Lompat ke isi

Sariswara: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Budakbandes13 (bicara | kontrib)
←Membuat halaman berisi ''''Sariswara''' adalah metode pendidikan yang dicetuskan oleh Ki Hadjar Dewantara dengan cara mengkombinasikan pelajaran bahasa, lagu, dan cerita. Dalam penerapannya, metode Sariswara mengintegrasikan wiraga (tubuh), wirama (irama lagu atau cerita), serta wirasa (perasaan). Ki Hadjar Dewantara terinspirasi dari Sastra Gending yang digunakan oleh Sultan Agung Mataram untuk mendidik anak-anak. Bisa dibayangkan bahwa metode tersebut menggunakan media musik sert...'
Tag: tanpa kategori [ * ] VisualEditor
 
Budakbandes13 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Ki Hadjar Dewantara, speech (page 2).jpg|jmpl|Ki Hadjar Dewantara]]
'''Sariswara''' adalah metode pendidikan yang dicetuskan oleh [[Ki Hadjar Dewantara]] dengan cara mengkombinasikan pelajaran bahasa, lagu, dan cerita. Dalam penerapannya, metode Sariswara mengintegrasikan wiraga (tubuh), wirama (irama lagu atau cerita), serta wirasa (perasaan). Ki Hadjar Dewantara terinspirasi dari Sastra Gending yang digunakan oleh Sultan Agung Mataram untuk mendidik anak-anak. Bisa dibayangkan bahwa metode tersebut menggunakan media musik serta mengikutsertakan kebudayaan-kebudayaan lokal yang ada di kehidupan sehari-hari masyarakat sekitar.
'''Sariswara''' adalah metode pendidikan yang dicetuskan oleh [[Ki Hadjar Dewantara]] dengan cara mengkombinasikan pelajaran bahasa, lagu, dan cerita. Dalam penerapannya, metode Sariswara mengintegrasikan wiraga (tubuh), wirama (irama lagu atau cerita), serta wirasa (perasaan). Ki Hadjar Dewantara terinspirasi dari Sastra Gending yang digunakan oleh Sultan Agung Mataram untuk mendidik anak-anak. Bisa dibayangkan bahwa metode tersebut menggunakan media musik serta mengikutsertakan kebudayaan-kebudayaan lokal yang ada di kehidupan sehari-hari masyarakat sekitar.


Metode Sariswara memiliki persamaan dengan konsep-konsep pendidikan musik yang ada di dunia
Metode Sariswara memiliki persamaan dengan konsep-konsep pendidikan musik yang dibuat oleh tokoh-tokoh besar, seperti Carl Orff, Emilie Jaques Dalcroze, Zoltan Kodaly, dan Sinichi Suzuki. Mereke berpendapat bahwa pendidikan musik tidak hanya membuat peserta didik menjadi pemain musik, namun untuk menjadikan peserta didik menjadi manusia yang lebih utuh.


Tujuan Ki Hadjar Dewantara menggunakan metode Sariswara adalah untuk mengatasi masalah pendidikan di Indonesia yang sering mengutamakan aspek intelektual saja, sedangkan bangsa Indonesia juga membutuhkan budi pekerti luhur dan penguatan karakter untuk perkembangan pendidikan di Indonesia.
Penggunaan metode Sariswara menjadi salah satu pengingat mengenai penggunaan musik yang belum dipahami oleh sebagian besar


== Riwayat ==
Tujuan Ki Hadjar Dewantara menggunakan metode Sariswara adalah untuk mengatasi masalah pendidikan di Indonesia yang sering mengutamakan aspek intelektual saja, sedangkan bangsa Indonesia juga membutuhkan budi pekerti luhur dan penguatan karakter untuk perkembangan pendidikan di Indonesia.
Ki Hadjar Dewantara memiliki nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat. Beliau merupakan pelopor pendidikan bagi masyarakat pribumi. Selain itu, Ki Hadjar Dewantara juga memiliki peran dalam organisasi-organisasi besar di Indonesia seperti Boedi Oetomo, Indische Partij, dan Taman Siswa{{Sedang ditulis}}

{{Sedang ditulis}}

Revisi per 27 Juli 2024 04.12

Ki Hadjar Dewantara

Sariswara adalah metode pendidikan yang dicetuskan oleh Ki Hadjar Dewantara dengan cara mengkombinasikan pelajaran bahasa, lagu, dan cerita. Dalam penerapannya, metode Sariswara mengintegrasikan wiraga (tubuh), wirama (irama lagu atau cerita), serta wirasa (perasaan). Ki Hadjar Dewantara terinspirasi dari Sastra Gending yang digunakan oleh Sultan Agung Mataram untuk mendidik anak-anak. Bisa dibayangkan bahwa metode tersebut menggunakan media musik serta mengikutsertakan kebudayaan-kebudayaan lokal yang ada di kehidupan sehari-hari masyarakat sekitar.

Metode Sariswara memiliki persamaan dengan konsep-konsep pendidikan musik yang dibuat oleh tokoh-tokoh besar, seperti Carl Orff, Emilie Jaques Dalcroze, Zoltan Kodaly, dan Sinichi Suzuki. Mereke berpendapat bahwa pendidikan musik tidak hanya membuat peserta didik menjadi pemain musik, namun untuk menjadikan peserta didik menjadi manusia yang lebih utuh.

Tujuan Ki Hadjar Dewantara menggunakan metode Sariswara adalah untuk mengatasi masalah pendidikan di Indonesia yang sering mengutamakan aspek intelektual saja, sedangkan bangsa Indonesia juga membutuhkan budi pekerti luhur dan penguatan karakter untuk perkembangan pendidikan di Indonesia.

Riwayat

Ki Hadjar Dewantara memiliki nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat. Beliau merupakan pelopor pendidikan bagi masyarakat pribumi. Selain itu, Ki Hadjar Dewantara juga memiliki peran dalam organisasi-organisasi besar di Indonesia seperti Boedi Oetomo, Indische Partij, dan Taman Siswa