Lompat ke isi

Balai Arkeologi Yogyakarta: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
merapikan dan menghapus info yg berlebihan
 
Baris 1: Baris 1:
'''Balai Arkeologi Yogyakarta''' adalah salah satu unit pelaksana teknis (UPT) bidang [[arkeologi]] di bawah [[Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan]] Republik Indonesia, dengan wilayah kerja tiga provinsi: [[D.I. Yogyakarta]], [[Jawa Tengah]], dan [[Jawa Timur]].
'''Balai Arkeologi Yogyakarta''' atau biasa disingkat menjadi '''Balar Yogya''', dulu adalah [[unit pelaksana teknis]] dari [[Pusat Penelitian Arkeologi Nasional]] yang bertugas melakukan penelitian di bidang [[arkeologi]] di [[Daerah Istimewa Yogyakarta]], [[Jawa Tengah]], dan [[Jawa Timur]].


Tugas dari organisasi ini meliputi pencarian, analisis, interpretasi, perawatan, pengawetan, publikasi, dan dokumentasi hasil penelitian terhadap benda-benda arkeologi di Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur..<ref>http://jdih.kemdikbud.go.id/asbodoku/media/peruu/Permendikbud_Tahun2015_Nomor027.pdf{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
Balai yang berkantor di kota [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]] ini bertugas untuk melakukan penelitian arkeologi di wilayah kerja tersebut dengan fungsi<ref>Sumber: Brosur Balai Arkeologi Yogyakarta.</ref> terutama adalah pencarian benda-benda arkeologi, pelaksanaan analisis dan interpretasi benda-benda arkeologi, perawatan dan pengawetan benda arkeologi hasil penelitian, dan publikasi serta dokunemtasi hasil penelitian benda-benda arkeologi.


Pada tahun 2022, seiring dengan digabungnya Pusat Penelitian Arkeologi Nasional ke dalam [[Badan Riset dan Inovasi Nasional]], organisasi ini pun dibubarkan dan pegawainya dialihkan ke [[Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra]].<ref name="arkenas">{{Cite web|last=Alfarizi|first=Khory|date=5 Januari 2022|title=Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Ikut Melebur ke BRIN, Ini Kata Arkeolog|url=https://tekno.tempo.co/read/1546645/pusat-penelitian-arkeologi-nasional-ikut-melebur-ke-brin-ini-kata-arkeolog|publisher=Tempo|language=id|access-date=18 Juli 2024}}</ref>
Cakupan benda-benda arkeologi yang ditangani Balai ini sangat luas rentangnya, mulai dari masa pra-manusia sampai era kolonial Belanda. Di wilayah kerja ini terdapat dua [[Warisan Dunia]] UNESCO, yaitu [[Candi Borobudur]] dan [[Sangiran|Kawasan Purbakala Sangiran]]. Penemuan fosil-fosil manusia dan vertebrata lain dari kala Pleistosen juga banyak terdapat di wilayah ini. Peninggalan [[tradisi megalitik]] misalnya terdapat di [[Kabupaten Karanganyar]] dan [[Kabupaten Gunungkidul]]. Barangkali yang paling dikenal orang dari kawasan kerja Balar Yogyakarta adalah ratusan [[candi]] dan naskah dari era sejarah Indonesia masa Klasik Hindu-Buddha, peninggalan sejak abad ke-7 sampai abad ke-15. Dari masa Klasik perkembangan Islam di Jawa juga banyak ditemukan peninggalan bangunan dan naskah, sejak masa [[Kesultanan Demak]] sampai [[Kesultanan Mataram]] dan pecahannya. Peninggalan dari era kolonialisme [[VOC]], [[Inggris]], dan [[Belanda]] meninggalkan banyak bangunan, naskah, dan tradisi lainnya. Selain benda-benda, Balai juga menangani aspek non-benda, seperti [[arsitektur]], sistem kepercayaan, tradisi, teknologi, tulisan, dan [[ikonografi]]. Aspek kajian yang relatif baru adalah arkeologi bawah air, mengingat [[Laut Jawa]] pernah menjadi medan pertempuran dan perniagaan, sehingga banyak pula ditemukan benda-benda arkeologi yang terpendam di dasar laut.

== Benda arkeologi ==
Di wilayah kerja dari organisasi ini terdapat dua [[Warisan Dunia]] [[UNESCO]], yaitu [[Candi Borobudur]] dan [[Sangiran|Kawasan Purbakala Sangiran]]. Fosil-fosil manusia dan vertebrata lain dari kala [[Pleistosen]] juga banyak ditemukan di wilayah kerja dari organisasi ini ini. Peninggalan [[tradisi megalitik]] misalnya terdapat di [[Kabupaten Karanganyar|Karanganyar]] dan [[Kabupaten Gunungkidul|Gunungkidul]].

Yang paling dikenal dari wilayah kerja dari organisasi ini kemungkinan adalah [[candi]] dan naskah dari era sejarah Indonesia masa Klasik Hindu-Buddha, peninggalan dari abad ke-7 sampai abad ke-15. Dari masa Klasik perkembangan Islam di Jawa juga banyak ditemukan peninggalan bangunan dan naskah, sejak masa [[Kesultanan Demak]] sampai [[Kesultanan Mataram]] dan pecahannya. Era kolonialisme [[VOC]], [[Inggris]], dan [[Belanda]] juga meninggalkan banyak bangunan, naskah, dan tradisi lainnya. Selain benda, organisasi ini juga menangani aspek non-benda, seperti [[arsitektur]], sistem kepercayaan, tradisi, teknologi, tulisan, dan [[ikonografi]]. Aspek kajian yang relatif baru adalah arkeologi bawah air, mengingat [[Laut Jawa]] pernah menjadi medan pertempuran dan perniagaan, sehingga banyak pula ditemukan benda-benda arkeologi yang terpendam di dasar laut.
== Rujukan ==
== Rujukan ==
{{reflist}}
{{reflist}}

[[Kategori:Lembaga pemerintah]]
[[Kategori:Arkeologi Indonesia]]
[[Kategori:Arkeologi Indonesia]]
[[Kategori:Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia]]

Revisi terkini sejak 20 Juli 2024 05.06

Balai Arkeologi Yogyakarta atau biasa disingkat menjadi Balar Yogya, dulu adalah unit pelaksana teknis dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional yang bertugas melakukan penelitian di bidang arkeologi di Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Tugas dari organisasi ini meliputi pencarian, analisis, interpretasi, perawatan, pengawetan, publikasi, dan dokumentasi hasil penelitian terhadap benda-benda arkeologi di Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur..[1]

Pada tahun 2022, seiring dengan digabungnya Pusat Penelitian Arkeologi Nasional ke dalam Badan Riset dan Inovasi Nasional, organisasi ini pun dibubarkan dan pegawainya dialihkan ke Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra.[2]

Benda arkeologi

[sunting | sunting sumber]

Di wilayah kerja dari organisasi ini terdapat dua Warisan Dunia UNESCO, yaitu Candi Borobudur dan Kawasan Purbakala Sangiran. Fosil-fosil manusia dan vertebrata lain dari kala Pleistosen juga banyak ditemukan di wilayah kerja dari organisasi ini ini. Peninggalan tradisi megalitik misalnya terdapat di Karanganyar dan Gunungkidul.

Yang paling dikenal dari wilayah kerja dari organisasi ini kemungkinan adalah candi dan naskah dari era sejarah Indonesia masa Klasik Hindu-Buddha, peninggalan dari abad ke-7 sampai abad ke-15. Dari masa Klasik perkembangan Islam di Jawa juga banyak ditemukan peninggalan bangunan dan naskah, sejak masa Kesultanan Demak sampai Kesultanan Mataram dan pecahannya. Era kolonialisme VOC, Inggris, dan Belanda juga meninggalkan banyak bangunan, naskah, dan tradisi lainnya. Selain benda, organisasi ini juga menangani aspek non-benda, seperti arsitektur, sistem kepercayaan, tradisi, teknologi, tulisan, dan ikonografi. Aspek kajian yang relatif baru adalah arkeologi bawah air, mengingat Laut Jawa pernah menjadi medan pertempuran dan perniagaan, sehingga banyak pula ditemukan benda-benda arkeologi yang terpendam di dasar laut.