Lompat ke isi

Resusitasi jantung paru: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
WanaraLima (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 2 pranala ditambahkan.
Scriptir (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan VisualEditor
Baris 12: Baris 12:


Namun yang perlu diperhatikan khusus untuk korban pingsan karena kecelakaan, tidak boleh langsung dipindahkan karena dikhawatirkan ada tulang yang patah. Biarkan di tempatnya sampai petugas medis datang. Berbeda dengan korban orang tenggelam dan serangan jantung yang harus segera dilakukan CPR.
Namun yang perlu diperhatikan khusus untuk korban pingsan karena kecelakaan, tidak boleh langsung dipindahkan karena dikhawatirkan ada tulang yang patah. Biarkan di tempatnya sampai petugas medis datang. Berbeda dengan korban orang tenggelam dan serangan jantung yang harus segera dilakukan CPR.

== Resusitasi jantung paru, urutan ==

=== Keamanan ===
Untuk memastikan bahwa pasien berada di daerah tanpa bahaya, atau mereka dibawa ke tempat seperti itu.

=== Periksa pasien ===
Seorang korban yang membutuhkan kebangkitan kardiopulmoner akan samar, tanpa nafas dan detak jantung.

Periksa napas: mendengarkan udara di mulut, dan kemudian melihat dada naik.

Periksa denyut nadi: menyentuh sisi leher mana pun, di dekat kepala.

=== Perhatikan dan minta defibrillator ===
Meminta bantuan kepada orang-orang di sekitar ketika tidak diketahui apa yang harus dilakukan.

Meminta defibrilator (biasanya AED, karena sangat umum hari ini), untuk mencoba defibrilasi dengannya.

=== Mempersiapkan pasien ===
Jaga agar pasien berbaring, dan dalam posisi menghadap ke atas. Basis harus cukup kuat (misalnya: pakaian di lantai). Hapus apapun dari mulut pasien. Miringkan kepala pasien sedikit ke belakang.

=== Mulai resusitasi jantung paru ===
Korban berbaring telentang dan penyelamat ditempatkan di samping.<ref>{{Cite web|last=Hazinski, M F|date=2010|title=Highlights of the 2010 Guidelines for CPR and ECC|url=|website=American Heart Association.|archive-url=https://web.archive.org/web/20171215030141/http://heart.org/idc/groups/heart-public/@wcm/@ecc/documents/downloadable/ucm_317350.pdf|access-date=2010}}</ref>

'''Jika korban adalah orang dewasa atau anak-anak (lebih besar dari bayi):'''

* Serangkaian 30 kompresi dada: tekanan dua tangan pada bagian bawah tulang dada, tulang vertikal yang berada di tengah dada.
* Serangkaian 2 ventilasi (penyelamatan napas): Menekan hidungnya dengan jari, membuka mulutnya, dan mendorong udara ke dalam).
* Meminta defibrillator dan menggunakannya. Ini mudah karena defibrillator memancarkan instruksi suara yang direkam. Tapi itu hanya berfungsi untuk beberapa kasus.

Ulangi kedua putaran (30 kompresi dan 2 napas penyelamatan) dalam siklus yang berkelanjutan, sampai kesehatan korban pulih atau layanan medis datang.

Jika korban adalah bayi (anak yang sangat muda, biasanya di bawah usia 1 tahun): Metode ini sama dengan korban lainnya tetapi dengan perbedaan: di bagian ventilasi, mulut penyelamat, wajah anak pada saat yang sama Waktu, menutupi hidung dan mulut anak pada saat yang sama adalah (karena wajah anak sangat kecil). Pada bagian dari kontraksi dada, mereka dibuat hanya dari 2 jari (di bagian bawah sternum: tulang dada vertikal).


== Rumus ABC Resusitasi ==
== Rumus ABC Resusitasi ==

Revisi per 25 Juni 2024 23.00

Resusitasi jantung paru
Informasi umum

Resusitasi jantung paru-paru (RJP) atau CPR (Cardiopulmonary resuscitation) adalah tindakan pertolongan pertama Bantuan Hidup Dasar (BHD) pada orang yang mengalami henti napas karena sebab-sebab tertentu. CPR bertujuan untuk membuka kembali jalan napas yang menyempit atau tertutup sama sekali dengan melakukan beberapa teknik pemijatan atau penekanan pada dada. CPR sangat dibutuhkan bagi orang tenggelam, terkena serangan jantung, sesak napas karena syok akibat kecelakaan, terjatuh, dan sebagainya.

Namun yang perlu diperhatikan khusus untuk korban pingsan karena kecelakaan, tidak boleh langsung dipindahkan karena dikhawatirkan ada tulang yang patah. Biarkan di tempatnya sampai petugas medis datang. Berbeda dengan korban orang tenggelam dan serangan jantung yang harus segera dilakukan CPR.

Resusitasi jantung paru, urutan

Keamanan

Untuk memastikan bahwa pasien berada di daerah tanpa bahaya, atau mereka dibawa ke tempat seperti itu.

Periksa pasien

Seorang korban yang membutuhkan kebangkitan kardiopulmoner akan samar, tanpa nafas dan detak jantung.

Periksa napas: mendengarkan udara di mulut, dan kemudian melihat dada naik.

Periksa denyut nadi: menyentuh sisi leher mana pun, di dekat kepala.

Perhatikan dan minta defibrillator

Meminta bantuan kepada orang-orang di sekitar ketika tidak diketahui apa yang harus dilakukan.

Meminta defibrilator (biasanya AED, karena sangat umum hari ini), untuk mencoba defibrilasi dengannya.

Mempersiapkan pasien

Jaga agar pasien berbaring, dan dalam posisi menghadap ke atas. Basis harus cukup kuat (misalnya: pakaian di lantai). Hapus apapun dari mulut pasien. Miringkan kepala pasien sedikit ke belakang.

Mulai resusitasi jantung paru

Korban berbaring telentang dan penyelamat ditempatkan di samping.[1]

Jika korban adalah orang dewasa atau anak-anak (lebih besar dari bayi):

  • Serangkaian 30 kompresi dada: tekanan dua tangan pada bagian bawah tulang dada, tulang vertikal yang berada di tengah dada.
  • Serangkaian 2 ventilasi (penyelamatan napas): Menekan hidungnya dengan jari, membuka mulutnya, dan mendorong udara ke dalam).
  • Meminta defibrillator dan menggunakannya. Ini mudah karena defibrillator memancarkan instruksi suara yang direkam. Tapi itu hanya berfungsi untuk beberapa kasus.

Ulangi kedua putaran (30 kompresi dan 2 napas penyelamatan) dalam siklus yang berkelanjutan, sampai kesehatan korban pulih atau layanan medis datang.

Jika korban adalah bayi (anak yang sangat muda, biasanya di bawah usia 1 tahun): Metode ini sama dengan korban lainnya tetapi dengan perbedaan: di bagian ventilasi, mulut penyelamat, wajah anak pada saat yang sama Waktu, menutupi hidung dan mulut anak pada saat yang sama adalah (karena wajah anak sangat kecil). Pada bagian dari kontraksi dada, mereka dibuat hanya dari 2 jari (di bagian bawah sternum: tulang dada vertikal).

Rumus ABC Resusitasi

Airway, Breathing, Circulation (ABC) merupakan survei primer yang harus selesai dilakukan dalam 2 - 5 menit pada pasien trauma. Terapi dikerjakan serentak jika korban mengalami ancaman jiwa akibat banyak sistim yang cedera.

Pada Keadaan normal, oksigen diperoleh dengan bernapas dan diedarkan dalam aliran darah ke seluruh tubuh. Bila proses pernapasan dan peredaran darah gagal, diperlukan tindakan resusitasi untuk memberikan oksigen ke tubuh. Tindakan ini didasarkan pada 3 pemeriksaan yang disebut langkah-langkah ABC resusitasi: Airway (saluran napas), Breathing (bernafas), dan Circulation (peredaran darah). Untuk orang yang tidak sadar, ikuti urutan ABC sebelum memberikan pertolongan lain Buka saluran napas, usahakan agar si pasien bernafas, dan periksa kelancaran peredaran darahnya dari denyut nadi atau petunjuk lain seperti kewajaran warna kulitnya. Bila pasien tidak bernafas, segera berikan pernapasan bantuan untuk meniupkan oksigen ke tubuhnya. Bila tidak ada denyut atau tanda peredaran darah lalin, segeralah lakukan CPR (cardiopulmonary resuscitation; resusitasi jantung-paru)

Airways

Pemeriksaan saluran nafas bertujuan untuk membebaskan dan membuka jalan nafas. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara membuka mulut dan mengamati apakah ada benda yang berpotensi menyumbat saluran pernafasan. Untuk membuka saluran napas, letakkan satu tangan di dahi pasien, dan dua jari tangan di bawah dagunya bentuk tangan seperti pistol. Dengan lembut dongakkan kepalanya dengan menekan dahi sambil sedikit mendorong dagu pasien.

Breathing

Pemeriksaan nafas bertujuan untuk mengetahui apakah korban bernafas dengan normal atau tidak. Memeriksa ada tidaknya napas, dengarkan bunyi napasnya atau rasai dengan pipi anda sampai 10 detik. Bila tak ada tanda bernafas, mulailah pernapasan buatan.

Circulation

Pemeriksaan ini bertujuan untuk meyakinkan bahwa jantung korban berfungsi dengan baik. Untuk memeriksa peredaran darah, raba denyut nadi dengan dua jari selama 10 detik. Untuk bayi rabalah denyut brakhial di bagian dalam lengan. Untuk orang dewasa atau anak-anak, raba denyut karotid di leher di rongga antara trakhea(saluran udara)dengan otot besar leher. Periksa tanda-tanda lain peredaran darah, misalnya kewajaran warna kulitnya. Bila tak ada tanda-tanda peredaran darah, segera lakukan CPR.

Pranala luar


  1. ^ Hazinski, M F (2010). "Highlights of the 2010 Guidelines for CPR and ECC". American Heart Association. Diarsipkan dari versi asli Parameter |archive-url= membutuhkan |url= (bantuan) tanggal Parameter |archive-url= membutuhkan |archive-date= (bantuan).