sebuah pembunuhan yang membuat mereka ketakutan. Siska mendesak untuk merawat Ayu hingga sadar walau Herman sudah mencegahnya. Siska kecewa mengetahui Herman membohonginya untukmemeriksa kesehatan dirinya. Pupung dikejutkan dengan perusahaannya yang mulai bangkrut. Yulinar terkejut mengetahui kondisi bayi kembarnya yang kritis, sedangkan Priambodo tidak mau menjelaskan padanya. Edwin bekas pacar Siska datang dalam kehidupan rumah tangga Siska dan Herman. Siska mulai menyelidiki jati diri Ayu dan meyakini kalau Ayu adalah anak kandungnya. Konflik keluarga Herman, Priambodo dan Pupung? Apakah mereka dapat mengatasi permasalahan keluarga mereka?

Sesaat setelah meninggalnya YULINAR, AMBARWATI histeris. Ia berlarian sepanjang lorong rumah sakit, ambruk di kaki dokter yang ditemuinya dan memohon-mohon supaya Yulinar dihidupkan. PRIAMBODO meredakan perasaan Ambarwati. Ambarwati hanya bisa menangis terisak-isak dalam pelukan Priambodo.

Peristiwa kebakaran yang menyebabkan tewasnya Yulinar menimbulkan goncangan kejiwaan yang mendalam bagi Ambarwati. Selera makannya hilang, tugas-tugas perusahaannya terlantar. Mbok Darmi yang telah kehilangan anaknya, memutuskan ikut Ambarwati. Mbok Darmi berusaha membujuk Ambarwati, maupun Priambodo agar keadaan kembali normal seperti semula.

AYU menyuruh Pak Sakir memotong foto perkawinan Priambodo dan Yulinar menjadi dua bagian sehingga terpisah, dan memajang foto Yulinar di ruang tengah. Peristiwa kebakaran menumbuhkan satu pertanyaan besar pada diri Ayu: kenapa justru Yulinar yang menyelamatkan jiwanya dan bukannya Ambarwati? Ambarwati tak mampu menjawab ketika Ayu mengajukan pertanyaan tersebut padanya. Ayu merasa Ambarwati tidak menyayanginya.

Berlangsung upacara penguburan Yulinar. Keadaan Ambarwati kian terpojok saat NY. IBRAHIM mempersalahkan dirinya, beranggapan bahwa Ambarwati yang telah menyebabkan kematian Yulinar. Mbok Darmi yang telah merelakan kepergian Yulinar berbeda pandangan dengan Ny. Ibrahim. Bagi mbok Darmi yang terpenting sekarang adalah menyelamatkan kehidupan Ambarwati yang terpuruk. Namun Ny. Ibrahim mengatakan mbok Darmi bisa bilang begitu karena tidak tahu bagaimana merawat dan membesarkan seorang anak. Ini mengakibatkan satu pukulan tersendiri bagi mbok Darmi.

Ambarwati tampak meratapi kuburan Yulinar, sementara Priambodo juga tenggelam dalam kedukaan yang mendalam. Sementara Ayu mulai menjauh dari Ambarwati. Ini membuat Ambarwati semakin terluka. Beberapa hari ini ia tidak menyentuh makanan, tidak masuk kantor, daya hidupnya seakan padam. Mbok Darmi yang jatuh iba melihat kondisi Ambarwati berusaha membujuk Priambodo. Namun Priambodo rupanya sudah tidak mau lagi memperdulikan Ambarwati. Kondisi Ambarwati semakin lemah dan ditambah penderitaan batin yang makin memperburuk keadaannya, membuat Ambarwati jatuh sakit.

TAMAT

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]