Lompat ke isi

Tili aya: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Added {{Unreferenced}} tag
Baris 11: Baris 11:


Tili Aya biasanya disajikan pada acara-acara penting seperti pelaksanaan doa arwah, syukuran, atau upacara adat. Budayawan Gorontalo menyatakan bahwa adat tidak akan sempurna tanpa kehadiran Ilabulo dan Tili Aya sebagai sajian khusus. Cara membuat Tili Aya sangat mudah dengan bahan-bahan yang tersedia seperti telur ayam, santan, dan gula merah. Masyarakat Gorontalo selalu berusaha menyediakan Tili Aya saat pembuka sahur agar makanan ini menjadi bagian penting dalam tradisi dan budaya mereka.
Tili Aya biasanya disajikan pada acara-acara penting seperti pelaksanaan doa arwah, syukuran, atau upacara adat. Budayawan Gorontalo menyatakan bahwa adat tidak akan sempurna tanpa kehadiran Ilabulo dan Tili Aya sebagai sajian khusus. Cara membuat Tili Aya sangat mudah dengan bahan-bahan yang tersedia seperti telur ayam, santan, dan gula merah. Masyarakat Gorontalo selalu berusaha menyediakan Tili Aya saat pembuka sahur agar makanan ini menjadi bagian penting dalam tradisi dan budaya mereka.

[[Kategori:Hidangan telur]]
[[Kategori:Hidangan Gorontalo]]

Revisi per 25 Juni 2024 01.16

Tili Aya merupakan kuliner khas Gorontalo yang disajikan sebagai lauk atau pelengkap nasi pada acara adat. Makanan ini terbuat dari bahan dasar gula merah, telur, dan santan kelapa yang dikukus hingga matang.

Penamaan Tili Aya sendiri berasal dari kata 'titiliya to li aya' yang artinya 'yang di samping/dekat ayahanda (Kepala desa)' karena konon, tiap kegiatan doa arwah, syukuran, atau upacara adat, makanan ini selalu diletakkan berada di dekat Kepala Desa setempat. (Sayangnya banyak yang tidak percaya, dan mengatakan ini hanya anekdot semata.)


Tili Aya juga menjadi menu wajib saat sahur dan berbuka puasa bagi masyarakat Gorontalo selama bulan Ramadhan.


Sejarah Tili Aya sebagai makanan khas Gorontalo menunjukkan kebanggaan warga setempat terhadap warisan kuliner mereka. Makanan ini sangat identik dengan perangai sang putri raja dan menjadi symbol perjuangan melawan bangsa Portugis pada abad ke-15. Tili Aya juga menjadi santapan khas malam pertama sahur masyarakat Gorontalo tempo dulu, digunakan sebagai penahan dahaga saat awal puasa. Uniknya, makanan ini hanya dijadikan menu sahur dan tidak untuk makanan sehari-hari.

Tili Aya biasanya disajikan pada acara-acara penting seperti pelaksanaan doa arwah, syukuran, atau upacara adat. Budayawan Gorontalo menyatakan bahwa adat tidak akan sempurna tanpa kehadiran Ilabulo dan Tili Aya sebagai sajian khusus. Cara membuat Tili Aya sangat mudah dengan bahan-bahan yang tersedia seperti telur ayam, santan, dan gula merah. Masyarakat Gorontalo selalu berusaha menyediakan Tili Aya saat pembuka sahur agar makanan ini menjadi bagian penting dalam tradisi dan budaya mereka.