Bank Commonwealth: Perbedaan antara revisi
Baris 22: | Baris 22: | ||
== Sejarah == |
== Sejarah == |
||
Cikal-bakal bank ini dapat ditarik ke tahun |
Cikal-bakal bank ini dapat ditarik ke tahun 1992, ketika sebuah bank terkemuka di [[Australia]], [[Commonwealth Bank|Commonwealth Bank of Australia]] (CBA, Bank Persemakmuran Australia) membuka kantor perwakilannya di Jakarta.<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=kkgXAQAAMAAJ&dq=bank+bii+commonwealth+1997&focus=searchwithinvolume&q=BII Indonesia Bank Directory]</ref> Pada tanggal 20 Agustus 1996, bersama dengan Bank Internasional Indonesia (BII, kini [[Bank Maybank Indonesia|Maybank Indonesia]]), bank tersebut mendirikan PT Bank BII Commonwealth.<ref name=pros>[https://www.commbank.co.id/Repository/file/pdf/prospektus-ringkas/Ringkas-Bank-Commonwealth-Bisnis-20-Juli-2020-z-FINAL.pdf Prospektus ringkas Bcomm 2020]</ref> Pada saat itu komposisi kepemilikannya adalah 50%-50% untuk BII dan CBA dengan modal disetor mencapai Rp 150 miliar. Adapun izin operasional bank campuran ini diberikan lewat Keputusan [[Menteri Keuangan Republik Indonesia]] pada 11 Juni 1997<ref>[https://books.google.co.id/books?id=Z_QVAQAAMAAJ&q=dikeluarkan+oleh+Notaris+Sutjipto+SH&dq=dikeluarkan+oleh+Notaris+Sutjipto+SH&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjD5ZrI1Z6IAxWT5DkIHd_KIakQ6AF6BAgHEAI Perbankan Indonesia pasca krisis: analisis, prospek, dan profil]</ref> dan operasionalnya diresmikan di tanggal 29 Oktober 1997, dalam sebuah acara yang dihadiri oleh [[Perdana Menteri Australia]], [[John Howard]] yang saat itu berkunjung ke Indonesia.<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=FGkqAAAAMAAJ&dq=yang+juga+preskom+BBC+.+Sementara+dari+pihak+Commonwealth+Bank+of+Australia+...&focus=searchwithinvolume&q=Katz Panji masyarakat, Volume 1]</ref> BII Commonwealth didirikan demi melayani nasabah korporat dari Australia<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=16BLAQAAIAAJ&dq=bank+bii+commonwealth+cater&focus=searchwithinvolume&q=cater Asian Company Handbook]</ref> dengan diklaim mampu menggabungkan kompetensi CBA selama hampir seabad dan kekuatan BII sebagai bank swasta terkemuka saat itu.<Ref>[https://books.google.co.id/books?id=YREMAAAAIAAJ&q=telah+berusia+hampir+90+tahun+,+dengan+pengetahuan+BII+...&dq=telah+berusia+hampir+90+tahun+,+dengan+pengetahuan+BII+...&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiRruWb156IAxVubmwGHRpnGGUQ6AF6BAgIEAI Eksekutif, Masalah 223-228]</ref> |
||
BII Commonwealth merupakan bank campuran terakhir yang didirikan (hingga saat ini) di Indonesia. Pendiriannya yang berdekatan dengan jatuhnya Indonesia dalam [[krisis finansial Asia 1997|krisis moneter]] membuat operasionalnya cukup terdampak.<Ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=IJFuAAAAMAAJ&dq=CURRENCY+CRISIS+-+AP+%2C+Sydney+%2C+Oct+9+-+The+Commonwealth+...&focus=searchwithinvolume&q=BIIIndonesia News Service, Masalah 1209-1287]</ref> Meskipun demikian, pihak CBA saat itu tetap menganggap pasar Indonesia cukup potensial untuk digarap, dan sudah menargetkan bisnis ritel untuk dikembangkan oleh BII Commonwealth.<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=LJi2AAAAIAAJ&dq=bank+bii+commonwealth+cater&focus=searchwithinvolume&q=retail+banking Asia Today, Volume 16]</ref> Jatuhnya kondisi BII akibat krisis tersebut membuat CBA memutuskan mengakuisisi seluruh saham partnernya tersebut di bank ini pada tahun 1999.<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=3MXsAAAAMAAJ&dq=150+miliar+.+%22+Ketika+krisis+%2C+saham+mereka+%28+pihak+BII+%29+50+%25+%2C+nilainya+sekitar+A+%24+12+juta+atau+US+%24+7+juta+...&focus=searchwithinvolume&q=CBA Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 12,Masalah 9-17]</ref> Pada 10 Juli 2000, akuisisi senilai Rp 75,6 miliar tersebut resmi dilakukan,<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=dikXAQAAMAAJ&dq=bii+commonwealth+75.6&focus=searchwithinvolume&q=commowealth Indonesia Bank Directory]</ref> yang diikuti perubahan nama perusahaan pada hari yang sama dari PT Bank BII Commonwealth menjadi PT Bank Commonwealth.<ref name=pros/> Pada saat itu, bank ini mencatatkan aset sebesar Rp 999,11 miliar (naik dari Rp 329,76 miliar pada 1998).<ref name=ekuin>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=pXMPAQAAMAAJ&dq=bank+bii+commonwealth+1997&focus=searchwithinvolume&q=Commonwealth Dunia EKUIN dan PERBANKAN, Volume 14,Masalah 1-2]</ref> |
BII Commonwealth merupakan bank campuran terakhir yang didirikan (hingga saat ini) di Indonesia. Pendiriannya yang berdekatan dengan jatuhnya Indonesia dalam [[krisis finansial Asia 1997|krisis moneter]] membuat operasionalnya cukup terdampak.<Ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=IJFuAAAAMAAJ&dq=CURRENCY+CRISIS+-+AP+%2C+Sydney+%2C+Oct+9+-+The+Commonwealth+...&focus=searchwithinvolume&q=BIIIndonesia News Service, Masalah 1209-1287]</ref> Meskipun demikian, pihak CBA saat itu tetap menganggap pasar Indonesia cukup potensial untuk digarap, dan sudah menargetkan bisnis ritel untuk dikembangkan oleh BII Commonwealth.<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=LJi2AAAAIAAJ&dq=bank+bii+commonwealth+cater&focus=searchwithinvolume&q=retail+banking Asia Today, Volume 16]</ref> Jatuhnya kondisi BII akibat krisis tersebut membuat CBA memutuskan mengakuisisi seluruh saham partnernya tersebut di bank ini pada tahun 1999.<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=3MXsAAAAMAAJ&dq=150+miliar+.+%22+Ketika+krisis+%2C+saham+mereka+%28+pihak+BII+%29+50+%25+%2C+nilainya+sekitar+A+%24+12+juta+atau+US+%24+7+juta+...&focus=searchwithinvolume&q=CBA Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 12,Masalah 9-17]</ref> Pada 10 Juli 2000, akuisisi senilai Rp 75,6 miliar tersebut resmi dilakukan,<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=dikXAQAAMAAJ&dq=bii+commonwealth+75.6&focus=searchwithinvolume&q=commowealth Indonesia Bank Directory]</ref> yang diikuti perubahan nama perusahaan pada hari yang sama dari PT Bank BII Commonwealth menjadi PT Bank Commonwealth.<ref name=pros/> Pada saat itu, bank ini mencatatkan aset sebesar Rp 999,11 miliar (naik dari Rp 329,76 miliar pada 1998).<ref name=ekuin>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=pXMPAQAAMAAJ&dq=bank+bii+commonwealth+1997&focus=searchwithinvolume&q=Commonwealth Dunia EKUIN dan PERBANKAN, Volume 14,Masalah 1-2]</ref> |
||
Adapun nama baru perusahaan ini sebagai Bank Commonwealth mulai diperkenalkan ke publik sejak September 2000. Pada akhir tahun yang sama, Bank Commonwealth meresmikan kantornya yang kedua, yang dilanjutkan kantor pertamanya di luar Jakarta pada Januari 2003 ([[Surabaya]]). Per 29 Desember 2005, bank ini sudah memiliki 16 kantor cabang. Fokusnya kini ada di bisnis ritel, termasuk UMKM dan ''wealth management''.<ref>[https://web.archive.org/web/20070115124855if_/http://www.commbank.co.id:80/files_bhs/tentangkami/FA%20Annual%20Report%202005.pdf Annual Report BComm 2005]</ref> |
|||
== Sejarah == |
== Sejarah == |
Revisi per 31 Agustus 2024 08.22
Bank Commonwealth Indonesia | |
Anak perusahaan | |
Industri | Jasa keuangan |
Kantor pusat | Treasury Tower 65th Floor
Lot. 28 SCBD Jl. Jenderal Sudirman Kav 52-54 Jakarta 12190 |
Tokoh kunci | Lauren Sulistiawati (Presiden Direktur) |
Pemilik | PT Bank OCBC NISP Tbk |
Situs web | www.commbank.co.id |
PT Bank Commonwealth adalah sebuah perusahaan perbankan di Indonesia yang pernah berdiri dari tahun 1997 hingga 2024.
Sejarah
Cikal-bakal bank ini dapat ditarik ke tahun 1992, ketika sebuah bank terkemuka di Australia, Commonwealth Bank of Australia (CBA, Bank Persemakmuran Australia) membuka kantor perwakilannya di Jakarta.[1] Pada tanggal 20 Agustus 1996, bersama dengan Bank Internasional Indonesia (BII, kini Maybank Indonesia), bank tersebut mendirikan PT Bank BII Commonwealth.[2] Pada saat itu komposisi kepemilikannya adalah 50%-50% untuk BII dan CBA dengan modal disetor mencapai Rp 150 miliar. Adapun izin operasional bank campuran ini diberikan lewat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia pada 11 Juni 1997[3] dan operasionalnya diresmikan di tanggal 29 Oktober 1997, dalam sebuah acara yang dihadiri oleh Perdana Menteri Australia, John Howard yang saat itu berkunjung ke Indonesia.[4] BII Commonwealth didirikan demi melayani nasabah korporat dari Australia[5] dengan diklaim mampu menggabungkan kompetensi CBA selama hampir seabad dan kekuatan BII sebagai bank swasta terkemuka saat itu.[6]
BII Commonwealth merupakan bank campuran terakhir yang didirikan (hingga saat ini) di Indonesia. Pendiriannya yang berdekatan dengan jatuhnya Indonesia dalam krisis moneter membuat operasionalnya cukup terdampak.[7] Meskipun demikian, pihak CBA saat itu tetap menganggap pasar Indonesia cukup potensial untuk digarap, dan sudah menargetkan bisnis ritel untuk dikembangkan oleh BII Commonwealth.[8] Jatuhnya kondisi BII akibat krisis tersebut membuat CBA memutuskan mengakuisisi seluruh saham partnernya tersebut di bank ini pada tahun 1999.[9] Pada 10 Juli 2000, akuisisi senilai Rp 75,6 miliar tersebut resmi dilakukan,[10] yang diikuti perubahan nama perusahaan pada hari yang sama dari PT Bank BII Commonwealth menjadi PT Bank Commonwealth.[2] Pada saat itu, bank ini mencatatkan aset sebesar Rp 999,11 miliar (naik dari Rp 329,76 miliar pada 1998).[11]
Adapun nama baru perusahaan ini sebagai Bank Commonwealth mulai diperkenalkan ke publik sejak September 2000. Pada akhir tahun yang sama, Bank Commonwealth meresmikan kantornya yang kedua, yang dilanjutkan kantor pertamanya di luar Jakarta pada Januari 2003 (Surabaya). Per 29 Desember 2005, bank ini sudah memiliki 16 kantor cabang. Fokusnya kini ada di bisnis ritel, termasuk UMKM dan wealth management.[12]
Sejarah
PT Bank Commonwealth (“Bank Commonwealth”) didirikan di Indonesia pada tahun 1992 sebagai Kantor Perwakilan Commonwealth Bank of Australia (CBA).
Pada tahun 1997, CBA mendirikan kemitraan untuk menyediakan layanan perbankan korporasi kepada entitas bisnis Indonesia, dan kemudian menjadi Bank Commonwealth, dengan CBA sebagai pemegang saham mayoritas pada tahun 2000.
Pada tahun 2007, sebagai bagian dari rencana ekspansi untuk mengembangkan pasar Usaha Kecil dan Menengah (SME), Bank Commonwealth mengakuisisi Bank Artha Niaga Kencana (ANK) yang berbasis di Surabaya, yang memiliki kehadiran kuat di Jawa Timur. Akuisisi ini menetapkan jejak Bank Commonwealth untuk memperluas jangkauannya ke Indonesia Timur.
Pada bulan Mei 2024, PT Bank OCBC NISP Tbk (“OCBC”) mengakuisisi 100% kepemilikan atas seluruh saham Bank Commonwealth. OCBC adalah salah satu dari 10 bank terbesar di Indonesia dalam hal aset dan telah mendapatkan peringkat kredit tertinggi dari PT Fitch Ratings Indonesia.[13]
Komisaris dan direksi
- Presiden Komisaris: David Cohen
- Komisaris Independen: Suwartini
- Komisaris Independen: Khairil Anwar
- Komisaris Independen: Teuku Radja Sjahnan
- Presiden Direktur: Lauren Sulistiawati
- Direktur Operations, IT & Finance: Tim Delahunty
- Direktur Retail & SME Business: Sukarman Omar
- Direktur Sumber Daya Manusia: Bagus Harimawan
Referensi
- ^ Indonesia Bank Directory
- ^ a b Prospektus ringkas Bcomm 2020
- ^ Perbankan Indonesia pasca krisis: analisis, prospek, dan profil
- ^ Panji masyarakat, Volume 1
- ^ Asian Company Handbook
- ^ Eksekutif, Masalah 223-228
- ^ News Service, Masalah 1209-1287
- ^ Asia Today, Volume 16
- ^ Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 12,Masalah 9-17
- ^ Indonesia Bank Directory
- ^ Dunia EKUIN dan PERBANKAN, Volume 14,Masalah 1-2
- ^ Annual Report BComm 2005
- ^ "Bank Commonwealth - Sekilas Perusahaan". www.commbank.co.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-01-14.