Harry Sanusi: Perbedaan antara revisi
k Bot: Mengganti kategori yang dialihkan Pengusaha Indonesia menjadi Wirausahawan Indonesia |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 3: | Baris 3: | ||
Ia megawali bisnis secara otodidak karena sebelumnya belum pernah bekerja secara langsung di perusahaan. Setelah menyelesaikan studi, ia memutuskan untuk mengelola sebuah usaha distribusi kecil yang jumlah karyawannya hanya 6 orang. Ia kemudian membangun pabrik permen bermerek [[Kino Indonesia]] di [[Semarang]], [[Jawa Tengah]]. |
Ia megawali bisnis secara otodidak karena sebelumnya belum pernah bekerja secara langsung di perusahaan. Setelah menyelesaikan studi, ia memutuskan untuk mengelola sebuah usaha distribusi kecil yang jumlah karyawannya hanya 6 orang. Ia kemudian membangun pabrik permen bermerek [[Kino Indonesia]] di [[Semarang]], [[Jawa Tengah]]. |
||
Pada 2003, Harry membuka kantor cabang di [[Malaysia]] dengan nama Kino Care Malaysia Sdn Bhd (KCM), menyusul Kino Consumer Philipines (KCP) di [[Filipina]], serta membangun kerjasama distribusi dengan perusahaan di [[Singapura]], [[Brunei Darussalam]], [[Myanmar]], [[Jepang]], [[Australia]], [[Timur |
Pada 2003, Harry membuka kantor cabang di [[Malaysia]] dengan nama Kino Care Malaysia Sdn Bhd (KCM), menyusul Kino Consumer Philipines (KCP) di [[Filipina]], serta membangun kerjasama distribusi dengan perusahaan di [[Singapura]], [[Brunei Darussalam]], [[Myanmar]], [[Jepang]], [[Australia]], [[Timur Tengah]] dan [[Afrika]].<ref>{{cite web|url=https://kumparan.com/profil-orang-sukses/harry-sanusi-pendiri-permen-kino-yang-berbisnis-sejak-usia-10-tahun-1t56Xhv04yh|website=Kumparan|title=Harry Sanusi, Pendiri Permen Kino yang Berbisnis Sejak Usia 10 Tahun}}</ref> |
||
== Referensi == |
== Referensi == |
Revisi terkini sejak 1 September 2024 15.41
Harry Sanusi (lahir 6 September 1967) adalah seorang pengusaha asal Indonesia. Ia merupakan sarjana lulusan fakultas farmasi Universitas Pancasila angkatan tahun 1991.[1]
Ia megawali bisnis secara otodidak karena sebelumnya belum pernah bekerja secara langsung di perusahaan. Setelah menyelesaikan studi, ia memutuskan untuk mengelola sebuah usaha distribusi kecil yang jumlah karyawannya hanya 6 orang. Ia kemudian membangun pabrik permen bermerek Kino Indonesia di Semarang, Jawa Tengah.
Pada 2003, Harry membuka kantor cabang di Malaysia dengan nama Kino Care Malaysia Sdn Bhd (KCM), menyusul Kino Consumer Philipines (KCP) di Filipina, serta membangun kerjasama distribusi dengan perusahaan di Singapura, Brunei Darussalam, Myanmar, Jepang, Australia, Timur Tengah dan Afrika.[2]