Lompat ke isi

Kanor, Bojonegoro: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Arifinnix (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 10: Baris 10:
}}
}}
'''Kanor''' adalah sebuah [[kecamatan]] di [[Kabupaten Bojonegoro]], [[Provinsi]] [[Jawa Timur]], [[Indonesia]].
'''Kanor''' adalah sebuah [[kecamatan]] di [[Kabupaten Bojonegoro]], [[Provinsi]] [[Jawa Timur]], [[Indonesia]].
Terdapat 25 Desa di kecamatan Kanor dari ujung utara yaitu jajaran Desa Kedungprimpen, Desa Gedongarum, Desa Pilang, Desa Semambung sampai ke Ujung Selatan yaitu Desa Tejo, Desa Cangaan, Desa Pesen, Desa Piyak, Desa Nglarangan, dan Desa Sroyo. Kanor memiliki satu SMP Negeri yaitu SMP Negeri Kanor dan belum memiliki SMU Negeri. Mata pencaharian utama penduduknya adalah bertani dengan mengandalkan pompanisasi pada desa-desa yang dekat dengan aliran Bengawan Solo dan tadah hujan untuk sawah-sawah yang tidak terjangkau oleh pompanisasi. Karena terletak di hilir bengawan solo maka hampir setiap tahun kecamatan Kanor mengalami bencana banjir. Bencana banjir yang terjadi tahun 2007 adalah yang paling besar sepanjang catatan.
Terdapat 25 Desa di kecamatan Kanor dari ujung utara yaitu jajaran Desa Kedungprimpen, Desa Gedongarum, Desa Pilang, Desa Semambung sampai ke Ujung Selatan yaitu Desa Tejo, Desa Cangaan, Desa Pesen, Desa Kabalan, Desa Piyak, Desa Nglarangan, dan Desa Sroyo. Kanor memiliki satu SMP Negeri yaitu SMP Negeri Kanor yang berdiri pada tahun 1983 dan belum memiliki SMU Negeri. Mata pencaharian utama penduduknya adalah bertani dengan mengandalkan pompanisasi pada desa-desa yang dekat dengan aliran Bengawan Solo dan tadah hujan untuk sawah-sawah yang tidak terjangkau oleh pompanisasi. Karena terletak di hilir bengawan solo maka hampir setiap tahun kecamatan Kanor mengalami bencana banjir. Bencana banjir yang terjadi tahun 2007 adalah yang paling besar sepanjang catatan.


Di desa Cangaan, sebuah desa yang terletak di pesisir Bengawan Solo, terdapat sebuah masjid tertua di Bojonegoro, berdiri sekitar tahun 1771. Masjid yang sampai sekarang berdiri dengan nama Masjid Nurul Huda.
Di desa Cangaan, sebuah desa yang terletak di pesisir Bengawan Solo, terdapat sebuah masjid tertua di Bojonegoro, berdiri sekitar tahun 1771. Masjid yang sampai sekarang berdiri dengan nama Masjid Nurul Huda.

Terdapat sebuah desa yang memiliki spesifik pencaharian masyarakatnya yaitu nelayan (pencari ikan). Desa ini adalah Desa Kabalan, kultur mencari ikan di Sungai Bengawan Solo tidak dilakukan oleh warga lain selain warga Desa Kabalan.


Ibu kota Kecamatan Kanor terletak di Desa Tambahrejo, yang mana ditandai dengan berlokasinya kantor pemerintah kecamatan, polsek, koramil, dan puskesmas. Di ujung sebelah utara Kecamatan Kanor terdapat Desa yang bernama Gedongarum. Desa ini berada di bibir sungai Bengawan Solo yang membatasi Kabupaten Bojonegoro dengan Kabupaten Tuban. Kepala Desa-nya saat ini bernama Suherman. Mantan-mantan Kepala Desa Gedongarum diantaranya adalah Sudarno, Soetomo, Darsono, Usup Kartomihardjo, dan Mbah Lurah yang tidak diketahui namanya. Pada tahun 1980-an masyarakat di desa-desa di bagian utara Kecamatan Kanor mempunyai tiga siklus musim tanam. Dimulai dari musim hujan dengan menanam padi, musim kemarau menanam tembakau, dan musim pancaroba dengan menanam jagung. Tetapi saat ini siklus itu menjadi musim padi, padi, dan padi lagi karena efek dari sistem irigasi pompanisasi.
Ibu kota Kecamatan Kanor terletak di Desa Tambahrejo, yang mana ditandai dengan berlokasinya kantor pemerintah kecamatan, polsek, koramil, dan puskesmas. Di ujung sebelah utara Kecamatan Kanor terdapat Desa yang bernama Gedongarum. Desa ini berada di bibir sungai Bengawan Solo yang membatasi Kabupaten Bojonegoro dengan Kabupaten Tuban. Kepala Desa-nya saat ini bernama Suherman. Mantan-mantan Kepala Desa Gedongarum diantaranya adalah Sudarno, Soetomo, Darsono, Usup Kartomihardjo, dan Mbah Lurah yang tidak diketahui namanya. Pada tahun 1980-an masyarakat di desa-desa di bagian utara Kecamatan Kanor mempunyai tiga siklus musim tanam. Dimulai dari musim hujan dengan menanam padi, musim kemarau menanam tembakau, dan musim pancaroba dengan menanam jagung. Tetapi saat ini siklus itu menjadi musim padi, padi, dan padi lagi karena efek dari sistem irigasi pompanisasi.

Revisi per 30 Januari 2010 04.49

Kanor
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
KabupatenBojonegoro
Pemerintahan
 • Camat-JOKO PURNOMO
Populasi
 • Total- jiwa
Kode Kemendagri35.22.11 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS3522110 Edit nilai pada Wikidata
Desa/kelurahan25
Peta
PetaKoordinat: 7°6′41″S 112°2′8″E / 7.11139°S 112.03556°E / -7.11139; 112.03556

Kanor adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Terdapat 25 Desa di kecamatan Kanor dari ujung utara yaitu jajaran Desa Kedungprimpen, Desa Gedongarum, Desa Pilang, Desa Semambung sampai ke Ujung Selatan yaitu Desa Tejo, Desa Cangaan, Desa Pesen, Desa Kabalan, Desa Piyak, Desa Nglarangan, dan Desa Sroyo. Kanor memiliki satu SMP Negeri yaitu SMP Negeri Kanor yang berdiri pada tahun 1983 dan belum memiliki SMU Negeri. Mata pencaharian utama penduduknya adalah bertani dengan mengandalkan pompanisasi pada desa-desa yang dekat dengan aliran Bengawan Solo dan tadah hujan untuk sawah-sawah yang tidak terjangkau oleh pompanisasi. Karena terletak di hilir bengawan solo maka hampir setiap tahun kecamatan Kanor mengalami bencana banjir. Bencana banjir yang terjadi tahun 2007 adalah yang paling besar sepanjang catatan.

Di desa Cangaan, sebuah desa yang terletak di pesisir Bengawan Solo, terdapat sebuah masjid tertua di Bojonegoro, berdiri sekitar tahun 1771. Masjid yang sampai sekarang berdiri dengan nama Masjid Nurul Huda.

Terdapat sebuah desa yang memiliki spesifik pencaharian masyarakatnya yaitu nelayan (pencari ikan). Desa ini adalah Desa Kabalan, kultur mencari ikan di Sungai Bengawan Solo tidak dilakukan oleh warga lain selain warga Desa Kabalan.

Ibu kota Kecamatan Kanor terletak di Desa Tambahrejo, yang mana ditandai dengan berlokasinya kantor pemerintah kecamatan, polsek, koramil, dan puskesmas. Di ujung sebelah utara Kecamatan Kanor terdapat Desa yang bernama Gedongarum. Desa ini berada di bibir sungai Bengawan Solo yang membatasi Kabupaten Bojonegoro dengan Kabupaten Tuban. Kepala Desa-nya saat ini bernama Suherman. Mantan-mantan Kepala Desa Gedongarum diantaranya adalah Sudarno, Soetomo, Darsono, Usup Kartomihardjo, dan Mbah Lurah yang tidak diketahui namanya. Pada tahun 1980-an masyarakat di desa-desa di bagian utara Kecamatan Kanor mempunyai tiga siklus musim tanam. Dimulai dari musim hujan dengan menanam padi, musim kemarau menanam tembakau, dan musim pancaroba dengan menanam jagung. Tetapi saat ini siklus itu menjadi musim padi, padi, dan padi lagi karena efek dari sistem irigasi pompanisasi.

Salah satu yang unik dari desa-desa di Kecamatan Kanor adalah bahwa Kepala Desa dapat dikatakan tidak mendapat gaji dari pemerintah pusat. Kalaupun mendapatkan hanya sebatas UMR. Akan tetapi setiap desa di Kecamatan Kanor memiliki tanah desa yang luas yang diberikan hak pengelolaannya kepada Kepala Desa terpilih. Hasil bercocok tanam di tanah yang dinamai bengkok ini dapat mencapai gross 100 juta rupiah sekali musim tanam 3-bulan, dengan net sekitar 60 juta. Dalam satu tahun setidaknya mendapatkan 2 kali masa panen sehingga minimal seorang Kepala Desa akan mendapatkan penghasilan bersih 120 juta rupiah setiap tahun.