Lompat ke isi

Pangeran Praboe Anom: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Henrys Wirakusumah (bicara | kontrib)
== Diangkat sebagai mangkubumi == '''Pangeran Praboe Anom Putra Sulthan Adam''' adalah Sultan Muda Kesultanan Banjar yang dilantik oleh Sulthan Adam Al-Watsiq Billah (سلطان آدم الواثق بالله ) bin Sultan Sulaiman pada tahun 10 Juni 1855.Pangeran Praboe / Pangeran Praboe Anom / Pangeran Citra / Pangeran Praboe Abdullahjuga dikenal sebagai diplomat yang cerdas.Di dalam naskah Tutur Candi,namanya adalah Pangeran Prabu Citra. <ref name="tutur candi">{{id}} Mohamad Idw...
Tag: halaman dengan galat kutipan pranala ke halaman disambiguasi
Henrys Wirakusumah (bicara | kontrib)
'''Pangeran Praboe Anom Putra Sulthan Adam''' adalah Sultan Muda Kesultanan Banjar yang dilantik oleh Sulthan Adam Al-Watsiq Billah (سلطان آدم الواثق بالله ) bin Sultan Sulaiman pada tahun 10 Juni 1855.Pangeran Praboe / Pangeran Praboe Anom / Pangeran Citra / Pangeran Praboe Abdullahjuga dikenal sebagai diplomat yang cerdas.Di dalam naskah Tutur Candi,namanya adalah Pangeran Prabu Citra. <ref name="tutur candi">{{id}} Mohamad Idwar Saleh; Tutur Candi, sebuah kary...
Tag: halaman dengan galat kutipan
Baris 60: Baris 60:
| religion = [[Islam Sunni]]}}
| religion = [[Islam Sunni]]}}


== Diangkat sebagai mangkubumi ==
'''Pangeran Praboe Anom Putra Sulthan Adam''' adalah [[Sultan Muda]] [[Kesultanan Banjar]] yang dilantik oleh Sulthan Adam Al-Watsiq Billah (سلطان آدم الواثق بالله ) bin Sultan Sulaiman pada tahun [[10 Juni]] [[1855]].Pangeran Praboe / Pangeran Praboe Anom / Pangeran Citra / Pangeran Praboe Abdullahjuga dikenal sebagai diplomat yang cerdas.[[Preposisi|Di dalam]] naskah Tutur Candi,namanya adalah Pangeran Prabu Citra. <ref name="tutur candi">{{id}} Mohamad Idwar Saleh; Tutur Candi, sebuah karya sastra sejarah Banjarmasin, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah, 1986</ref>: Ia salah satu kandidat Putra Mahkota pengganti Sultan Adam,namun Saat itu yang terpilih sebagai Mangkubumi adalah Pangeran Mangkubumi Tamjidullah bin Sultan Muda Abdul Rahman<ref>{{nl}} (1861){{cite book|pages=70|url=http://books.google.co.id/books?id=ZxkmAQAAIAAJ&dq=Peaboe%20Anom&pg=PA70#v=onepage&q=Peaboe%20Anom&f=false|title=Tijdschrift voor Nederlandsch Indië|volume=23|publisher=Ter Lands-drukkerij}}</ref> Hingga Sultan adam [[10 Juni]] [[1855]] menobatkan nya sebagai Sultan muda Putra Mahkota seorang pangeran yang berperan signifikan dalam sejarah politik dan sosial Kerajaan Banjar.<ref name="tutur candi"/><ref name="Tijdschrift 9">{{cite book|lang=nl|pages=120|url=http://books.google.co.id/books?id=hZJUAAAAcAAJ&dq=pangeran%20Ratoe%20Ismael&hl=id&pg=PA120#v=onepage&q=pangeran%20Ratoe%20Ismael&f=false|title=Tijdschrift van het Bataviaasch Genootschap|volume= 9|publisher=Lange|year=1860|first=Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Batavia)|last=Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Batavia) }}</ref><ref>{{nl}} {{cite book|pages=140|url=http://books.google.co.id/books?id=UMkUAAAAIAAJ&lpg=PA140&dq=Sultan%20Moeda%20Tamdjid-Illah&pg=PA140#v=onepage&q=Sultan%20Moeda%20Tamdjid-Illah&f=false|title=Nederlanderh, Host Indie|publisher=Brill Archive}}</ref> Pangeran Praboe Anom pada tahun [[1851]] Mencalonkan sebagai [[Pangeran Mangkubumi]] di Martapura Setelah kematian Abang kandungnya [[7 September]] [[1851]] [[Pangeran Mangkubumi]] [[Ratoe Anom Mangkoe Boemi Kentjana]] Pihak Kerajaan Menunjuk Mangkubumi sejak [[7 September]] [[1851]] [[Pangeran Mangkubumi]] Praboe / Pangeran Praboe Anom / Pangeran Praboe Citra / Pangeran Praboe Abdullah yang pendapatannya diambil dari provinsi Kelua, Amuntai, Sei Banar, Alabio, Negara. namun pihak Kolonial Hindia Belanda Menobatkan Pangeran Tamjidillah al-Watsiq Billah dilantik menjadi [[Pangeran Mangkubumi]] Banjarmasin bergelar [[Pangeran Mangkubumi]] Tamjidillah al-Watsiq Billah berdasarkan besluit per tanggal 13 November 1851 No. 2.Sebagai mangkubumi (rijksbestuurder) dan Putera Mahkota, Pangeran Ratu Sultan Muda Tamjidillah al-Watsiq Billah memperoleh gaji f 12.000 dan hasil peramasan (tambang emas) senilai 40 tahil @75 - 3.000 setahun
'''Pangeran Praboe Anom Putra Sulthan Adam''' adalah [[Sultan Muda]] [[Kesultanan Banjar]] yang dilantik oleh Sulthan Adam Al-Watsiq Billah (سلطان آدم الواثق بالله ) bin Sultan Sulaiman pada tahun [[10 Juni]] [[1855]].Pangeran Praboe / Pangeran Praboe Anom / Pangeran Citra / Pangeran Praboe Abdullahjuga dikenal sebagai diplomat yang cerdas.[[Preposisi|Di dalam]] naskah Tutur Candi,namanya adalah Pangeran Prabu Citra. <ref name="tutur candi">{{id}} Mohamad Idwar Saleh; Tutur Candi, sebuah karya sastra sejarah Banjarmasin, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah, 1986</ref>: Ia salah satu kandidat Putra Mahkota pengganti Sultan Adam,namun Saat itu yang terpilih sebagai Mangkubumi adalah Pangeran Mangkubumi Tamjidullah bin Sultan Muda Abdul Rahman<ref>{{nl}} (1861){{cite book|pages=70|url=http://books.google.co.id/books?id=ZxkmAQAAIAAJ&dq=Peaboe%20Anom&pg=PA70#v=onepage&q=Peaboe%20Anom&f=false|title=Tijdschrift voor Nederlandsch Indië|volume=23|publisher=Ter Lands-drukkerij}}</ref> Hingga Sultan adam [[10 Juni]] [[1855]] menobatkan nya sebagai Sultan muda Putra Mahkota seorang pangeran yang berperan signifikan dalam sejarah politik dan sosial Kerajaan Banjar.<ref name="tutur candi"/><ref name="Tijdschrift 9">{{cite book|lang=nl|pages=120|url=http://books.google.co.id/books?id=hZJUAAAAcAAJ&dq=pangeran%20Ratoe%20Ismael&hl=id&pg=PA120#v=onepage&q=pangeran%20Ratoe%20Ismael&f=false|title=Tijdschrift van het Bataviaasch Genootschap|volume= 9|publisher=Lange|year=1860|first=Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Batavia)|last=Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Batavia) }}</ref><ref>{{nl}} {{cite book|pages=140|url=http://books.google.co.id/books?id=UMkUAAAAIAAJ&lpg=PA140&dq=Sultan%20Moeda%20Tamdjid-Illah&pg=PA140#v=onepage&q=Sultan%20Moeda%20Tamdjid-Illah&f=false|title=Nederlanderh, Host Indie|publisher=Brill Archive}}</ref> Pangeran Praboe Anom pada tahun [[1851]] Mencalonkan sebagai [[Pangeran Mangkubumi]] di Martapura Setelah kematian Abang kandungnya [[7 September]] [[1851]] [[Pangeran Mangkubumi]] [[Ratoe Anom Mangkoe Boemi Kentjana]] Pihak Kerajaan Menunjuk Mangkubumi sejak [[7 September]] [[1851]] [[Pangeran Mangkubumi]] Praboe / Pangeran Praboe Anom / Pangeran Praboe Citra / Pangeran Praboe Abdullah yang pendapatannya diambil dari provinsi Kelua, Amuntai, Sei Banar, Alabio, Negara. namun pihak Kolonial Hindia Belanda Menobatkan Pangeran Tamjidillah al-Watsiq Billah dilantik menjadi [[Pangeran Mangkubumi]] Banjarmasin bergelar [[Pangeran Mangkubumi]] Tamjidillah al-Watsiq Billah berdasarkan besluit per tanggal 13 November 1851 No. 2.Sebagai mangkubumi (rijksbestuurder) dan Putera Mahkota, Pangeran Ratu Sultan Muda Tamjidillah al-Watsiq Billah memperoleh gaji f 12.000 dan hasil peramasan (tambang emas) senilai 40 tahil @75 - 3.000 setahun



Revisi per 9 Juli 2024 03.06

Pangeran Praboe / Pangeran Praboe Anom / Pangeran Praboe Citra / Pangeran Praboe Abdullah / Pangeran Perabu Anum[1]
Pangeran Praboe / Pangeran Praboe Anom / Pangeran Praboe Citra / Pangeran Praboe Abdullah
Sultan Muda
Berkuasa10 juni 1855 – 23 Februari 1858
Penobatan10 juni 1855 di Sultan Muda
PendahuluSultan Muda Abdur Rahman dari Banjar
PenerusPanembahan Wirakusuma
KelahiranPangeran Abdullah
1807
Martapura, Kesultanan Banjar
Kematian4 Desember 1885(1885-12-04) (umur 77–78)
Bantjeujweg Banceuy 1871-1885, Karesidenan, Hindia Belanda
Pemakaman
Bandung, Bantjeujweg Jawa Barat
Pasangan
1 ♀ Permaisuri ...
Keturunan
1. ♀ Ratu Aminoelah menikahi ♂ Pangeran Muhammad Aminullah lahir 1822 usia 30 Tahun Pada tahun 1852


2. ♂ Pangeran Tommenggong lahir 1830 umur 25 pada tahun 1855 Martapura Cucu beliau mempunyai seorang anak lelaki di bawah umur 16 tahun


3. ♂ Pangeran Demang lahir 1832 umur 22 pada tahun 1855 beliau mempunyai dua orang anak di bawah umur 16 tahun


4. ♂ Pangeran Praboe Kisa lahir 1839 umur 16 pada tahun 1855


5. ♂ Putra..

6. ♂ Putra..

7. ♀ Putri..

Mempunyai 7 orang Anak (5 Putera dan 2 Puteri serta 3 cucu )

Nama takhta
Tuan Kebawah Duli Yang Maha Mulia Paduka Seri Sultan Muda Pangeran Praboe / Pangeran Praboe Anom / Pangeran Praboe Citra / Pangeran Praboe Abdullah
WangsaWangsa Banjar
AyahSultan Adam
IbuNyai Ratu Kamala Sari
AgamaIslam Sunni

Pangeran Praboe Anom Putra Sulthan Adam adalah Sultan Muda Kesultanan Banjar yang dilantik oleh Sulthan Adam Al-Watsiq Billah (سلطان آدم الواثق بالله ) bin Sultan Sulaiman pada tahun 10 Juni 1855.Pangeran Praboe / Pangeran Praboe Anom / Pangeran Citra / Pangeran Praboe Abdullahjuga dikenal sebagai diplomat yang cerdas.Di dalam naskah Tutur Candi,namanya adalah Pangeran Prabu Citra. [2]: Ia salah satu kandidat Putra Mahkota pengganti Sultan Adam,namun Saat itu yang terpilih sebagai Mangkubumi adalah Pangeran Mangkubumi Tamjidullah bin Sultan Muda Abdul Rahman[3] Hingga Sultan adam 10 Juni 1855 menobatkan nya sebagai Sultan muda Putra Mahkota seorang pangeran yang berperan signifikan dalam sejarah politik dan sosial Kerajaan Banjar.[2][4][5] Pangeran Praboe Anom pada tahun 1851 Mencalonkan sebagai Pangeran Mangkubumi di Martapura Setelah kematian Abang kandungnya 7 September 1851 Pangeran Mangkubumi Ratoe Anom Mangkoe Boemi Kentjana Pihak Kerajaan Menunjuk Mangkubumi sejak 7 September 1851 Pangeran Mangkubumi Praboe / Pangeran Praboe Anom / Pangeran Praboe Citra / Pangeran Praboe Abdullah yang pendapatannya diambil dari provinsi Kelua, Amuntai, Sei Banar, Alabio, Negara. namun pihak Kolonial Hindia Belanda Menobatkan Pangeran Tamjidillah al-Watsiq Billah dilantik menjadi Pangeran Mangkubumi Banjarmasin bergelar Pangeran Mangkubumi Tamjidillah al-Watsiq Billah berdasarkan besluit per tanggal 13 November 1851 No. 2.Sebagai mangkubumi (rijksbestuurder) dan Putera Mahkota, Pangeran Ratu Sultan Muda Tamjidillah al-Watsiq Billah memperoleh gaji f 12.000 dan hasil peramasan (tambang emas) senilai 40 tahil @75 - 3.000 setahun


Pada Tanggal 5 Maret 1852.Sultan Muda Abdurrahman mangkat,Pemerintah Kolonial Hindia Belanda Menobatkan Pangeran Mangkubumi Tamjidillah al-Watsiq Billah putra Sultan Muda Abdurrahman sebagai Sultan Muda Banjarmasin Pada Tanggal 10 Juni 1852 oleh dengan gelar Pangeran Mangkubumi Sultan Muda Tamjidillah al-Watsiq Billah.Sultan Muda Pangeran Tamjidullah al-Watsiq Billah bin Pangeran Sultan Muda Abdur Rahman merupakan putera ke-2 Pangeran ke-2 dari Putra mahkota Pangeran Ratu Sultan Muda Abdul Rachman dengan Nyai Besar Dawang bergelar Nyai Besar Aminah Putri Dayak Tionghoa dengan nama lahir Gusti Wayuri.tidak disetujui oleh Sultan Adam al-Watsiq Billah karena melangkahi Pangeran Mangkubumi Prabu Citra Pangeran Praboe Anom,adik Kandung almarhum Sultan Muda Abdurrahman, bahkan Sultan Adam al-Watsiq Billah meminta Belanda untuk memecat Pangeran Mangkubumi Sultan Muda Tamjidillah al-Watsiq Billah sejak 1852-1855 selama tiga tahun tidak mendapatkan hasil.Pangeran Mangkubumi Martapura Prabu Citra Pangeran Praboe Anom terlibat dalam berbagai peristiwa penting yang mempengaruhi dinamika kekuasaan di Kalimantan Selatan.dikenal karena keterlibatannya dalam politik kerajaan, langkah selanjutnya Sultan Adam al-Watsiq Billah melantik Pangeran Mangkubumi Martapura Prabu Citra Pangeran Praboe Anom sebagai Sultan Muda Martapura Pada Tanggal 10 Juni 1855 dengan gelar Pangeran Mangkubumi Sultan Muda Prabu Citra Pangeran Praboe Anom Menggantikan Abang Kandung Nya yang meninggal dunia yaitu Sultan Muda Abdurrahman wafat Pada Tanggal 5 Maret 1852. Jabatan Sultan Muda Martapura Prabu Citra Pangeran Praboe Anom ini merupakan tandingan jabatan Sultan Muda Banjarmasin yang dijabat oleh Pangeran Mangkubumi Sultan Muda Tamjidillah al-Watsiq Billah yang dilantik pemerintah kolonial Hindia Belanda. pemerintah Hindia Belanda mengangkat Gusti Andarun sebagai mangkubumi yang mengatur pemerintahan dari Martapura dengan gelar Pangeran Hidayatullah pada tanggal 9 Oktober 1856.[6] Pengangkatan Hidayatullah sebagai mangkubumi tertuang dalam Akte Van Beeediging Van Den Rijksbestierder Van Bandjarmasin, Pangeran Hidajat Oellah op 9 October 1856. (Besluit 4 Januari 1857 No. 41) Borneo, tertulis dalam bahasa Melayu di bawah:[7]

Besluit 4 Januari 1857 No. 41

Hadjrat Annabi Salallahu alaihi wassallam seribu dua ratus tudjuh puluh tiga pada kesembilan hari bulan Sjafar kepada hari Chamis djam pukul sepuluh pagi2.

Mendjadi hadjrat Almasih kesembilan hari bulan Oktober hari Chamis tahun seribu delapan ratus lima puluh enam, maka dewasa itulah sahaja Pangiran Hidajat Allah jang dengan permintaan Sri Paduka Tuan Sultan Adam Alwasikh Billah jang mempunjai tahta keradjaan Bandjarmasin beserta mupakatan dengan Sri Paduka Tuan van de Graaff residen Bandjarmasin jang memegang kuasa atas segala tanah sebelah Selatan dan Timur pulau Kalimantan sudah terima oleh Sri Paduka Jang Dipertuan Besar Gurnadur Djenderal dari tanah Hindia Nederland jang bersemajam di Betawi.

Mendjadi mangkubumi dikeradjaan Bandjarmasin bepersembahan suatu surat persumpahan ini kechadirat geburmin Hindia Nederland pada menjatakan ha mim Allah wal Rasul.

Pertama : bahwa dengan sesungguhnja sahaja berdjandji hendak maangkat pekerdjaan mangkubumi itu dengan hati jang tulus dan ichlas serta senantiasa hendak bepertolongan didalam maksud dan kehendak geburmin Hindia Nederland.

Kedua : bahwa sahaja berdjandji akan mengikuti dan mendengar sekalian titah dan perintah Sri Paduka Tuan Residen dari tanah Selatan dan timur pulau Kalimantan jang mendjadi wakil mutlaq geburnemin dipulau ini dan perintah Sri Paduka Tuan Sultan Bandjarmasin.

Ketiga : bahwa sahaja berdjandji hendak memelihara kari tulus dan ichlas antara geburnemin Hindia Nederland dengan Sri Paduka Tuan Sultan Bandjarmasin senantiasa djuga adanja.

Keempat : bahwa sahaja berdjandji hendak mendjalankan hukum jang adil dan berbuat sekalian jang mendjadikan selamat dan sentosanja Sri Paduka Tuan Sultan Bandjarmasin.

Kelima : bahwa sahaja berdjandji hendak mendjalankan sekalian aturan dan perintahan menurut seperti jang tersebut didalam kontrak jang telah diperbuat antara geburnemin Hindia Nederland dengan Sri Paduka Tuan Sultan Bandjarmasin serta mendjaga orang melanggar itu.

Kaenam : bahwa sahaja berdjandji dengan sebolih-bolihnja djua hendak mengerdjakan atas segala hal jang mendjadikan kebaikan dan sentosa keradjaan Bandjarmasin.

Ketudjuh : bahwa sahaja berdjandji tiada hendak berbuat keberatan dan kesusahan pada orang2 negeri hanja akan membuat aturan jang baik supaja segala orang didalam daerah Sri Paduka Tuan Sultan dihukumkan dengan hukum jang adil.

Kedelapan : maka sahaja mengaku lagi jang sahaja tiada sudah memberi sesuatu apa2 pembarian dan tiada sudah akan memberi apa2 kepada orang2 baik siapa2 jang oleh karena itu sahaja akan mendapat pekerdjaan mangkubumi ini. Maka demikian tersurat tiga kali sama bunjinja pada hadjemat jang tersebut diatas ini serta dibubuh tjap dengan tapak tangan sahaja sendiri dihadapan Sri Paduka Tuan Residen jang tersebut diatas ini dan dihadapan Sri Paduka Tuan Sultan Adam Alwasikh Billah dan Paduka Tuan Sultan Muda Tamdjid Illah serta sekalian radja2 dan menteri2 ditempat Sri Paduka Tuan Residen Bandjarmasin adanja.

Tjap : Sultan muda Tamdjid Illah.
Warna hidjau dalam lingkaran huruf Latin ditengah dengan huruf Arab.

Zegel : Sultan Adam.

Zegel : Zuid an Oost kust van Borneo
Ie main tiendrai.
ttd. van de Graaff.

Zegel ditulis dengan huruf Arab. Pangeran Hidajat Allah. Zegel warna merah.

Pemerintahan Kesultanan Banjar Martapoera & Pemerintahan Kesultanan Banjar Bandjarmasing 3 Juni 1825 - 3 maret 1862

Monarch Sultan Adam al-Wâthiq billâh Adam dari Banjar lahir 1782 Memerintah Bandjarmasing 3 Juni 1825- 1 November 1857
MonarchPangeran Ratu Sultan Muda Abdur Rahman dari Banjar Sultan Muda
lahir 1799 Memerintah Bandjarmasing 3 Juni 1825- 5 Maret 1852
Monarch Pangeran Ratu Sultan Muda Pangeran Praboe Anom
lahir 1807 Memerintah Martapoera 10 juni 185523 Februari 1858
Monarch Sultan
Tamjidillah II al-Wâthiq billâh lahir 1816 Memerintah Bandjarmasing (3 November 1857 - 25 juni 1859)
Monarch Pangeran Mangkubumi
Pangeran Ratu Anom Wirakusuma al-Wâthiq billâh
lahir 1822 Memerintah Bandjarmasing 3 November 1857 - 25 juni 1859
Monarch Pangeran Mangkubumi
Pangeran Ratu Anom Hidayatullah Halillillah lahir 1822 Memerintah Martapoera 9 Oktober 1856 - 5 Februari 1860

Sultan Banjar Ketika Sultan Adam al-Watsiq Billah meninggal pada tanggal 1 November 1857 karena sakit,pemerintah Hindia Belanda menobatkan Tamjidullah II sebagai sultan Banjar yang baru di Banjarmasin Pada tahun 1274 Hijriyah, yang bertepatan dengan tanggal 3 November 1857, dipilih sebagai pusat pemerintahannya,dimana penobatan ini ditentang oleh rakyat Banjar Sehari setelah penobatannya,[8] Setelah Pemerintah kolonial Hindia Belanda melantik Pangeran Mangkubumi Sultan Muda Tamjidillah menjadi Sultan Banjar tanggal 3 November 1857,Sultan Tamjidillah II dilantik oleh pemerintahan kolonial Hindia Belanda sebagai Sultan Banjar lahir 1816 berusia 41 tahun sewaktu dilantik Sultan Banjar pada tanggal 3 November 1857. didampingi Pangeran Mangkoe Boemi Wira Kasoema (wirakusuma) Kepala Pemerintah Negri Kesultanan Banjar 1857-1859 Mangkubumi Banjamasin memperoleh gaji bulanan f 1.000 gulden (f 12.000 gulden setahun) Penghasilan sebagai Mangkubumi kerajaan Banjar yang pendapatannya diambil dari hasil pungutan dari Tambang Paramasan 40 tahil intan Berlian, (tambang intan Berlian) senilai 40 tahil @75 - 3.000 setahun lobang intan di Titian Taras, dan Penghasilan kompensasi (f 200 gulden perbulan dari hasil pungutan dari sungai Gatal, Banjarmasin. lahir 1822 berusia 35 tahun sewaktu diumumkan pada 3 November 1857.[9] Sultan Tamjidillah al-Watsiq Billah adalah cucu Sultan Adam al-Watsiq Billah. Tamjidillah II Anak dari Nyai Besar Aminah seorang Putri Dayak Tionghoa [10] setelah kematian Sultan Adam al-Watsiq Billah meninggal pada tanggal 1 November 1857, Sultan Muda Prabu Citra Pangeran Praboe Anom di Martapura dengan pendampingnya Pangeran Mangkubumi Hidayatulah di Martapura Sebagai Vazal Tandingan di Banjarmasin Sultan Tamjidillah al-Watsiq Billah di Banjarmasin Dan Pangeran Mangkubumi Wira kasoema di Banjarmasin.Setelah Pemerintah kolonial Hindia Belanda melantik Pangeran Mangkubumi Sultan Muda Tamjidillah menjadi Sultan Banjar tanggal 3 November 1857, maka pada tanggal 4 November 1857 Residen mengizinkan dengan bantuan serdadu yang ada di Martapura untuk menangkap Sultan Muda Prabu Citra Pangeran Praboe Anom di Martapura pergi ke Martapura lari dari tahanannya di Banjarmasin (sekarang Kelurahan Melayu) karena mengurusi pemakaman ayahnya Sultan Adam al Watsiq Billah. Alasannya dan tuduhan yang dikenakan pada Sultan Muda Prabu Citra Pangeran Praboe Anom ialah bahwa di Martapura membahayakan tahta, tetapi penangkapan itu tidak berhasil. Rakyat menjadi saksi atas tindakan Sultan Tamjidillah al-Watsiq Billah di Banjarmasin Dan Pangeran Mangkubumi Wira kasoema di Banjarmasin dalam usahanya menangkap Sultan Muda Prabu Citra Pangeran Praboe Anom. Lima hari setelah pemakaman Sultan Adam Al Wasik Billah yang sangat dicintai rakyat, keraton Martapura ditembaki serdadu Belanda untuk menangkap Sultan Muda Prabu Citra Pangeran Praboe Anom.


Sultan Muda Pangeran Praboe / Pangeran Praboe Anom / Pangeran Praboe Citra / Pangeran Praboe Abdullah turut terlibat dalam perjuangan melawan kekuatan kolonial yang mencoba menguasai wilayah Banjar. Ia berusaha mempertahankan kedaulatan kerajaan dari ancaman eksternal.Konflik Internal Seperti banyak kerajaan lainnya, Kerajaan Banjar juga menghadapi konflik internal, namanya dikaitkan dengan Mangkubumi Hidayatulah di Martapura Sebagai Vazal Tandingan di Banjarmasin Sultan Tamjidilah Dan Mangkubumi Wira Kasoema baik dalam bentuk persaingan kekuasaan antar anggota keluarga kerajaan maupun pemberontakan dari kelompok-kelompok yang tidak puas. pada tanggal 21 november 1857 Sultan Muda Pangeran Praboe / Pangeran Praboe Anom / Pangeran Praboe Citra / Pangeran Praboe Abdullah akhirnya Prabu Anom berhasil ditangkap oleh Pangeran Mangkubumi Hidayatulah menyerahkan kepada Sultan Tamjidillah al-Watsiq Billah di Banjarmasin Dan Pangeran Mangkubumi Wira kasoema di Banjarmasin.De bandjermasinsche krijg van 1859-1863, Volume 1 Oleh Willem Adriaan Rees halaman 17 https://books.google.co.id/books/content?id=JRQ5AQAAIAAJ&hl=id&pg=PA17&img=1&zoom=3&sig=ACfU3U2CzK4QPVfltT9DpE3uVT3KPAQ3Ng&w=1025 kemudian Sultan Muda Pangeran Praboe / Pangeran Praboe Anom / Pangeran Praboe Citra / Pangeran Praboe Abdullah dijebloskan ke penjara benteng Tatas selama 90 hari sejak 21 november 1857 - 23 Februari 1858.Sultan Tamjidullah al-Watsiq Billah menandatangani surat pengasingan pada tanggal 23 Februari 1858 dan Pangeran Mangkubumi Banjarmasin Wira kasoema menandatangani surat yang menyetujui pengasingan Belanda atas pamannya Prabu Anom ke Jawa.menandatangani surat pengasingan pada tanggal 23 Februari 1858.Sultan Muda Prabu Citra Pangeran Praboe Anom dengan Nyai Ratu Kamala Sari, yang kemudian diasingkan ke Kota Bandung di awal tahun 1858 pada tanggal 23 Februari 1858. dan akhirnya ia diasingkan karena dianggap membahayakan jika berada di Banjarmasin dan kemudian dibuang ke Pulau Jawa Barat Peristiwa pengasingan ini membuat geram bangsawan lainnya.serta mengakibatkan keadaan keraton Bumi Kencana Martapura tegang dan tidak kondusif.[11].[12] Muncul gerakan perlawanan terhadap kepemimpinan Pemerintahan Banjarmasin yang dimulai oleh tokoh karismatik bernama Panglima Aling Datu Aling Panembahan Muda Aling Sultan Muda Aling atau Panembahan Muning dari Tapin, dimana pengikut gerakan ini semakin bertambah banyak karena banyak rakyat yang tidak puas terhadap kepemimpinan Pemerintahan Banjarmasin.[13][14][15]


Sultan Muda Pangeran Praboe / Pangeran Praboe Anom / Pangeran Praboe Citra / Pangeran Praboe Abdullah Mempunyai 9 saudara

1. ♂ Pangeran Ratu Abdur Rahman dari Banjar Sultan Muda Abdoe Rachman lahir 1796 (Kakak Kandung Sultan Muda Pangeran Praboe / Pangeran Praboe Anom / Pangeran Praboe Citra / Pangeran Praboe Abdullah)


2.. ♂ Pangeran Soeria Mataram Lahir 1801 (Kakak Tiri Sultan Muda Pangeran Praboe / Pangeran Praboe Anom / Pangeran Praboe Citra / Pangeran Praboe Abdullah)


3.♂ Pangeran Noch/Nor lahir 1803 Ratoe Anom Mangkoe Boemi Kentjana 1841 - wafat 1851) (Kakak Kandung Sultan Muda Pangeran Praboe / Pangeran Praboe Anom / Pangeran Praboe Citra / Pangeran Praboe Abdullah)


4. ♂ Pangeran Prabu Citra lahir 1807 Pangeran Ratoe Anom Mangkoe Boemi Praboe Anom 1851-1855 Sultan Muda berkuasa 1855-1858

5. ♀ Ratoe Aminah (Adik Kandung Sultan Muda Pangeran Praboe / Pangeran Praboe Anom / Pangeran Praboe Citra / Pangeran Praboe Abdullah) menikah dengan Pangeran Sjarif Hussin bin Muhammad Baharun Darma Kasoema


6. ♀ Ratoe Salamah (Adik Kandung Sultan Muda Pangeran Praboe / Pangeran Praboe Anom / Pangeran Praboe Citra / Pangeran Praboe Abdullah) menikah Pangeran Sjarief Ali bin Abdurrahman Alaydrus Kasoema Negara,


7. ♀ Ratoe Kramat/Ratoe Didjah (Khadijah) diperistri Pangeran Sjarief Abdoellah Nata Kasoema bin Abdurrahman bin Abdullah bin Husein bin Thoha bin Ahmad bin Abu Bakar bin Abdurrahman bin Umar bin Abdurrahman bin Abdurrahman Assegaf,(Adik Kandung Sultan Muda Pangeran Praboe / Pangeran Praboe Anom / Pangeran Praboe Citra / Pangeran Praboe Abdullah)


8. ♀ Ratoe Djantra Kasoema (Adik Tiri Sultan Muda Pangeran Praboe / Pangeran Praboe Anom / Pangeran Praboe Citra / Pangeran Praboe Abdullah)

9. ♂ Pangeran Nasaroedin (Serudin) (Adik Tiri Sultan Muda Pangeran Praboe / Pangeran Praboe Anom / Pangeran Praboe Citra / Pangeran Praboe Abdullah)

10. ♀ Ratoe Idjah (Adik Tiri Sultan Muda Pangeran Praboe / Pangeran Praboe Anom / Pangeran Praboe Citra / Pangeran Praboe Abdullah) di peristri Pangeran antasari Melahirkan putri Hasiah Ratu Wirakusuma II diperistri Pangeran Wirakusuma II pada tahun 1839 perkawinan nya melahirkan 1840 Ratu Syarif Abubakar bersuamikan Pangeran syarif abubakar pada tahun 1857 mempunyai satu putri pada tahun 1858 bernama Syarifah Ratu Intan adalah cucu Pangeran Mangkubumi Wirakusuma II pada tahun 3 maret 1862 satu keluarga Pangeran Mangkubumi Sultan Ratu Anom Wirakusuma II diasingkan oleh hindia belanda hingga Gugur di cianjur jawa barat


Sultan Muda Pangeran Praboe / Pangeran Praboe Anom / Pangeran Praboe Citra / Pangeran Praboe Abdullah Mempunyai 7 orang Anak (5 Putera dan 2 Puteri serta 3 cucu )

1. ♀ 'Ratu Aminoelah menikahi ♂ Pangeran Muhammad Aminullah lahir 1822 usia 30 Tahun Pada tahun 1852


2. ♂ Pangeran Tommenggong lahir 1827 (Mempunyai 1 anak lelaki di bawah umur 16 tahun)


3. ♂ Pangeran Demang lahir 1830 (beliau mempunyai 2 orang anak di bawah umur 16 tahun)


4. ♂ Pangeran Praboe Kisa lahir 1836.


5. ♂ Putra..


6. ♂ Putra..


7. ♀ Putri..


Sultan Muda Pangeran Praboe / Pangeran Praboe Anom / Pangeran Praboe Citra / Pangeran Praboe Abdullah merupakan mertua dari Pangeran Muhammad Aminullah, pejuang Perang Banjar. Pangeran Muhammad Aminullah termasuk salah seorang yang tidak akan pernah mendapat pengampunan dari pemerintah Kolonial Hindia Belanda:[16]

Catatan kaki

  1. ^ Annabel Teh Gallop (2002). Malay Seal Inscriptions: A Study in Islamic Epigraphy from Southeast Asia (dalam bahasa Inggris). 3. Inggeris: University of London. hlm. 453. 
  2. ^ a b (Indonesia) Mohamad Idwar Saleh; Tutur Candi, sebuah karya sastra sejarah Banjarmasin, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah, 1986
  3. ^ (Belanda) (1861)Tijdschrift voor Nederlandsch Indië. 23. Ter Lands-drukkerij. hlm. 70. 
  4. ^ Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Batavia), Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Batavia) (1860). Tijdschrift van het Bataviaasch Genootschap (dalam bahasa Belanda). 9. Lange. hlm. 120. 
  5. ^ (Belanda) Nederlanderh, Host Indie. Brill Archive. hlm. 140. 
  6. ^ "Landsdrukkerij". Almanak en Naamregister van Nederlandsch-Indië, voor 1858 (dalam bahasa Belanda). 31. Batavia: Ter Lands-Drukkerij. 1858. hlm. 119. 
  7. ^ Hindia-Belanda (1965). Bandjermasin (Sultanate), Surat-surat perdjandjian antara Kesultanan Bandjarmasin dengan pemerintahan2 V.O.C.: Bataafse Republik, Inggeris dan Hindia-Belanda 1635-1860 (PDF). Arsip Nasional Republik Indonesia, Kompartimen Perhubungan dengan Rakjat. hlm. 158. 
  8. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama :3
  9. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Tijdschrift 23
  10. ^ phan tong fang (petompang)
  11. ^ Ahmad Gazali Usman,dalam Kalimantan Scientie, No. 17, Tahun VII, Banjarmasin, 1988, hal. 4
  12. ^ Kiai Bondan, Amir Hasan (1953). Suluh Sedjarah Kalimantan. Bandjarmasin: Fadjar. 
  13. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama :2
  14. ^ Devara, Panuganti (2020-05-21). "Menjelajah Kalimantan". doi:10.5194/amt-2019-437-ac3. 
  15. ^ Ratna, Dewi (2016-06-20). Ratna, Dewi, ed. "Semangat perjuangan Pangeran Antasari & kisah penyerangannya". Merdeka.com. Diakses tanggal 2021-08-17. 
  16. ^ (Belanda) de Heere, G. A. N. Scheltema (1863). Staatsblad van Nederlandisch Indië. Ter Drukkerij van A. D. Schinkel. hlm. 118. 

Pranala luar