Curug Citambur: Perbedaan antara revisi
Tag: Pembatalan |
|||
Baris 39: | Baris 39: | ||
[[Kategori:Air terjun di Indonesia]] |
[[Kategori:Air terjun di Indonesia]] |
||
[[Kategori:Kabupaten Cianjur]] |
[[Kategori:Kabupaten Cianjur]] |
||
[[Kategori: |
[[Kategori:Tempat wisata di Jawa Barat]] |
||
[[Kategori:Pariwisata di Indonesia]] |
Revisi per 6 Juli 2024 05.23
Curug Citambur | |
---|---|
Lokasi | Desa Karangjaya, Kecamatan Pasirkuda, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat, Indonesia |
Koordinat | 7°11′33.6″S 107°14′03.09″E / 7.192667°S 107.2341917°E |
Tipe | Plunge |
Tinggi total | 130 meter (427 ft) |
Jumlah titik | 3 (Tiga) |
Anak sungai | Sungai Citambur |
Curug Citambur adalah sebuah curug atau air terjun yang ketinggiannya kira-kira 130 meter di Kabupaten Cianjur bagian Selatan, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Curug Citambur memiliki tiga tingkatan air terjun dimana tingkat pertama berketinggian 12 meter sedangkan tingkat kedua berketinggian 116 meter dan yang paling tas adalah 2 meter.[1] Air curug yang berada di ketinggian kurang lebih 1.400 Mdpl[2] ini terkenal sangat dingin dan memiliki debit air yang besar terlebih saat musim penghujan. Kondisi tersebut membuat Curug Citambur selalu diliputi kabut tipis dan suara air jatuhannya yang begitu keras bergemuruh. Curug Citambur yang dibatasai tebing curam dan debit air yang besar akan sangat berbahaya jika berada dibawah guyuran airnya.
Selain itu, curug ini memiliki keindahan yang membuat terpana.
Cerita Rakyat
Ada dua versi kenapa curug itu bernama Curug Citambur. Versi pertama karena pada zaman dahulu suara setiap air yang jatuh dari atas curug ke kolam berbunyi “bergedebum” seperti suara Tambur, sebuah alat musik tabuh yang dipukul. Seiring menyusutnya volume air, bunyi itu tak terdengar lagi. Versi lain, curug tersebut dulu termasuk wilayah Kerajaan Tanjung Anginan, yang rajanya bergelar Prabu Tanjung Anginan. Pusat kerajaannya berada di Pasirkuda, yang kini termasuk Desa Simpang dan Desa Karangjaya. Dugaan pusat kekuasaan di sana karena ada batu yang berbentuk kursi yang diyakini warga sebagai tempat duduk raja. Sementara itu, nama Pasirkuda karena ada sebuah batu di bukit (pasir dalam bahasa Sunda) yang berbentuk kuda. Pada saat kerajaan berdiri, setiap raja mau mandi ke curug selalu ditengarai dengan suara tambur, yang ditabuh para pengawal. Suara berdebumnya alat musik tabuh itu terdengar cukup jauh sehingga warga Pasirkuda menyebutnya Curug Citambur. Namun belum diketahui sejarah dan masa keberlangsungan Kerajaan Tanjung Anginan.
Lokasi
Curug Citambur berlokasi di Desa Karangjaya, Kecamatan Pasirkuda, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat, Indonesia.
Aksesbilitas
Rute yang ditempuh untuk menuju Curug ini bisa diambil dari arah Bandung menuju ke Soreang lalu diteruskan ke wilayah Pasir Jambu kemudian Ciwidey. Selanjutnya ambilah rute menuju Wisata Alam Situ Patengan, sebelum sampai akan melewati pertigaan dekat kantor Kecamatan Rancabali. Beloklah menuju ke arah kanan yaitu ke arah Perkebunan Teh Sinumbra dengan waktu tempuh sekitar kurang lebih 1,5 jam untuk melaju ke Desa Karangjaya . Apabila Anda telah sampai di Kantor Desa Karangjaya, yang mana tempatnya berada didepan pintu masuk menuju Curug Citambur. Dari gerbang tersebut perjalanan masih sekitar 200 meter hingga tempat parkir yang telah tersediakan. Yang terakhir dilanjutkan berjalan kaki dari parkir ke area Curug.
Pariwisata
Curug Citambur telah dibuka untuk pariwista oleh masyarakat sekitar. Tiket masuknya adalah Rp5.000-Rp7.000 termasuk parkir kendaraan roda dua maupun roda empat. Diantara fasilitas yang dimiliki oleh kawasan Curug Citambur ini diantaranya seperti fasilitas umum. Yaitu seperti, tempat parkir yang luas, toilet, mushola serta beberapa warung yang menjual bermacam-macam makanan dan minuman.
Pranala luar
- (Indonesia) Pesona Curug Citambur (diakses tanggal 9 November 2011)]