Lompat ke isi

Streptomyces: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
20Lukianto (bicara | kontrib)
←Membuat halaman berisi '{{inuse|11 april}} thumb|right|250px|Kultur Streptomyces sp. '''Streptomyces''' adalah bakteri gram positif yang meng...'
 
20Lukianto (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
{{inuse|11 april}}
[[Berkas:Streptomyces sp. PHIL 2983 lores.jpg|thumb|right|250px|Kultur Streptomyces sp.]]
[[Berkas:Streptomyces sp. PHIL 2983 lores.jpg|thumb|right|250px|Kultur Streptomyces sp.]]


'''Streptomyces''' adalah [[bakteri]] gram positif yang menghasilkan spora yang dapat ditemukan di tanah. Bakteri ini nonmotil dan berfilamen. Selain ditemukan pada tanah, bakteri ini juga dapat ditemukan pada tumbuhan yang membusuk. Streptomyces dikenal juga karena memproduksi senyawa volatil yaitu Geosmin yang memiliki bau khas pada tanah.<ref>Madigan MT, Martinko JM. 2006. Brock Biology of Microorganisms. Ed ke-11. New Jersey: Pearson Education.</ref>
'''Streptomyces''' adalah [[bakteri]] gram positif yang menghasilkan [[spora]] yang dapat ditemukan di tanah. Bakteri ini nonmotil dan berfilamen. Selain ditemukan pada tanah, bakteri ini juga dapat ditemukan pada tumbuhan yang membusuk. Streptomyces dikenal juga karena memproduksi senyawa volatil yaitu [[Geosmin]] yang memiliki bau khas pada tanah.<ref>Madigan MT, Martinko JM. 2006. Brock Biology of Microorganisms. Ed ke-11. New Jersey: Pearson Education.</ref>


Streptomyces termasuk ke dalam golongan Actinomyces yaitu bakteri yang memiliki struktur hifa bercabang menyerupai fungi dan dapat menghasilkan spora.<ref>Srivibool R, Sukchotiratana M. 2006. Bioprespective of actinomycetes isolates from coastal soils: A new source of antimicrobial producers. Songklanakarin J Sci Technol 28(3):493-499.</ref>
''Streptomyces'' termasuk ke dalam golongan ''Actinomyces'' yaitu bakteri yang memiliki struktur hifa bercabang menyerupai fungi dan dapat menghasilkan spora.<ref>Srivibool R, Sukchotiratana M. 2006. Bioprespective of actinomycetes isolates from coastal soils: A new source of antimicrobial producers. Songklanakarin J Sci Technol 28(3):493-499.</ref>


==Karakteristik==
Karateristik Streptomyces yang lain adalah koloni mereka yang keras, berbulu dan tidak/jarang berpigmen. Streptomyces adalah organisme kemoheteroorganotrof yaitu organisme yang mampu mengunakan materi organik yang kompleks sebagai sumber karbon dan energi. Materi yang mereka dapatkan berasal dari degradasi molekul ini di dalam tanah. Karena sifat ini bakteri ini penting untuk menjaga tekstur dan kesuburan tanah. Bakteri ini memiliki suhu optimal untuk pertumbuhan pada 25oC dan pH 8-9.<ref>Paustian T. 2008. Microbiology and bacteriology: The world of microbes. [terhubung berkala]. http://www.bact.wisc.edu/ microtextbook/index.php?module=Book&func=displayarticle&art_id=93 [25 Apr 2009].</ref>
Karateristik ''Streptomyces'' yang lain adalah [[koloni]] mereka yang keras, berbulu dan tidak/jarang berpigmen. ''Streptomyces'' adalah [[organisme]] kemoheteroorganotrof yaitu organisme yang mampu mengunakan materi organik yang kompleks sebagai sumber [[karbon]] dan [[energi]]. Materi yang mereka dapatkan berasal dari degradasi molekul ini di dalam tanah. Karena sifat ini bakteri ini penting untuk menjaga tekstur dan kesuburan tanah. Bakteri ini memiliki suhu optimal untuk pertumbuhan pada 25oC dan [[pH]] 8-9.<ref>Paustian T. 2008. Microbiology and bacteriology: The world of microbes. [terhubung berkala]. http://www.bact.wisc.edu/ microtextbook/index.php?module=Book&func=displayarticle&art_id=93 [25 Apr 2009].</ref>


Streptomyces jarang bersifat patogen, tetapi beberapa spesies seperti S. somaliensis dan S. sudanensis dapat menyebabkan mycetoma serta dapat menyebabkan penyakit scabies pada tanaman disebabkan oleh S. caviscabies dan S. Scabies.<ref>Paredes MGP et al. 2007. Catheter-related bacteremia due to Streptomyces: Clinical significance of Streptomyces isolation in cultures. Rev Clin Esp 1:21-23. </ref><ref>Hahn D, Amann RI, Ludwig W, Akkermans AD, Schleifer KH. 1992. Detection of micro-organisms in soil after in situ hybridization with rRNA-targeted, fluorescently labelled oligonucleotides. J Gen Microbiol 138:879-887.</ref>
''Streptomyces'' jarang bersifat [[patogen]], tetapi beberapa spesies seperti ''S. somaliensis'' dan ''S. sudanensis'' dapat menyebabkan mycetoma serta dapat menyebabkan penyakit scabies pada tanaman disebabkan oleh ''S. caviscabies'' dan ''S. Scabies''.<ref>Paredes MGP et al. 2007. Catheter-related bacteremia due to Streptomyces: Clinical significance of Streptomyces isolation in cultures. Rev Clin Esp 1:21-23. </ref><ref>Hahn D, Amann RI, Ludwig W, Akkermans AD, Schleifer KH. 1992. Detection of micro-organisms in soil after in situ hybridization with rRNA-targeted, fluorescently labelled oligonucleotides. J Gen Microbiol 138:879-887.</ref>


==''Streptomyces'' sebagai antibiotik==
Diketahui pula bahwa Streptomyces adalah sumber utama senyawa antibiotik dewasa ini.<ref>Okami Y, Hotta K. 1988. Actinomycetes in Biotechnology. London: Academic Pr.</ref> Saat ini, Streptomyces memproduksi lebih dari dua pertiga antibiotik alami yang berguna secara klinis. Streptomycin adalah salah satu contoh antibiotik terkenal yang berasal dari Streptomyces. Antibiotik primer tersebut dapat diaplikasikan pada manusia (obat antikanker, immunoregulator) atau digunakan sebagai herbisida, agen anti-parasit, dan penghasil beberapa enzim penting untuk industri makanan dan industri lainnya. Streptomyces dikenal karena kemampuannya untuk mensintesis senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain, antara lain Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa, Vibrio cholerae, salmonella typhi, Staphylococcus aureus, dan Shigella dysenteriae.<ref>Dhanasekaran D et al. 2005. Screening of salt pans Actinomycetes for antibacterial agents. The Internet J Microbiol 1:2.</ref>
Diketahui pula bahwa ''Streptomyces'' adalah sumber utama senyawa [[antibiotik]] dewasa ini.<ref>Okami Y, Hotta K. 1988. Actinomycetes in Biotechnology. London: Academic Pr.</ref> Saat ini, ''Streptomyces'' memproduksi lebih dari dua pertiga antibiotik alami yang berguna secara klinis. [[Streptomycin]] adalah salah satu contoh antibiotik terkenal yang berasal dari ''Streptomyces''. Antibiotik primer tersebut dapat diaplikasikan pada manusia (obat antikanker, immunoregulator) atau digunakan sebagai herbisida, agen anti-parasit, dan penghasil beberapa enzim penting untuk industri makanan dan industri lainnya. Streptomyces dikenal karena kemampuannya untuk mensintesis senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain, antara lain ''Escherichia coli'', ''Klebsiella pneumoniae'', ''Pseudomonas aeruginosa'', ''Vibrio cholerae'', ''salmonella typhi'', ''Staphylococcus aureus'', dan ''Shigella dysenteriae''.<ref>Dhanasekaran D et al. 2005. Screening of salt pans Actinomycetes for antibacterial agents. The Internet J Microbiol 1:2.</ref>


Antibiotik yang dihasilkan oleh Streptomyces sangat banyak, antara lain neomisin dan kloramfenikol.<ref>Kieser T, Bibb MJ, Buttner MJ, Chater KF, Hopwood DA. 2000. Practical Streptomyces Genetics. Norwich: John Innes Foundation.</ref> Selain itu antibiotik streptomisin juga dinamakan berdasarkan bakteri penghasilnya, yaitu Streptomyces griseus.<ref>Waksman SA. 1969. Success and failure in the search for antibiotics. J Appl Microbiol 2:54-58.</ref>
Antibiotik yang dihasilkan oleh ''Streptomyces'' sangat banyak, antara lain neomisin dan kloramfenikol.<ref>Kieser T, Bibb MJ, Buttner MJ, Chater KF, Hopwood DA. 2000. Practical Streptomyces Genetics. Norwich: John Innes Foundation.</ref> Selain itu antibiotik streptomisin juga dinamakan berdasarkan bakteri penghasilnya, yaitu ''[[Streptomyces griseus]]''.<ref>Waksman SA. 1969. Success and failure in the search for antibiotics. J Appl Microbiol 2:54-58.</ref>
Antibiotik yang dihasilkan oleh genus ini antara lain nystatin dari S. noursei, amphotericin B dari S. nodosus, natamycin dari S. natalensis, erythromycin dari S. erythreus, neomycin dari S. fradiae, streptomycin dari S. griseus, tetrasiklin dari S. rimosus, vancomycin dari S. orientalis, rifamycin dari S. mediterranei, chloramphenicol dari S. venezuelae, puromycin dari S. alboniger dan lincomycin dari S. lincolnensis.<ref>Watve MG, Tickoo R, Jog MM, Bhole BD. 2001. How many antibiotics are produced by the genus Streptomyces? Arch Microbiol 176(5):386–390.</ref>
Antibiotik yang dihasilkan oleh genus ini antara lain nystatin dari ''S. noursei'', amphotericin B dari ''S. nodosus'', natamycin dari ''S. natalensis'', erythromycin dari ''S. erythreus'', neomycin dari ''S. fradiae'', streptomycin dari ''S. griseus'', tetrasiklin dari ''S. rimosus'', vancomycin dari ''S. orientalis'', rifamycin dari ''S. mediterranei'', chloramphenicol dari ''S. venezuelae'', puromycin dari ''S. alboniger'' dan lincomycin dari ''S. lincolnensis''.<ref>Watve MG, Tickoo R, Jog MM, Bhole BD. 2001. How many antibiotics are produced by the genus Streptomyces? Arch Microbiol 176(5):386–390.</ref>


==Referensi==
==Referensi==

Revisi per 3 April 2010 16.12

Kultur Streptomyces sp.

Streptomyces adalah bakteri gram positif yang menghasilkan spora yang dapat ditemukan di tanah. Bakteri ini nonmotil dan berfilamen. Selain ditemukan pada tanah, bakteri ini juga dapat ditemukan pada tumbuhan yang membusuk. Streptomyces dikenal juga karena memproduksi senyawa volatil yaitu Geosmin yang memiliki bau khas pada tanah.[1]

Streptomyces termasuk ke dalam golongan Actinomyces yaitu bakteri yang memiliki struktur hifa bercabang menyerupai fungi dan dapat menghasilkan spora.[2]

Karakteristik

Karateristik Streptomyces yang lain adalah koloni mereka yang keras, berbulu dan tidak/jarang berpigmen. Streptomyces adalah organisme kemoheteroorganotrof yaitu organisme yang mampu mengunakan materi organik yang kompleks sebagai sumber karbon dan energi. Materi yang mereka dapatkan berasal dari degradasi molekul ini di dalam tanah. Karena sifat ini bakteri ini penting untuk menjaga tekstur dan kesuburan tanah. Bakteri ini memiliki suhu optimal untuk pertumbuhan pada 25oC dan pH 8-9.[3]

Streptomyces jarang bersifat patogen, tetapi beberapa spesies seperti S. somaliensis dan S. sudanensis dapat menyebabkan mycetoma serta dapat menyebabkan penyakit scabies pada tanaman disebabkan oleh S. caviscabies dan S. Scabies.[4][5]

Streptomyces sebagai antibiotik

Diketahui pula bahwa Streptomyces adalah sumber utama senyawa antibiotik dewasa ini.[6] Saat ini, Streptomyces memproduksi lebih dari dua pertiga antibiotik alami yang berguna secara klinis. Streptomycin adalah salah satu contoh antibiotik terkenal yang berasal dari Streptomyces. Antibiotik primer tersebut dapat diaplikasikan pada manusia (obat antikanker, immunoregulator) atau digunakan sebagai herbisida, agen anti-parasit, dan penghasil beberapa enzim penting untuk industri makanan dan industri lainnya. Streptomyces dikenal karena kemampuannya untuk mensintesis senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain, antara lain Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa, Vibrio cholerae, salmonella typhi, Staphylococcus aureus, dan Shigella dysenteriae.[7]

Antibiotik yang dihasilkan oleh Streptomyces sangat banyak, antara lain neomisin dan kloramfenikol.[8] Selain itu antibiotik streptomisin juga dinamakan berdasarkan bakteri penghasilnya, yaitu Streptomyces griseus.[9] Antibiotik yang dihasilkan oleh genus ini antara lain nystatin dari S. noursei, amphotericin B dari S. nodosus, natamycin dari S. natalensis, erythromycin dari S. erythreus, neomycin dari S. fradiae, streptomycin dari S. griseus, tetrasiklin dari S. rimosus, vancomycin dari S. orientalis, rifamycin dari S. mediterranei, chloramphenicol dari S. venezuelae, puromycin dari S. alboniger dan lincomycin dari S. lincolnensis.[10]

Referensi

  1. ^ Madigan MT, Martinko JM. 2006. Brock Biology of Microorganisms. Ed ke-11. New Jersey: Pearson Education.
  2. ^ Srivibool R, Sukchotiratana M. 2006. Bioprespective of actinomycetes isolates from coastal soils: A new source of antimicrobial producers. Songklanakarin J Sci Technol 28(3):493-499.
  3. ^ Paustian T. 2008. Microbiology and bacteriology: The world of microbes. [terhubung berkala]. http://www.bact.wisc.edu/ microtextbook/index.php?module=Book&func=displayarticle&art_id=93 [25 Apr 2009].
  4. ^ Paredes MGP et al. 2007. Catheter-related bacteremia due to Streptomyces: Clinical significance of Streptomyces isolation in cultures. Rev Clin Esp 1:21-23.
  5. ^ Hahn D, Amann RI, Ludwig W, Akkermans AD, Schleifer KH. 1992. Detection of micro-organisms in soil after in situ hybridization with rRNA-targeted, fluorescently labelled oligonucleotides. J Gen Microbiol 138:879-887.
  6. ^ Okami Y, Hotta K. 1988. Actinomycetes in Biotechnology. London: Academic Pr.
  7. ^ Dhanasekaran D et al. 2005. Screening of salt pans Actinomycetes for antibacterial agents. The Internet J Microbiol 1:2.
  8. ^ Kieser T, Bibb MJ, Buttner MJ, Chater KF, Hopwood DA. 2000. Practical Streptomyces Genetics. Norwich: John Innes Foundation.
  9. ^ Waksman SA. 1969. Success and failure in the search for antibiotics. J Appl Microbiol 2:54-58.
  10. ^ Watve MG, Tickoo R, Jog MM, Bhole BD. 2001. How many antibiotics are produced by the genus Streptomyces? Arch Microbiol 176(5):386–390.