Dahi: Perbedaan antara revisi
Tampilan
Konten dihapus Konten ditambahkan
k bot Menambah: yi:שטערן (קאפ) |
k bot Menambah: mr:कपाळ |
||
Baris 33: | Baris 33: | ||
[[ko:이마]] |
[[ko:이마]] |
||
[[ln:Eboló]] |
[[ln:Eboló]] |
||
[[mr:कपाळ]] |
|||
[[nl:Voorhoofd]] |
[[nl:Voorhoofd]] |
||
[[pag:Muling]] |
[[pag:Muling]] |
Revisi per 17 Februari 2010 10.23
Dalam anatomi manusia, dahi atau jidat, adalah bagian bertulang pada kepala di atas mata. Manusia modern memiliki dahi vertikal, yang berakhir pada garis rambut di mana kepala mulai mendatar. Otot dahi antara lain adalah frontalis, yang menggerakkan dan mengkontraksikan tempurung dahi. Stereotipe populer menganggap bahwa dahi yang lebar menandakan intelektualitas yang tinggi, walaupun hal ini sebenarnya adalah mitos belaka.
Dahi digunakan sebagai tempat hiasan dan simbolisme keagamaan pada banyak budaya. Di India, perempuan sering menghiasi dahi mereka dengan bindis. Pada Rabu Abu, pendeta Katolik Roma memberkati para pengikutnya dengan menandai dahi mereka dengan abu berbentuk salib.