Sekawan Limo: Perbedaan antara revisi
←Membuat halaman berisi ''''''Sekawan Limo''''' adalah sebuah film horor komedi Indonesia tahun 2024 yang disutradarai oleh Bayu Skak. Film tersebut menampilkan Bayu Skak, Nadya Arina, Keisya Levronka, Dono Pradana, Benidictus Siregar, Firza Valaza, Cak Kartolo, Devina Aureel, Tri Karnadinata dan Arif Alfiansyah. Film tersebut dirilis pada 4 Juli 2024.<ref>{{cite web|website=detikjatim|title=Sinopsis Film Sekawan Limo, Teror Mistis Hantui Empat Pen...' |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 2: | Baris 2: | ||
== Sinopsis == |
== Sinopsis == |
||
⚫ | |||
⚫ | Dalam perjalanan pendakian tersebut, Bagas dan Lenni bertemu tiga pendaki lainnya yang menjadi teman selama mendaki. Akan tetapi, lambat laun muncul kejanggalan dan mereka mengalami gangguan selama perjalanan. Mereka diganggu makhluk tak kasat mata saat berkemah. Tak hanya itu saja, mereka bahkan tersesat akibat melanggar mitos yang dipercaya masyarakat sekitar. Terlebih lagi, mereka sadar bahwa salah satu dari mereka ternyata bukan manusia. |
||
⚫ | |||
⚫ | Dalam perjalanan pendakian tersebut, Bagas dan |
||
== Referensi == |
== Referensi == |
Revisi per 4 Juli 2024 13.43
Sekawan Limo adalah sebuah film horor komedi Indonesia tahun 2024 yang disutradarai oleh Bayu Skak. Film tersebut menampilkan Bayu Skak, Nadya Arina, Keisya Levronka, Dono Pradana, Benidictus Siregar, Firza Valaza, Cak Kartolo, Devina Aureel, Tri Karnadinata dan Arif Alfiansyah. Film tersebut dirilis pada 4 Juli 2024.[1]
Sinopsis
Bagas dan Lenni diceritakan akan mendaki Gunung Madyopuro. Keduanya mendapat nasihat untuk mematuhi aturan-aturan tidak tertulis selama mendaki gunung dari pos penjaga. Salah satunya mereka tidak diperkenankan untuk menoleh ke belakang selama pendakian.
Dalam perjalanan pendakian tersebut, Bagas dan Lenni bertemu tiga pendaki lainnya yang menjadi teman selama mendaki. Akan tetapi, lambat laun muncul kejanggalan dan mereka mengalami gangguan selama perjalanan. Mereka diganggu makhluk tak kasat mata saat berkemah. Tak hanya itu saja, mereka bahkan tersesat akibat melanggar mitos yang dipercaya masyarakat sekitar. Terlebih lagi, mereka sadar bahwa salah satu dari mereka ternyata bukan manusia.