Lompat ke isi

Daun dewa: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Awangumilang (bicara | kontrib)
Tag: Dikembalikan
k Membatalkan 3 suntingan by Awangumilang (bicara): Spam pranala()
Tag: Pembatalan
Baris 18: Baris 18:


== Kandungan ==
== Kandungan ==
Bagian yang digunakan untuk sarana pengobatan adalah daunnya yang mengandung senyawa flavonoid, saponin, minyak atsiri, dan antioksidan yang tinggi. Kandungan antioksidan pada daun Dewa dapat membantu menangkal radikal bebas. Selain itu, daun Dewa juga memiliki kandungan senyawa aktif yang bisa meningkatkan produksi sel darah putih yang berperan melawan infeksi.
Bagian yang digunakan untuk sarana pengobatan adalah daunnya yang mengandung senyawa flavonoid, saponin, dan minyak atsiri.

== Pranala luar ==
* [https://kkpbalikpapan.id/manfaat/manfaat-daun-dewa/ 7 Manfaat Daun Dewa yang Bikin Tubuh Sehat Bugar]


{{Taxonbar|from=Q15227693}}
{{Taxonbar|from=Q15227693}}

Revisi per 3 Agustus 2024 13.28

Daun dewa
Gynura divaricata Edit nilai pada Wikidata

Edit nilai pada Wikidata
Taksonomi
SuperkerajaanEukaryota
KerajaanPlantae
DivisiTracheophytes
OrdoAsterales
FamiliAsteraceae
TribusSenecioneae
GenusGynura
SpesiesGynura divaricata Edit nilai pada Wikidata
DC., 1838
Tata nama
BasionimSenecio divaricatus (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata
Gynura divaricata - Hong Kong Botanical Garden - IMG 9576

Daun Dewa mempunyai nama latin (Gynura divaricata), orang Cina menyebutnya Samsit. Tinggi tanaman ini sekitar 30–40 cm, merupakan tumbuhan tegak, batang daun pendek lunak berbentuk segi lima, dengan penampang berbentuk lonjong dan berambut pada sisi luar.

Daun Dewa memiliki panjang 20 cm, lebar 10 cm, dengan tangkai pendek, bulat lonjong berdaging, berbulu halus, ujung daunnya lancip, bertoreh pada tepi daun serta warna hijau keunguan. Daun dewa juga memiliki bunga majemuk yang tumbuh di ujung batang, berkelopak hijau berbentuk cawan, dan benang sari berwarna kuning berbentuk jarum.

Perkembangbiakan

Tumbuh di daerah dengan ketinggian 200-800 meter di atas permukaan air laut (dpl), daun dewa berkembang biak dengan umbi atau stek batang.

Tak jarang bila penanganan tidak tepat, daun dewa bisa saja terserang hama. Salah satu hama yang sering menyerang daun dewa adalah kutu putih. Upaya pengendalian hama dapat menggunakan pestisida alami atau pestisida nabati. Kita dapat membuat sendiri pestisida nabati menggunakan daun mimba, akar tuba, dan tembakau. Dengan cara ditumbuk halus, lalu direndam air dan dibiarkan semalaman. Keesokan harinya ramuan tersebut disaring, kemudian dilarutkan dengan air hangat. Hasilnya disemprotkan pagi atau sore hari ketika cuaca cerah, tidak hujan, yang akan menghilangkan khasiat pembasmi hamanya. Hindari penyemprotan pada siang hari, karena sinar matahari yang terik dapat menguraikan bahan aktif pestisida organik tersebut.

Macam pupuk yang dapat digunakan untuk tanaman daun dewa adalah pupuk kandang yang berasal dari kotoran sapi, kambing, kerbau ataupun ayam, dan pupuk organik atau yang alami seperti kompos.

Daun dewa dapat dipanen setelah mempunyai penampang daun yang lebar berwarna hijau tua dan berbentuk sempurna. Pengambilan daun dengan menggunakan pisau yang telah dibersihkan, sedangkan panen umbi dapat dilakukan setelah tanaman berumur 6-8 bulan. Pada umur tersebut umbi sudah siap untuk disemai guna memperbanyak tanaman daun dewa.

Kandungan

Bagian yang digunakan untuk sarana pengobatan adalah daunnya yang mengandung senyawa flavonoid, saponin, dan minyak atsiri.