Renault dalam Formula Satu: Perbedaan antara revisi
kTidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{coord|51|55|12|N|1|23|25|W|display=title}} |
{{coord|51|55|12|N|1|23|25|W|display=title}} |
||
{{Infobox tim F1 |
{{Infobox tim F1 |
||
| Constructor_name = {{flagicon|France}} Renault |
| Constructor_name = {{flagicon|France}} Renault |
||
| Long_name = Renault F1 Team |
| Long_name = Renault F1 Team |
||
| Logo = [[File:Renault F1 team.png|260px]] |
| Logo = [[File:Renault F1 team.png|260px]] |
Revisi per 21 Desember 2009 12.08
51°55′12″N 1°23′25″W / 51.92000°N 1.39028°W
Berkas:Renault F1 team.png | |
Nama resmi | Renault F1 Team |
---|---|
Kantor pusat | Enstone, Oxfordshire, Inggris |
Kepala tim | Bob Bell (ad-interim) |
Direktur teknis | Bob Bell |
Sejarah dalam ajang Formula Satu | |
Gelar Konstruktor | 3 (1995[1], 2005, 2006) |
Gelar Pembalap | 3 (1995[1], 2005, 2006) |
Jumlah lomba | 262 |
Menang | 35 |
Posisi pole | 50 |
Putaran tercepat | 27 |
Lomba pertama | Grand Prix Inggris 1977 |
Lomba terakhir | Grand Prix São Paulo 2024 |
Klasemen 2008 | ke-8 (26 poin) |
Renault F1 merupakan sebuah tim balap Formula 1 asal Perancis yang telah berkecimpung dalam ajang balap Jet Darat ini baik sebagai konstruktor penuh, ataupun sebagai pemasok mesin sejak pertengahan 1970-an sampai sekarang. Renault merupakan pelopor pemakaian mesin turbo di ajang F1 ketika mereka memulai debut mereka di GP Inggris 1977. Sampai saat ini Renault merupakan salah satu pabrikan mobil tersukses diajang F1, dengan memenangi beberapa gelar konstruktor ketika mereka menjadi pemasok mesin tim Williams dan Benetton. Renault yang sempat mundur dari F1 di akhir 1997 memutuskan untuk kembali sebagai konstruktor penuh pada 2002, dimana pada 2001 mereka membeli tim Benetton dan mengubahnya menjadi Renault F1 Team. Sekali lagi, sebagai konstruktor penuh, Renault mampu menunjukan giginya ketika mereka memenangi gelar juara dunia pembalap dan konstruktor pada 2005 dan 2006.
Debut sebagai konstruktor
Renault pertama kali berkompetisi di F1 pada GP Inggris 1977. Saat itu mereka dengan berani memperkenalkan mesin turbo, dengan pembalap Jean-Pierre Jabouille. Sasis tim Regie saat itu dikenal dengan nama Renault-Gordini V6 1.5L turbocharged engine. Sayangnya mesin turbo yang Renault gunakan kurang begitu andal dan reliable dengan hasil lima kali DNF dalam lima balapan debutnya, sehingga banyak disebut penonton sebagai sebuah "Teko Kuning" yang akan mengepul asapnya (meledak) bila mesinnya sudah kepanasan.
Perbaikan mendalam yang tim Perancis lakukan akhirnya membuahkan hasil di GP AS Barat di tahun 1978 saat mereka berhasil finish di P4 yang sekaligus pula menjadi poin perdana Renault di ajang F1.
Tahun 1979 René Arnoux bergabung dengan Jabouille, dimana Jabouille meraih pole di Afsel. Di pertengahan musm, kedua pembalap tersebut mendapatkan tambahan suntikan tenaga lewat ground-effect. Hasilnya mulai terasa di GP Perancis saat dua Regie start terdepan dan Jabouille akhirnya mengantar tim meraih gelar juara balapan, sekaligus pula menjadikan Renault sebagai tim pertama yang mampu menang dengan mesin turbo.
Musim 1980 Arnoux kembali mengigit dengan dua kemenangan di Brazil dan Afrika Selatan. Jabouille kembali gagal menunjukan performa terbaik dengan beberapa kali mobilnya bermasalah. Di akhir musim Jabouille mengalami kecelakaan parah di GP Kanada dan menyebabkan kakinya cedera dan menyebabkan pula karir balapannya berakhir. Alain Prost lantas masuk untuk musim 1981. Ia berada disana untuk tiga musim, dan ditangan Prost-lah tim mampu memenangi 9 balapan sepanjang 1981-1983, dimana dua kemenangan lainnya disumbangkan oleh Rene Arnoux di 1982.
Arnoux kemudian keluar dari tim di akhir 1982 dan bergabung ke Scuderia Ferrari. Posisinya digantikan oleh Eddie Cheever untuk satu musim. Alain Prost kemudian keluar dari tim di akhir 1983 dan posisinya digantikan Patrick Tambay yang masuk bersama Derek Warwick. Tim Regie lantas gagal menunjukan performa terbaik di tahun 1984 dan akhirnya mereka memutuskan untuk keluar sebagai konstruktor dan memilih untuk menjadi pemasok mesin saja. Di tahun terakhirnya tersebut, Renault menurunkan mobil ketiga di Jerman, dan mobil tersebut dilengkapi dengan kamera dimana pemirsa TV bisa melihat cara mengemudi pembalap dalam mobil.
Renault sebagai pemasok mesin
Pada 1989, Renault kembali ke F1 dimana kali ini mereka bergabung sebagai pemasok mesin untuk tim Williams F1. Di balapan keenam di Kanada, mereka mencetak kemenangan pertama sebagai pemasok mesin. Gelar juara dunia yang ditunggu datang pada musim 1992 dimana Nigel Mansell berhasil menjadi juara dunia dengan kemenangan lebih dari setengah jumlah seri di tahun tersebut.
Williams yang sudah memakai suspensi aktif sejak 1992 melanjutkan dominasinya pada 1993 dengan gelar juara dunia yang direbut Alain Prost, dan gelar konstruktor dimana Renault memenangi 7 dari 16 lomba. Musim 1994 Renault gagal melanjutkan dominasinya setelah Ayrton Senna tewas di Imola, dan meninggalkan Damon Hill yang kemudian bertarung untuk gelar juara dunia. Hill sempat menekan Michael Schumacher sampai balapan terakhir di musim 1994, dimana keduanya lantas terlibat insiden di Adelaide yang membuat Schumi meraih gelar dunia untuk mesin Ford, sementara Renault sendiri harus puas menjadi juara dunia konstruktor bersama Williams.
Benetton lantas tertarik untuk menggunakan mesin Renault di musim 1995. Michael Schumacher berhasil mempertahankan gelar juara dunianya. Benetton juga bahkan berhasil menjadi juara dunia konstruktor. Williams lantas mengambil alih gelar juara dunia pada 1996 (untuk Damon Hill) dan 1997 (untuk Jacques Villeneuve).
Renault lantas mengundurkan diri dari ajang F1 di akhir 1997. Tetapi mesin mereka masih berkeliaran di F1 dengan merek Mecachrome untuk Williams, Playlife untuk Benetton, dan Supertec untuk B.A.R dan Arrows.
Pada akhir 2006, Renault kembali menjadi pemasok mesin, kali ini untuk tim Red Bull Racing. Kemenangan lain untuk Renault sebagai pemasok mesin diraih di GP China 2009 lewat pembalap Sebastian Vettel, dimana tim utamanya sendiri terseok-seok di barisan belakang.
Tim penuh Renault
Pada 16 Maret 2000, Renault memutuskan akan kembali ke ajang F1 sebagai konstruktor penuh mulai 2002. Mereka lantas membeli tim Benetton Formula seharga 120 juta dollar AS. Renault lantas mempertahankan nama Benetton untuk musim 2000 dan 2001. Meskipun sudah sah dibeli oleh Renault, untuk musim 2000 Benetton masih tetap menggunakan mesin Playlife. Pembalapnya saat itu adalah Giancarlo Fisichella dan Alex Wurz. Podium diraih Fisico di Monaco dan Kanada. Wurz hanya mampu meraih poin di Italia. Total tim meraih 20 poin konstruktor dan berada di P4 klasemen akhir. Wurz lantas keluar dari tim di akhir 2000. Posisinya digantikan oleh Jenson Bond Button. Button dan Fisi hanya mampu meraih 10 poin sepanjang 2001, salah satunya adalah podium di GP Belgia.
Musim 2002 Benetton berganti nama menjadi Renault. Fisi pindah ke Jordan, dan digantikan oleh Jarno Trulli. Button dan Trulli meraih 23 poin, dan nyaris saja Jenson naik podium di GP Malaysia sebelum suspensinya rusak di lap terakhir dan akhirnya harus puas finish di P4 dibelakang Michael Schumacher.
Musim 2003 secara mengejutkan Flavio Briatore menggusur Jenson Button dengan Fernando Alonso. Alonso lantas berhasil memenangi GP Hungaria, dimana Renault akhirnya berhasil memenangi lomba setelah terakhir kali di GP Austria 1983.
Musim 2004 Renault menjadi kandidat kuat untuk merebut tempat kedua klasemen konstruktor dibelakang tim Ferrari. Jarno Trulli memenangi GP Monaco[2] dengan spektakuler, sementara Fernando Alonso menabrak pembatas. Tetapi hubungan Jarno dengan bosnya Flavio Briatore memburuk. Jarno bahkan kehilangan podium ketiganya di Perancis setelah kalah oleh Barrichello di tikungan terakhir sebelum garis finish. Trulli keluar dari tim sebelum musim usai, dan ia pindah ke Toyota. Renault lantas menggantikannya dengan Jacques Villeneuve. Sayangnya JV gagal menunjukan performa bagusnya, dan Renault akhirnya harus tergusur ke P3 klasemen konstruktor dibelakang B.A.R.
Musim 2005, Renault mendominasi balapan dengan pasangan pembalap Giancarlo Fisichella dan Fernando Alonso, dimana mereka menang di Australia, Malaysia, Bahrain, San Marino, Eropa, Prancis, Jerman, dan Cina. Tim Renault pun semakin berbahagia karena di China mereka pun memastikan diri sebagai juara dunia konstruktor untuk pertama kalinya sepanjang sejarah.
Musim 2006 Alonso berhasil mempertahankan gelar juara dunianya, ditengah kabar bahwa ia pindah ke McLaren mulai musim 2007.[3] Tim Renault pun berhasil mempertahankan gelar juara dunia konstruktornya. Tahun 2007 Renault memperkenalkan Heikki Kovalainen sebagai pengganti Alonso. Bersama Fisi, Heikki gagal menunjukan kekuatan mobil Renault sepanjang tahun, dimana hanya satu podium yang bisa di raih, tepatnya di Fuji, Shizuoka.
Musim 2008 Alonso kembali ke Renault, dan Heikki pindah ke McLaren. Alonso lantas disambut hangat oleh seisi tim yang bermarkas di Enstone, Inggris tersebut. Partner Alonso untuk musim 2008 adalah Nelson Angelo Piquet, yang merupakan putra juara dunia tiga kali era 1980-an, Nelson Piquet.[4][5] Alonso kali ini merasakan kurang andalnya Renault dalam balapan. Sampai pada GP Singapura, Alonso akhirnya mampu menjadi juara lomba, walaupun kemenangannya di balapan malam hari tersebut diwarnai dengan kasus team order dari Flavio Briatore kepada Nelsinho Piquet agar sengaja menabrakkan mobilnya ke tembok.
Kasus ini mulai dibahas di pertengahan musim 2009, dan akhirnya tim Renault terkena hukuman tidak boleh ikutan balap selama dua musim, walaupun beberapa minggu kemudian hukuman tersebut diganti dengan denda dan masa percobaan selama dua musim. Tim bahkan harus rela kehilangan beberapa sponsor, salah satunya ING. Nelson Piquet Jr., orang yang bertanggung jawab atas bocornya kasus tersebut ke public digantikan oleh Romain Grosjean. Flavio Briatore dihukum seumur hidup tidak boleh ikut berkecimpung di F1, dan Pat Symonds terkena sanksi larangan mendampingi tim dalam balapan selama lima musim. Alonso sendiri akhirnya memutuskan hengkang dari tim di GP Singapura 2009 dan posisinya akan digantikan Robert Kubica. Dikabarkan tim Renault saat ini tengah mendekati David Richards untuk kembali memimpin tim (Richards pernah menjadi bos tim Benetton dari tahun 1997 sampai 1999).
Pembalap-pembalap terkenal
- 1977-1980: Jean-Pierre Jabouille
- 1979-1982: René Arnoux
- 1981-1983: Alain Prost
- 1983: Eddie Cheever
- 1984-1985: Derek Warwick
- 1984-1985: Patrick Tambay
- 1984: Phillipe Streiff
- 1985: Francois Hesnault
- 1986-1987: Teo Fabi[1]
- 1986, 1996-1997: Gerhard Berger[1]
- 1987-1988: Thierry Boutsen[1]
- 1988-1990: Alessandro Nannini[1]
- 1989: Emanuelle Pirro[1]
- 1989, 1994-1995: Johnny Herbert[1]
- 1990-1991: Nelson Piquet[1]
- 1990-1991: Roberto Moreno[1]
- 1991-1995: Michael Schumacher[1][6]
- 1992: Martin Brundle[1]
- 1993: Riccardo Patrese[1]
- 1994-1995: Johnny Herbert[1]
- 1994: Jos Verstappen[1]
- 1994: J.J. Lehto[1]
- 1996-1997: Jean Alesi[1]
- 1997-2001: Alexander Wurz[1]
- 1998-2001, 2005-2007: Giancarlo Fisichella[1][7]
- 2002: Jenson Button
- 2002-2004: Jarno Trulli
- 2004: Jacques Villeneuve
- 2003-2006, 2008-2009: Fernando Alonso
- 2007: Heikki Kovalainen
- 2008-2009: Nelson Angelo Piquet
- 2009-…: Romain Grosjean
- 2010-…: Robert Kubica
Referensi
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s turun ketika nama tim masih Benetton Formula
- ^ Jarno Trulli juara GP Monaco 2004
- ^ "Alonso in shock move to McLaren". The Official Formula 1 Website. 2005. Diakses tanggal 2007-01-17.
- ^ Fernando Alonso to re-sign for Renault www.telegraph.co.uk Retrieved 10 December 2007
- ^ Renault confirms 2008 driver line-up Alonso and Piquet http://f1.gpupdate.net/en/ Retrieved 10 December 2007
- ^ Michael Schumacher berhasil merebut gelar juara dunia atas nama tim Benetton, dimana ia pada 1994 menggunakan mesin Ford, dan pada 1995 menggunakan mesin Renault.
- ^ Fisichella bergabung lagi pada 2005 ketika tim sudah berubah nama menjadi Renault F1