Wahid Chan: Perbedaan antara revisi
k menambahkan subjudul mengikuti konteks pada konten |
merapikan isi artikel |
||
Baris 26: | Baris 26: | ||
Wahid Chan menjadi pemeran dalam film sejak tahun 1951. Film pertama yang yang ia bermain peran di dalamnya adalah [[Budi Utama (film)|''Budi Utama'']] dengan peran sebagai seorang seniman tua. Wahid Chan tetap bekerja di studio Golden Arrow untuk lima film yaitu [[Budi Utama (film)|Budi Utama]], [[Pembalasan (film 1951)|Pembalasan]], Simpang Djalan, [[Seruni Laju (film)|Seruni Laju]], dan [[Merebut Kasih]]. |
Wahid Chan menjadi pemeran dalam film sejak tahun 1951. Film pertama yang yang ia bermain peran di dalamnya adalah [[Budi Utama (film)|''Budi Utama'']] dengan peran sebagai seorang seniman tua. Wahid Chan tetap bekerja di studio Golden Arrow untuk lima film yaitu [[Budi Utama (film)|Budi Utama]], [[Pembalasan (film 1951)|Pembalasan]], Simpang Djalan, [[Seruni Laju (film)|Seruni Laju]], dan [[Merebut Kasih]]. |
||
Setelah itu, ia bekerja untuk Semeru Film Co. dalam film [[Musim Melati]]. Ia juga bermain peran dalam fiilm [[Di Tepi Bengawan Solo|Ditepi Bengawan Solo]] dan [[Njiur Melambai]] yang diproduksi oleh Asiatic Film Coy. Setelah itu, Wahid Chan bermain peran dalam film [[Tenang Menanti]] yang diproduksi oleh Surja Film Co. Pada produksi kedua Surja Film Co, ia diserahkan membuat cerita dengan pimpinan dan bantuan Tuan [[R.S. Madhy]] |
Setelah itu, ia bekerja untuk Semeru Film Co. dalam film [[Musim Melati]]. Ia juga bermain peran dalam fiilm [[Di Tepi Bengawan Solo|Ditepi Bengawan Solo]] dan [[Njiur Melambai]] yang diproduksi oleh Asiatic Film Coy. Setelah itu, Wahid Chan bermain peran dalam film [[Tenang Menanti]] yang diproduksi oleh Surja Film Co. Pada produksi kedua Surja Film Co, ia diserahkan membuat cerita dengan pimpinan dan bantuan Tuan [[R.S. Madhy]]. Cerita ini dibuat untuk film Mati Sebelum Sendja.[[Berkas:Wahid Chan and I Sukarno in Penjelundup Dunia Film 15 May 1955 p12.jpg|jmpl|Wahid Chan dan Iscandar Soekarno di film ''[[Penjelundup]] (1952)'']]Wahid Chan kemudian bekerja secara tidak teriikat untuk Studio Bintang Surabaja, Golden Arrow, dan [[Persari Film]]. Film-film terpenting Wahid Chan adalah [[Penjelundup]] (1952), [[Krisis (film)|Krisis]] (1953), [[Harimau Tjampa]] (1953), [[Putri dari Medan|Puteri Dari Medan]] (1954), [[Djudi (film)|Djudi]] (1955), [[Tudjuan (film)|Tudjuan]] (1956), [[Sendja Indah (film)|Sendja Indah]] (1957), [[Tugas Baru Inspektur Rachman]] (1960), [[Tudjuh Pradjurit]] (1962), [[Diambang Fadjar]] (1964), [[Matjan Kemajoran]] (1965) dan lain-lain. |
||
Waktu belakangan ini, sering ia kami lihat di Studio Bintang Surabaja, Golden Arrow, [[Persari Film|Persari]], di mana ia akan berlaku, Wallahu alam. Karena ia pemain yang tidak terikat (free-lancer). Pula hampir setiap gambar bertukar ia hadir, terkadang sampai tiga kali berturut-turut menonton satu cerita, apabila gambar itu menarik hatinya. Bintang pujaannya ialah [[Glenn Ford]], [[Joseph Cotten|Joseph Cotton]], [[Humphrey Bogart]], [[Gregory Peck]], dan seluruh pemain watak dari Amerika. Menurut salah seorang temannya yang dekat, sekali ia hampir putus asa, dan akan mengundurkan diri dari Dunia Film disebabkan sempitnya ekonomi, dan kurangnya perhatian produser film terhadap artis film baru (new comer). Untung beberapa sahabat studentnya dapat menentramkan kembali pikirannya dan mengurungkan niatnya dengan perkataan ''"Jangan mundur karena kapasitasmu besar, hanya perusahaan film Indonesia yang kecil. Anggaplah pembayaran yang tak seimbang dengan jerih payahmu itu sebagai uang saku kepada seorang pelajar film. Dan jangan lupa, tinjaulah kembali keadaan beberapa puluh tahun yang lampau, sewaktu kita menonton film-film bisu dari Amerika. Gambar-gambar itu dipertunjukkan di gedung-gedung, di bawah skycrapers (pencakar langit), dengan mendapat perhatian penuh dari bangsa Amerika, khususnya, dan dunia umumnya. Pesatnya kemajuan mereka melulu bantuan moril bangsanya, pula berpuluh negara lain termasuk negeri jajahan lainnya, memuji dan membangga, malah memperdebatkan jago dari film tersebut. Bukanlah ini contoh yang tepat. Dan segala ocehan bangsa kita sendiri yang merendahkan mutu film Indonesia, anggaplah mereka belum masak pengertian."'' |
|||
Ia amat suka berjalan kaki berjam-jam lamanya, sambil mempelajari penghidupan masyarakat yang 1001 corak itu. Hormat dan santunnya tiada berbeda kepada siapapun walau ningrat ataupun gembel.<ref>{{Cite web|date=2016-07-07|title=(Aneka, 1952) Bercakap-cakap dengan Bintang: Wahid Chan|url=https://seputarteater.wordpress.com/2016/07/07/aneka-1952-bercakap-cakap-dengan-bintang-wahid-chan/|website=Seputar Teater Indonesia|language=id-ID|access-date=2024-05-10}}</ref> |
|||
⚫ | |||
[[Berkas:Wahid Chan and I Sukarno in Penjelundup Dunia Film 15 May 1955 p12.jpg|jmpl|Wahid Chan dan Iscandar Soekarno di film ''[[Penjelundup]] (1952)'']] |
|||
⚫ | |||
Film-film terpenting Wahid Chan adalah [[Penjelundup]] (1952), [[Krisis (film)|Krisis]] (1953), [[Harimau Tjampa]] (1953), [[Putri dari Medan|Puteri Dari Medan]] (1954), [[Djudi (film)|Djudi]] (1955), [[Tudjuan (film)|Tudjuan]] (1956), [[Sendja Indah (film)|Sendja Indah]] (1957), [[Tugas Baru Inspektur Rachman]] (1960), [[Tudjuh Pradjurit]] (1962), [[Diambang Fadjar]] (1964), [[Matjan Kemajoran]] (1965) dan lain-lain. |
|||
== Kematian == |
== Kematian == |
||
Baris 40: | Baris 32: | ||
== Filmografi == |
== Filmografi == |
||
⚫ | |||
⚫ | |||
* ''[[Musim Melati]]'' (1950) |
* ''[[Musim Melati]]'' (1950) |
||
* ''[[Seruni Laju (film)|Seruni Laju]]'' (1951) |
* ''[[Seruni Laju (film)|Seruni Laju]]'' (1951) |
Revisi terkini sejak 29 September 2024 12.07
Wahid Chan atau A. Wahid Chaniago (14 Juli 1921 - 20 Desember 1971)[1] adalah seorang pemeran asal Indonesia. Ia memulai karirnya lewat film Budi Utama pada tahun 1951.
Wahid Chan | |
---|---|
Lahir | A. Wahid Chaniago 14 Juli 1921 Banda Aceh, Aceh |
Meninggal | 20 Desember 1971 Makassar, Sulawesi Selatan | (umur 50)
Pekerjaan | |
Tahun aktif | 1950-1971 |
Masa muda
[sunting | sunting sumber]Wahid Chan dilahirkan dengan nama A. Wahid Chaniago. Ia dilahirkan pada tanggal 14 Juli 1921 di di Matur, Agam. Nama Chaniago merupakan nama gelar atau nama sukunya. Wahid Chan merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara. Wahid Chan dibesarkan di Kuta Raja, Banda Aceh, Aceh.[butuh rujukan]
Wahid Chan menamatkan pendidikan di Sekolah Taman Siswa dan HIS. Selama bersekolah, ia suka mengikuti olahraga seperti sepak bola, tenis, pingpong, berenang dan tinju. Ia bercita-cita menjadi pemain sepak bola. Namun membatalkan niatnya setelah mengalami kecelakaan yang membuat lututnya cedera.[butuh rujukan]
Pekerjaan
[sunting | sunting sumber]Sejak tahun 1937, Wahid Chan bekerja di berbagai tempat sebagai pemain sandiwara di Sumatra. Setelah belajar dan menekuni peran sebagai pemain sandiwara selama 10 tahun, ia pindah ke Jakarta. Kepindahannya setelah Konferensi Meja Bundar selesai diselenggarakan.[butuh rujukan]
Pada awal kedatangannya ke Jakarta, Wahid Chan ditolak oleh beberapa studio film di Kecamatan Senen. Ia kemudian diterima di studio Golden Arrow yang dimiliki oleh Tuan Chang San. Sutradara studio Golden Arrow saat itu adalah R. Ariffien.
Wahid Chan menjadi pemeran dalam film sejak tahun 1951. Film pertama yang yang ia bermain peran di dalamnya adalah Budi Utama dengan peran sebagai seorang seniman tua. Wahid Chan tetap bekerja di studio Golden Arrow untuk lima film yaitu Budi Utama, Pembalasan, Simpang Djalan, Seruni Laju, dan Merebut Kasih.
Setelah itu, ia bekerja untuk Semeru Film Co. dalam film Musim Melati. Ia juga bermain peran dalam fiilm Ditepi Bengawan Solo dan Njiur Melambai yang diproduksi oleh Asiatic Film Coy. Setelah itu, Wahid Chan bermain peran dalam film Tenang Menanti yang diproduksi oleh Surja Film Co. Pada produksi kedua Surja Film Co, ia diserahkan membuat cerita dengan pimpinan dan bantuan Tuan R.S. Madhy. Cerita ini dibuat untuk film Mati Sebelum Sendja.
Wahid Chan kemudian bekerja secara tidak teriikat untuk Studio Bintang Surabaja, Golden Arrow, dan Persari Film. Film-film terpenting Wahid Chan adalah Penjelundup (1952), Krisis (1953), Harimau Tjampa (1953), Puteri Dari Medan (1954), Djudi (1955), Tudjuan (1956), Sendja Indah (1957), Tugas Baru Inspektur Rachman (1960), Tudjuh Pradjurit (1962), Diambang Fadjar (1964), Matjan Kemajoran (1965) dan lain-lain.
Kematian
[sunting | sunting sumber]Namun, salah satu insiden yang terjadi padanya, dia jatuh dan mengalami sakit encok yang cukup parah. Akibatnya, dia harus berhenti di Dunia Film untuk memulihkan rasa sakinya. Setelah ia beransur pulih, dia baru muncul kembali pada 1970, dimulai dengan Samiun dan Dasima, kemudian tampil lagi dalam film-film Duel (1970), Latando di Toradja (1970) dan Lisa (1971). Telah menyelesaikan lebih dari 30 buah film dengan Sanrego (1971) sebagai filmnya yang terakhir. Sehingga ia wafat pada tanggal 20 Desember 1971 di Ujung Pandang, Makassar, Sulawesi Selatan di usia 50 tahun akibat sakit yang dia derita.
Filmografi
[sunting | sunting sumber]- Musim Melati (1950)
- Seruni Laju (1951)
- Pembalasan (1951)
- Njiur Melambai (1951)
- Budi Utama (1951)
- Tenang Menanti (1952)
- Penjelundup (1952)
- Krisis (1953)
- Kafedo (1953)
- Harimau Tjampa (1953)
- Belenggu Masjarakat (1953)
- Sungai Darah (1954)
- Putri Dari Medan (1954)
- Lewat Djam Malam (1954)
- Konde Tjioda (1954)
- Djaja Merana (1954)
- Mr. X (Uang Palsu) (1955)
- Gelora Semarang (1955)
- Djudi (1955)
- Tudjuan (1956)
- Sendja Indah (1957)
- Karlina Marlina (1957)
- Tugas Baru Inspektur Rachman (1960)
- Nelajan dari Pantai Seberang (1961)
- Tudjuh Pradjurit (1962)
- Tudjuh Pahlawan (1963)
- Djiwa Kolonial (1964)
- Diambang Fadjar (1964)
- Langkah Langkah Dipersimpangan (1965)
- Buruh Pelabuhan (1965)
- Samiun dan Dasima (1970)
- Duel (1970)
- Misteri di Borobudur (1971)
- Lisa (1971)
- La Tando di Toradja (1971)
- Sanrego (1971)
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "IdFilmCenter". www.indonesianfilmcenter.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-05-10.