Kota Kediri: Perbedaan antara revisi
k kembalikan suntingan 202.43.255.62 ke revisi terakhir oleh Wic2020 |
Ardi doang (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 7: | Baris 7: | ||
|kepadatan=3.975 |
|kepadatan=3.975 |
||
|kecamatan=3 |
|kecamatan=3 |
||
|kelurahan= |
|kelurahan=46 |
||
|kodearea=0352 |
|kodearea=0352 |
||
|dau=Rp. - |
|dau=Rp. - |
||
|lambang= <!-- [[Gambar:|80px]] --> |
|lambang= <!-- [[Gambar:|80px]] --> |
||
|peta= [[Gambar:Locator_kota_kediri.png]] |
|peta= [[Gambar:Locator_kota_kediri.png]] |
||
|koordinat=111,05 derajat-112,03 derajat Bujur Timur dan 7,45 derajat-7,55 derajat Lintang Selatan |
|||
|koordinat=- |
|||
|dasar hukum=- |
|dasar hukum=- |
||
|tanggal=- |
|tanggal=- |
||
|motto=- |
|motto=- |
||
|kepala daerah=[[Walikota]] |
|kepala daerah=[[Walikota]] |
||
|nama kepala daerah= |
|nama kepala daerah=Drs. H. A. Maschut |
||
|web=www.kotakediri.go.id |
|||
|web=- |
|||
}} |
}} |
||
Baris 26: | Baris 26: | ||
==Geografi== |
==Geografi== |
||
Kota ini berjarak ±128 km dari [[Surabaya]], [[ibu kota]] provinsi [[Jawa Timur]]. |
Kota ini berjarak ±128 km dari [[Surabaya]], [[ibu kota]] provinsi [[Jawa Timur]]. Dari aspek topografi, Kota Kediri terletak pada ketinggian rata-rata 67 m diatas permukaan laut, dengan tingkat kemiringan 0-40%. |
||
Struktur wilayah Kota Kediri terbelah menjadi 2 bagian oleh sungai Brantas, yaitu sebelah timur dan barat sungai. Wilayah dataran rendah terletak di bagian timur sungai, meliputi Kec. Kota dan kec. Pesantren, sedangkan dataran tinggi terletak pada bagian barat sungai yaitu Kec. Mojoroto yang mana di bagian barat sungai ini merupakan lahan kurang subur yang sebagian masuk kawasan lereng Gunung Klotok (472 m) dan Gunung Maskumambang (300 m). |
|||
Secara administratif, Kota Kediri berada di tengah wilayah [[Kabupaten Kediri]] dengan batas wilayah sebagai berikut : |
|||
* Sebelah utara : Kec. Gampengrejo dan Kec. Grogol |
|||
* Sebelah Selatan : Kec. Kandat dan Kec. Ngadiluwih |
|||
* Sebelah Timur : Kec. Wates dan Kec. Gurah |
|||
* Sebelah Barat : kec. Grogol dan Kec. Semen |
|||
Di sini terdapat industri [[rokok]] domestik. Perusahaan rokok [[Gudang Garam]] relatif membantu pemkot mengurangi tingkat pengangguran di kota Kediri. Kota Kediri juga mengembangkan industri skala rumah tangga. |
|||
==Pembagian wilayah administratif== |
==Pembagian wilayah administratif== |
Revisi per 12 Juli 2006 07.11
- Artikel ini mengenai Kediri sebagai kota. Untuk kabupaten dengan nama sama, lihat Kabupaten Kediri. Lihat pula Kediri (disambiguasi).
Kota Kediri | |
---|---|
Daerah tingkat II | |
Motto: - | |
Koordinat: 7°48′40″S 112°00′17″E / 7.8111°S 112.0047°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Timur |
Tanggal berdiri | - |
Dasar hukum | - |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Drs. H. A. Maschut |
Luas | |
• Total | 63,40 km² km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi) |
Populasi | |
• Total | 252,000 (2.003) |
• Kepadatan | 3,975/km2 (10,300/sq mi) |
Demografi | |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0352 |
Kode Kemendagri | 35.71 |
DAU | Rp. - |
Situs web | www.kotakediri.go.id |
Sejarah
Kota ini awalnya berupa sebuah Kerajaan Kediri. Tapi pada akhirnya dipilah menjadi dua kerajaan, yaitu kerajaan Jenggala dan Panjalu. Raja kerajaan Kediri yang terkenal adalah Jayabaya. Raja ini terkenal dengan karyanya yang berupa "Jangka Jayabaya" yang berisi sebuah ramalan-ramalan yang akan terjadi pada negeri ini kelak.Setelah kejayaan tersebut, kerajaan Kediri perlahan-lahan tenggelam dan menurut sejarah Raja terakhir Kerajaan Kediri Kertajaya, beliau meninggal dalam petempuran di desa Tumapel dalam perlawanan melawan Ken Arok pada 1222, Ken Arok ialah Raja Singosari yang pertama yang wilayahnya menggantikan Kerajaan Kediri. Kediri pada masa Revolusi Kemerdekaan 1945-1949 pernah dilewati oleh Panglima Besar Jendral Sudirman, Kediri pun mencatat sejarah yang kelam juga ketika era pemberontakan G-30 S, di mana banyak penduduk Kediri yang ikut menjadi korbannya.
Geografi
Kota ini berjarak ±128 km dari Surabaya, ibu kota provinsi Jawa Timur. Dari aspek topografi, Kota Kediri terletak pada ketinggian rata-rata 67 m diatas permukaan laut, dengan tingkat kemiringan 0-40%.
Struktur wilayah Kota Kediri terbelah menjadi 2 bagian oleh sungai Brantas, yaitu sebelah timur dan barat sungai. Wilayah dataran rendah terletak di bagian timur sungai, meliputi Kec. Kota dan kec. Pesantren, sedangkan dataran tinggi terletak pada bagian barat sungai yaitu Kec. Mojoroto yang mana di bagian barat sungai ini merupakan lahan kurang subur yang sebagian masuk kawasan lereng Gunung Klotok (472 m) dan Gunung Maskumambang (300 m).
Secara administratif, Kota Kediri berada di tengah wilayah Kabupaten Kediri dengan batas wilayah sebagai berikut :
- Sebelah utara : Kec. Gampengrejo dan Kec. Grogol
- Sebelah Selatan : Kec. Kandat dan Kec. Ngadiluwih
- Sebelah Timur : Kec. Wates dan Kec. Gurah
- Sebelah Barat : kec. Grogol dan Kec. Semen
Di sini terdapat industri rokok domestik. Perusahaan rokok Gudang Garam relatif membantu pemkot mengurangi tingkat pengangguran di kota Kediri. Kota Kediri juga mengembangkan industri skala rumah tangga.
Pembagian wilayah administratif
Kota Kediri terdiri atas 3 kecamatan, yaitu:
Perekonomian
Kota ini berkembang seiring meningkatnya kualitas dalam berbagai aspek. Mulai pendidikan, pariwisata, komplek ruko dan pertokoan, birokrasi pemerintah, hingga olahraga. Di bidang paiwisata, kota ini menyediakan Pagora, Petilasan Aji Jayabaya, Goa Selomangleng. Hal itu ditunjang dengan fasilitas-fasilitas penginapan, pasar swalayan, transportasi dan biro wisata. Di bidang pendidikan, kota ini memiliki puluhan sekolah tingkat dasar dan menengah, beberapa perguruan tinggi lokal, Madrasah, hingga pondok-pondok pesantren, seperti Lirboyo, LDII, dan Queen Al-Falah.
Di bawah kepemimpinan Walikota H.A. Maschud, Kota Kediri mengalami berbagai perubahan, misalnya pembangunan mal terbesar, hotel bintang 3 pertama dan kawasan wisata Selomangkleng bertaraf nasional. Maschud juga merencanakan pembangunan jembatan baru, meresmikan pasar grosir pertama di Kota Kediri, merencanakan jalur lingkar luar Kota Kediri, dan membangun ruko.
Perekonomian di Kota ini juga banyak dipengaruhi oleh aktivitas pondok pesantren besar di pusat kota seperti LDII di mana setiap awal bulan selalu mengadakan acara pengajian akbar yang mengundang ribuan anggotanya.
Lainnya
Di sini tersedia makanan dan oleh-oleh khas, seperti stik tahu, tahu taqwa, gethuk pisang, dan nasi tumpang. Selain itu Kota Kediri mencatat prestasi nasional dengan sukses menyelenggarakan Muktamar NU tahun 1999 dan memboyong piala LIga Indonesia IX tahu 2003 serta mendapat predikat Kota Investasi 2003 versi Jawa Pos dan predikat Kota Sehat Nasional 2005 oleh Menteri Kesehatan.
Pranala luar
- (Indonesia) Situs resmi