Lareh: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 1: | Baris 1: | ||
Lareh adalah suatu wilayah pemerintahan era tanam paksa Hindia Belanda setingkat [[kadipaten]] atau [[kabupaten]] sekarang ini yang dibentuk oleh pemerintah kolonial [[Hindia Belanda]] di [[Minangkabau]] atau [[Sumatera Barat]] sekarang. |
|||
{{rapikan}} |
|||
Lareh biasa disebut juga ''kelarasan''. Sebuah wilayah lareh dikepalai oleh Angku Lareh (Tuanku Laras) atau Kapalo Lareh (Kepala Laras) |
|||
==Etimologi== |
|||
'''Lareh''' dalam [[bahasa Minang]] artinya jatuh seperti daun pepohonan yang sudah kering akan "lareh" dengan sendirinya apalagi ditiup angin. Dari kata lareh atau laras inilah dibentuk kata kelarasan, keselarasan atau harmoni. |
'''Lareh''' dalam [[bahasa Minang]] artinya jatuh seperti daun pepohonan yang sudah kering akan "lareh" dengan sendirinya apalagi ditiup angin. Dari kata lareh atau laras inilah dibentuk kata kelarasan, keselarasan atau harmoni. |
||
Menurut [[tambo]] adat Minangkabau, ada kisah tentang kata lareh ini. Dahulu di sebuah puncak bukit (entah dimana posisinya sekarang) terdapat sebuah pohon besar yang mempunyai tiga dahan. pada suatu hari terjadi pohon ini digoyang oleh angin kencang, maka jatuhlah dahannya yang tiga tersebut ke tiga penjuru, satu jatuh (lareh) ke arah [[Kabupaten Tanah Datar|Tanah Datar]], satu lagi lareh ke arah [[Kabupaten Agam|Agam]] dan yang terakhir jatuh ke arah [[Kabupaten Lima Puluh Kota|limapuluh kota]]. Oleh karena itu disebut Lareh itu sebagai 3 [[luhak]]. |
Menurut [[tambo]] adat Minangkabau, ada kisah tentang kata lareh ini. Dahulu di sebuah puncak bukit (entah dimana posisinya sekarang) terdapat sebuah pohon besar yang mempunyai tiga dahan. pada suatu hari terjadi pohon ini digoyang oleh angin kencang, maka jatuhlah dahannya yang tiga tersebut ke tiga penjuru, satu jatuh (lareh) ke arah [[Kabupaten Tanah Datar|Tanah Datar]], satu lagi lareh ke arah [[Kabupaten Agam|Agam]] dan yang terakhir jatuh ke arah [[Kabupaten Lima Puluh Kota|limapuluh kota]]. Oleh karena itu disebut Lareh itu sebagai 3 [[luhak]]. |
||
Secara istilah Lareh berarti suatu sistem budaya yang menghendaki adanya keselarasan antara unsur-unsur yang ada dalam sistem tersebut. |
Secara istilah Lareh berarti suatu sistem budaya yang menghendaki adanya keselarasan antara unsur-unsur yang ada dalam sistem tersebut. |
||
==Pembagian Lareh Menurut Adat Minangkabau== |
|||
Ada tiga Lareh dalam Minangkabau: |
Ada tiga Lareh dalam Minangkabau: |
||
# [[Lareh Koto Piliang]] |
# [[Lareh Koto Piliang]] |
||
# [[Lareh Bodi Caniago]] atau dikenal sebagai [[Adat Perpatih]] di [[Negeri Sembilan]], [[Malaysia]] |
|||
# [[Lareh Bodi Chaniago]] |
|||
# [[Lareh Nan Panjang]] |
# [[Lareh Nan Panjang]] |
||
Revisi per 25 Desember 2009 15.49
Lareh adalah suatu wilayah pemerintahan era tanam paksa Hindia Belanda setingkat kadipaten atau kabupaten sekarang ini yang dibentuk oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda di Minangkabau atau Sumatera Barat sekarang.
Lareh biasa disebut juga kelarasan. Sebuah wilayah lareh dikepalai oleh Angku Lareh (Tuanku Laras) atau Kapalo Lareh (Kepala Laras)
Etimologi
Lareh dalam bahasa Minang artinya jatuh seperti daun pepohonan yang sudah kering akan "lareh" dengan sendirinya apalagi ditiup angin. Dari kata lareh atau laras inilah dibentuk kata kelarasan, keselarasan atau harmoni. Menurut tambo adat Minangkabau, ada kisah tentang kata lareh ini. Dahulu di sebuah puncak bukit (entah dimana posisinya sekarang) terdapat sebuah pohon besar yang mempunyai tiga dahan. pada suatu hari terjadi pohon ini digoyang oleh angin kencang, maka jatuhlah dahannya yang tiga tersebut ke tiga penjuru, satu jatuh (lareh) ke arah Tanah Datar, satu lagi lareh ke arah Agam dan yang terakhir jatuh ke arah limapuluh kota. Oleh karena itu disebut Lareh itu sebagai 3 luhak. Secara istilah Lareh berarti suatu sistem budaya yang menghendaki adanya keselarasan antara unsur-unsur yang ada dalam sistem tersebut.
Pembagian Lareh Menurut Adat Minangkabau
Ada tiga Lareh dalam Minangkabau:
- Lareh Koto Piliang
- Lareh Bodi Caniago atau dikenal sebagai Adat Perpatih di Negeri Sembilan, Malaysia
- Lareh Nan Panjang
Referensi
- http://id.shvoong.com/social-sciences/1737935-datuk-ketumanggungan-dan-datuk-perpatih/
- http://www.solok-selatan.com/index.php?option=com_content&task=view&id=201&Itemid=1
- http://lintau.net/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=37
- http://www.cimbuak.net/content/view/371/7/
- http://mobile.minangforum.com/showthread.php?s=847b6c7f14effa4c97419cc48a6137f1&p=24894#post24894
- http://pakguruonline.pendidikan.net/ctt_kumal_mlnkundang.html
- http://forum.detik.com/archive/index.php/t-58191.html