Lompat ke isi

Kokugaku: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Naval Scene (bicara | kontrib)
Naval Scene (bicara | kontrib)
Baris 9: Baris 9:


== Ajaran ==
== Ajaran ==
Kokugaku berpendapat bahwa karakter nasional Jepang secara alami adalah murni, dan akan kemegahan terungkap setelah pengaruh asing (Cina) dihapuskan. "Hati bangsa Cina" berbeda dengan "hati yang tulus" atau "hati bangsa Jepang". Semangat Jepang yang sebenarnya ini perlu diungkapkan dengan cara menghapuskan seribu tahun pembelajaran negatif dari bangsa Cina.<ref>Earl, David Margarey, Emperor and Nation in Japan, Political Thinkers of the Tokugawa Period, University of Washington Press, 1964, hlm. 67</ref>
''Kokugaku'' berpendapat bahwa karakter nasional Jepang secara alami adalah murni, dan akan kemegahan terungkap setelah pengaruh asing (Cina) dihapuskan. "Hati bangsa Cina" berbeda dengan "hati yang tulus" atau "hati bangsa Jepang". Semangat Jepang yang sebenarnya ini perlu diungkapkan dengan cara menghapuskan seribu tahun pembelajaran negatif dari bangsa Cina.<ref>Earl, David Margarey, Emperor and Nation in Japan, Political Thinkers of the Tokugawa Period, University of Washington Press, 1964, hlm. 67</ref>


== Sarjana Kokugaku terkenal ==
== Sarjana Kokugaku terkenal ==

Revisi per 13 Oktober 2009 05.54

Kokugaku (bahasa Jepang, arti: studi nasional; kanji Kyūjitai: 國學, kanji Shinjitai: 国学) adalah gerakan Kebangkitan Nasional Jepang, atau suatu aliran filologi dan filsafat Jepang yang bermula pada masa pemerintahan Tokugawa. Para sarjana kokugaku berusaha untuk mengubah fokus pembahasan keilmuan Jepang agar menjauh dari studi-studi atas budaya Cina, Konfusianisme, dan teks agama Buddha yang dominan pada saat itu, dan mendorong penelitian ke arah naskah-naskah klasik awal Jepang.[1]

Sejarah

Tradisi yang kemudian dikenal dengan kokugaku dimulai pada abad 17 dan 18 sebagai Kogaku ("studi kuno") dan wagaku ("studi Jepang/Japanologi") atau inishie manabi, sebuah istilah yang disukai oleh Motoori Norinaga dan alirannya. Aliran tersebut banyak mengambil dari Shinto dan literatur kuno Jepang, yaitu kembali ke zaman yang dianggap keemasan bagi budaya dan masyarakat Jepang. Mereka meneliti puisi-puisi kuno Jepang, yang mendahului kebangkitan pemerintahan feodal (pada pertengahan abad ke-12) dan berbagai prestasi budaya lainnya untuk menunjukkan suatu 'emosi' Jepang. Salah satu 'emosi' terkenal yang disukai oleh kokugakusha adalah "mono no aware".

Kata 'Kokugaku' diciptakan untuk membedakan aliran ini dari kangaku (studi Cina), yang dipopulerkan oleh Hirata Atsutane di abad ke-19. Ia diterjemahkan sebagai "studi asli/studi nasional", dan merupakan tanggapan atas teori-teori Neo-Konfusianisme yang Sinosentris. Para sarjana kokugaku mengkritik pemikir moralitas represif para pemikir Konfusianisme, dan berusaha untuk mengembalikan kebudayaan Jepang ke bentuknya semula sebelum masuknya cara berpikir dan perilaku asing.

Pada akhirnya para pemikir kokugaku berhasil memperoleh kekuasaan dan pengaruh di masyarakat Jepang. Di kemudian hari pemikiran mereka berpengaruh pada filsafat dan gerakan Sonnō jōi. Filosofi inilah yang bersama-sama pengaruh lainnya pada akhirnya menyebabkan keruntuhnan Tokugawa pada tahun 1868 dan selanjutnya menyebabkan Restorasi Meiji. Selanjutnya, Shintoisme negara dan sosialisme negara kemudian berkembangkan dari pemikiran Mitogaku, yang mana secara tidak langsung mengarah kepada ekspansi imperialis Jepang sepanjang akhir abad kesembilan belas dan dari awal sampai pertengahan abad kedua puluh.

Ajaran

Kokugaku berpendapat bahwa karakter nasional Jepang secara alami adalah murni, dan akan kemegahan terungkap setelah pengaruh asing (Cina) dihapuskan. "Hati bangsa Cina" berbeda dengan "hati yang tulus" atau "hati bangsa Jepang". Semangat Jepang yang sebenarnya ini perlu diungkapkan dengan cara menghapuskan seribu tahun pembelajaran negatif dari bangsa Cina.[2]

Sarjana Kokugaku terkenal

Referensi

  1. ^ Earl, David Margarey, Emperor and Nation in Japan, Political Thinkers of the Tokugawa Period, University of Washington Press, 1964, hlm. 66 ff.
  2. ^ Earl, David Margarey, Emperor and Nation in Japan, Political Thinkers of the Tokugawa Period, University of Washington Press, 1964, hlm. 67

Pranala luar