Tanjung Batu, Wanea, Manado: Perbedaan antara revisi
Wagino Bot (bicara | kontrib) k →Pranala luar: Bot: PWDI - Merapikan artikel |
k Sejarah singkat Kelurahan Tanjung Batu dan Luas wilayah Tag: menambah kata-kata yang berlebihan atau hiperbolis VisualEditor |
||
Baris 8: | Baris 8: | ||
|kode pos =95117 |
|kode pos =95117 |
||
|nama pemimpin = |
|nama pemimpin = |
||
|luas = |
|luas =51,41 Ha |
||
|penduduk =... jiwa |
|penduduk =... jiwa |
||
|kepadatan =... jiwa/km² |
|kepadatan =... jiwa/km² |
||
}} |
}} |
||
'''Tanjung Batu''' adalah salah satu [[kelurahan]] di kecamatan [[Wanea, Manado|Wanea]], [[Kota Manado]], [[Sulawesi Utara]], [[Indonesia]].Terletak di Kecamatan Wanea, Kota Manado, Sulawesi Utara, Kelurahan '''Tanjung Batu''' merupakan sebuah kompleks kecil di tepi Tanjung Sungai Sario, dihuni oleh para pedagang daging babi yang berasal dari berbagai daerah di Minahasa, seperti Kakas, Timbukar, dan Kawangkoan. Mereka memilih '''Tanjung Batu''' sebagai tempat tinggal dan berdagang karena lokasinya yang strategis, dekat dengan pasar di Kota Manado.Pada tahun 2001, Kecamatan Wanea dimekarkan dari Kecamatan Sario, dan Kelurahan '''Tanjung Batu''' menjadi salah satu kelurahan yang berada di bawah naungan Kecamatan Wanea. |
|||
'''Tanjung Batu''' adalah salah satu [[kelurahan]] di kecamatan [[Wanea, Manado|Wanea]], [[Kota Manado]], [[Sulawesi Utara]], [[Indonesia]]. |
|||
Nama "'''Tanjung Batu'''" sendiri memiliki asal-usul yang unik. Dahulu, wilayah ini terkenal dengan banyaknya bebatuan besar yang terhampar di sepanjang tanjung. Bebatuan ini menjadi ciri khas dan pembeda daerah ini dari wilayah lain, sehingga masyarakat pun menyebutnya sebagai "'''Tanjung Batu'''". Seiring perkembangan waktu, nama tersebut pun diabadikan sebagai Nama Kelurahan, menandakan identitas dan sejarah wilayah ini. Keanekaragaman etnis ini tercermin dalam budaya dan tradisi masyarakat setempat. Salah satu tradisi yang masih dilestarikan di '''Tanjung Batu''' adalah tradisi '''"Mo'ombonan"'''. Tradisi ini merupakan tradisi makan bersama dengan tetangga dan kerabat, sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan Tuhan. Tradisi ini menjadi simbol kebersamaan dan kegotongroyongan yang kuat di masyarakat '''Tanjung Batu'''. |
|||
Seiring bertambahnya jumlah penduduk dan berkembangnya kegiatan ekonomi, '''Tanjung Batu''' terus berkembang menjadi sebuah kelurahan yang ramai dan dinamis. |
|||
'''Peninggalan sejarah Goa Jepang di Kelurahan Tanjung Batu :''' |
|||
Jejak Perang Dunia II yang Terlupakan Pada masa penjajahan Jepang, wilayah Manado, termasuk '''Tanjung Batu''', merupakan salah satu daerah yang menjadi target utama serangan pasukan Sekutu. Untuk mengantisipasi serangan tersebut, tentara Jepang membangun sejumlah goa di berbagai tempat di Manado, termasuk di '''Tanjung Batu''' |
|||
Di balik keramaian dan kemajuan Kelurahan '''Tanjung Batu''', terdapat sebuah situs sejarah yang tersembunyi yaitu Goa Jepang Goa ini terletak di Lingkungan 1 dan 4 Kelurahan '''Tanjung Batu''' dan merupakan peninggalan masa penjajahan Jepang di Indonesia. Goa ini dulunya digunakan oleh tentara Jepang sebagai tempat persembunyian dan penyimpanan logistik selama Perang Dunia II dan sekarang sudah tidak di gunakan lagi. |
|||
Secara geografis, Kelurahan '''Tanjung Batu''' memiliki topografi yang beragam, mulai dari dataran rendah hingga perbukitan. Hal ini memberikan pesona tersendiri bagi kelurahan ini, serta menghadirkan potensi alam yang dapat dikembangkan. Di wilayah ini, terdapat beberapa sungai dan anak sungai yang mengalir, seperti Sungai Sario, Sungai Kairagi, dan Sungai Bailang. |
|||
Terletak Strategis dengan Empat Batasannya |
|||
Kelurahan '''Tanjung Batu''' terletak di antara Empat wilayah Kelurahan, yaitu Kelurahan Titiwungen Selatan di sebelah utara, Kelurahan Teling Atas di sebelah timur, Kelurahan Sario di sebelah barat, dan Kelurahan Wanea di sebelah selatan. Posisi strategis ini menjadikan Kelurahan '''Tanjung Batu''' sebagai penghubung penting antar wilayah di sekitarnya. |
|||
== Pranala luar == |
== Pranala luar == |
Revisi terkini sejak 13 Juni 2024 03.58
Tanjung Batu | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Provinsi | Sulawesi Utara |
Kota | Manado |
Kecamatan | Wanea |
Kodepos | 95117 |
Kode Kemendagri | 71.71.07.1002 |
Kode BPS | 7171021008 |
Luas | 51,41 Ha |
Jumlah penduduk | ... jiwa |
Kepadatan | ... jiwa/km² |
Tanjung Batu adalah salah satu kelurahan di kecamatan Wanea, Kota Manado, Sulawesi Utara, Indonesia.Terletak di Kecamatan Wanea, Kota Manado, Sulawesi Utara, Kelurahan Tanjung Batu merupakan sebuah kompleks kecil di tepi Tanjung Sungai Sario, dihuni oleh para pedagang daging babi yang berasal dari berbagai daerah di Minahasa, seperti Kakas, Timbukar, dan Kawangkoan. Mereka memilih Tanjung Batu sebagai tempat tinggal dan berdagang karena lokasinya yang strategis, dekat dengan pasar di Kota Manado.Pada tahun 2001, Kecamatan Wanea dimekarkan dari Kecamatan Sario, dan Kelurahan Tanjung Batu menjadi salah satu kelurahan yang berada di bawah naungan Kecamatan Wanea.
Nama "Tanjung Batu" sendiri memiliki asal-usul yang unik. Dahulu, wilayah ini terkenal dengan banyaknya bebatuan besar yang terhampar di sepanjang tanjung. Bebatuan ini menjadi ciri khas dan pembeda daerah ini dari wilayah lain, sehingga masyarakat pun menyebutnya sebagai "Tanjung Batu". Seiring perkembangan waktu, nama tersebut pun diabadikan sebagai Nama Kelurahan, menandakan identitas dan sejarah wilayah ini. Keanekaragaman etnis ini tercermin dalam budaya dan tradisi masyarakat setempat. Salah satu tradisi yang masih dilestarikan di Tanjung Batu adalah tradisi "Mo'ombonan". Tradisi ini merupakan tradisi makan bersama dengan tetangga dan kerabat, sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan Tuhan. Tradisi ini menjadi simbol kebersamaan dan kegotongroyongan yang kuat di masyarakat Tanjung Batu.
Seiring bertambahnya jumlah penduduk dan berkembangnya kegiatan ekonomi, Tanjung Batu terus berkembang menjadi sebuah kelurahan yang ramai dan dinamis.
Peninggalan sejarah Goa Jepang di Kelurahan Tanjung Batu :
Jejak Perang Dunia II yang Terlupakan Pada masa penjajahan Jepang, wilayah Manado, termasuk Tanjung Batu, merupakan salah satu daerah yang menjadi target utama serangan pasukan Sekutu. Untuk mengantisipasi serangan tersebut, tentara Jepang membangun sejumlah goa di berbagai tempat di Manado, termasuk di Tanjung Batu
Di balik keramaian dan kemajuan Kelurahan Tanjung Batu, terdapat sebuah situs sejarah yang tersembunyi yaitu Goa Jepang Goa ini terletak di Lingkungan 1 dan 4 Kelurahan Tanjung Batu dan merupakan peninggalan masa penjajahan Jepang di Indonesia. Goa ini dulunya digunakan oleh tentara Jepang sebagai tempat persembunyian dan penyimpanan logistik selama Perang Dunia II dan sekarang sudah tidak di gunakan lagi.
Secara geografis, Kelurahan Tanjung Batu memiliki topografi yang beragam, mulai dari dataran rendah hingga perbukitan. Hal ini memberikan pesona tersendiri bagi kelurahan ini, serta menghadirkan potensi alam yang dapat dikembangkan. Di wilayah ini, terdapat beberapa sungai dan anak sungai yang mengalir, seperti Sungai Sario, Sungai Kairagi, dan Sungai Bailang.
Terletak Strategis dengan Empat Batasannya
Kelurahan Tanjung Batu terletak di antara Empat wilayah Kelurahan, yaitu Kelurahan Titiwungen Selatan di sebelah utara, Kelurahan Teling Atas di sebelah timur, Kelurahan Sario di sebelah barat, dan Kelurahan Wanea di sebelah selatan. Posisi strategis ini menjadikan Kelurahan Tanjung Batu sebagai penghubung penting antar wilayah di sekitarnya.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Indonesia) Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 050-145 Tahun 2022 tentang Pemberian dan Pemutakhiran Kode, Data Wilayah Administrasi Pemerintahan, dan Pulau tahun 2021
- (Indonesia) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan
- (Indonesia) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan