Bahasa Jawa Yogyakarta: Perbedaan antara revisi
k Suntingan 118.96.145.8 (bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh Relly Komaruzaman |
k Bot: perubahan kosmetika ! |
||
Baris 27: | Baris 27: | ||
Orang Jawa juga suka menambahi huruf '''m''' di depan sebuah kata. Misalnya, |
Orang Jawa juga suka menambahi huruf '''m''' di depan sebuah kata. Misalnya, |
||
*Baciro = mBaciro (nama kampung). |
* Baciro = mBaciro (nama kampung). |
||
*Besuk = mBesuk. |
* Besuk = mBesuk. |
||
*Bantul = mBantul. |
* Bantul = mBantul. |
||
*Bandung = mBandung. |
* Bandung = mBandung. |
||
*Bogor = mBogor. |
* Bogor = mBogor. |
||
*Bogem = mBogem (tempat supitan anak-anak). |
* Bogem = mBogem (tempat supitan anak-anak). |
||
== Tingkatan bahasa == |
== Tingkatan bahasa == |
||
Bahasa Jogja juga punya 3 tingkatan bahasa, yaitu: |
Bahasa Jogja juga punya 3 tingkatan bahasa, yaitu: |
||
*Bahasa sangat halus (Krama Alus) |
* Bahasa sangat halus (Krama Alus) |
||
*Bahasa halus (Krama Lugu/Ngoko Alus) |
* Bahasa halus (Krama Lugu/Ngoko Alus) |
||
*Bahasa biasa (Ngoko Lugu) |
* Bahasa biasa (Ngoko Lugu) |
||
Misalnya, |
Misalnya, |
||
*Dalam Bahasa Indonesia = Memberi |
* Dalam Bahasa Indonesia = Memberi |
||
*Dalam Bahasa Jawa Krama Inggil = Nyaosi |
* Dalam Bahasa Jawa Krama Inggil = Nyaosi |
||
*Dalam Bahasa Jawa Krama = Maringi |
* Dalam Bahasa Jawa Krama = Maringi |
||
*Dalam Bahasa Jawa Ngoko = Menehi |
* Dalam Bahasa Jawa Ngoko = Menehi |
||
*Dan sebagainya. |
* Dan sebagainya. |
||
{{bahasa-stub}} |
{{bahasa-stub}} |
Revisi per 18 Februari 2010 05.15
Bahasa Jawa Yogyakarta adalah dialek yang diucapkan masyarakat Yogya. Masyarakat Yogyakarta biasanya menyingkat kata, atau menambahi kalimat agar mantap dan enak didengar.
Contoh kalimat
Wah, piye ta iki, wis dikandhani kok ra ngrungokke. Jan!
(Wah, bagaimana sih, sudah dikasih tau kok (dia) tidak mendengarkan. Kata "Jan" tak memiliki arti khusus. Kata "Jan" digunakan supaya terdengar mantap dan enak didengar).
Piye, wis dhong apa durung??
(Bagaimana, sudah mengerti atau belum??).
Wo, jan payah tenan cah iki, ra dhongan.
(Wah, memang payah sekali anak ini, susah mengertinnya).
Piye je?
Kalimat ini sering di gunakan orang Yogya jika lagi bingung, biasanya digunakan oleh orang Yogya yang tinggal agak jauh dari kota.
Sakjane/jan-jane(sak tenane)= Jan-jane yo mbak wong kuwi ra. (Dari kata ora=tidak).
Sekolah neng UGM, ukara sing tenan dadi sak tenane yo mbak wong kuwi ora sekolah neng UGM.
Penambahan huruf m di depan kata
Orang Jawa juga suka menambahi huruf m di depan sebuah kata. Misalnya,
- Baciro = mBaciro (nama kampung).
- Besuk = mBesuk.
- Bantul = mBantul.
- Bandung = mBandung.
- Bogor = mBogor.
- Bogem = mBogem (tempat supitan anak-anak).
Tingkatan bahasa
Bahasa Jogja juga punya 3 tingkatan bahasa, yaitu:
- Bahasa sangat halus (Krama Alus)
- Bahasa halus (Krama Lugu/Ngoko Alus)
- Bahasa biasa (Ngoko Lugu)
Misalnya,
- Dalam Bahasa Indonesia = Memberi
- Dalam Bahasa Jawa Krama Inggil = Nyaosi
- Dalam Bahasa Jawa Krama = Maringi
- Dalam Bahasa Jawa Ngoko = Menehi
- Dan sebagainya.