Baguazhang: Perbedaan antara revisi
+ isi |
+isi |
||
Baris 44: | Baris 44: | ||
== Baguazhang di Indonesia == |
== Baguazhang di Indonesia == |
||
Baguazhang sendiri adalah ilmu [[bela diri]] yang terhitung baru.<ref name="shenwu"/> Adalah Agustinus Sufianto yang membawa ilmu [[bela diri]] ini ke tanah air.<ref name="ponti"> Wardhana, Raka M. Maret 2010. Pontianak Post: Berbagi Ilmu Dirikan Perguruan Delapan Penjuru</ref><ref name="bataviase">[http://bataviase.co.id/node/117971 Agustinus Sufiano, Bawa Seni Bela Diri Tiongkok ke Jakarta], ''Bataviase.co.id''. Diakses pada 7 April 2010.</ref>. Agustinus sendiri mendirikan Perguruan Delapan Penjuru dan mengajar [[mahasiswa]] Baguazhang di sebuah [[perguruan]] swasta di [[Jakarta]].<ref name="ponti"/><ref name="bataviase"/> Ia adalah keturunan kelima dari aliran Yin. |
|||
== Rujukan == |
== Rujukan == |
Revisi per 7 April 2010 14.59
Juga dikenal sebagai | Pa Kua Chang; |
---|---|
Fokus | Campuran |
Kekerasan | tenaga dalam |
Negara asal | RRC |
Pencipta | Dong Haichuan (董海川) |
Olahraga olimpik | tidak |
Baguazhang adalah seni bela diri Cina yang mengambil prinsip dasar dari buku kuno I Ching.[1][2][3] Baguazhang adalah salah satu dari tiga ilmu bela diri Cina yang melatih organ dalam dahulu dengan melatih kekuatan kuda-kuda dan tidak melatih diri dengan kekerasan (dua lainnya adalah Xingyi dan Taijiquan)[3][2] Baguazhang sendiri jika diartikan dalam bahasa Indonesia berarti (jurus) Telapak Delapan Penjuru (ba 八 berati delapan, 卦 berarti penjuru dan 章 yang berarti telapak).[4] Seni bela diri ini memusatkan pada bagaimana cara melawan musuh dengan telapak terbuka dan perubahan, berbeda dengan seni bela diri umumnya yang menggunakan tinju dan tenaga yang besar.[3]
Sejarah
Jurus Baguazhang diciptakan oleh Dong Haichuan (董海川) yang lahir di Wei An, He Bei sekitar tahun 1831.[3][1] Sejak kecil ia berlatih ilmu bela diri lokal dan menjadi salah satu petarung yang disegani.[3] Pada umur 40 tahun ia melakukan perjalanan ke selatan dan menjadi anggota dari sekte Quan Zhen (全镇), bagian dari sekte Tao.[3] Anggota dari Tao sendiri biasa merapal mantra sambil berjalan melingkar untuk ketenangan dan konsentrasi.[3] Karena kehebatannya ia akhirnya ditunjuk sebagai instruktur dan punggawa istana oleh Kaisar saat itu.[1][5]
Dong Haichuan tadinya menyebut aliran bela dirinya dengan nama Zhuan Zhang (传章) yang berarti telapak yang berbalik atau memutar.[3] Ia kemudian menggabungkannya dengan teori Ba Gua (delapan penjuru) yang ada di buku I Ching[3] Dong Haichuan saat itu hanya menerima murid yang sudah mempunyai dasar ilmu bela diri.[3] Dari situ semua muridnya mengambil teknik dasar Dong Haichuan dan menggabungkannya dengan teknik bela diri yang sudah dikuasai.[3] Ini yang menyebabkan pecahnya liran Baguazhang menjadi beberapa bagian.[3]
Murid-murid Dong Haichuan yang akhirnya menjadi guru adalah Yin Fu (尹福), Cheng Tinghua (程廷华), Song Changrong (宋长荣), Liu Fengchun (刘凤春), Ma Weiqi (马维棋), Liu Baozhen(刘宝珍), Liang Zhenpu (梁振蒲).
Aliran Yin
Yin Fu adalah murid tertua Dong Haichuan dan belajar padanya selama kurang lebih 20 tahun.[3][1] Ia pun mewarisi jabatan gurunya di pemerintahan sampai akhir dinasti Qing.[3] Ia jugalah yang menguasai seluruh jurus dan falsafah Baguazhang diantara murid-murid Dong Haichuan.[3] Aliran bela dirinya sebelum belajar Baguazhang adalah Luo Han Quan, bela diri pukulan dari utara Cina.[3] Yin Fu adalah guru dari aliran Yin Baguazhang.[3]
Aliran ini memiliki teknik kombinasi pukulan yang cepat.[3] Bahkan dikatakan kalau semasa hidupnya Yin Fu bertarung seperti macan, bergerak masuk dan mendekati lawan dan seketika menjatuhkannya, sepeti gerakan macan.[3] Aliran ini fokus kepada gerakan yang meledak-ledak, gerakan kaki yang cepat.
Aliran Cheng
Aliran ini mengikuti murid Dong Haichuan yang bernama Cheng Tinghua.[3] Sebelumnya ia berlatih ilmu bela diri Shuai Jiao atau gulat Cina dalam bahasa Indonesia.[3] Ia memiliki banyak murid dan variasi gerakan.
Aliran ini mementingkan pergerakan yang halus dan mengalir dengan sedikit penggunaan tenaga.[3] Gerakan Cheng Tinghua dikatakan seperti naga yang menembus awan, dikatakan bahwa setiap kali ia memutar badannya, musuhnya akan terpelanting. Variasi populer dari aliran ini adalah Gao, Jiang dan Sun.
Aliran Liang
Aliran ini mengambil keturunan dari murid terakhir Dong Haichuan yaitu Liang Zhenpu.[3] Semasa berguru, Liang Zhenpu terkena banyak sekali pengaruh dari kakak-kakak seperguruannya.[3] Inilah yang akhirnya menjadi aliran yang sebenarnya adalah gabungan dari aliran Yin dan Cheng.
Aliran lainnya
Baguazhang masih memiliki banyak pecahan aliran.[3] Diantaranya Fu, Gao, Gong, Jiang, Liu, Shi, Sun dan Yin Yang.[3] Biarpun begitu semua aliran biasanya banyak mengambil dasar dari tiga aliran di atas.
Baguazhang di Indonesia
Baguazhang sendiri adalah ilmu bela diri yang terhitung baru.[3] Adalah Agustinus Sufianto yang membawa ilmu bela diri ini ke tanah air.[6][7]. Agustinus sendiri mendirikan Perguruan Delapan Penjuru dan mengajar mahasiswa Baguazhang di sebuah perguruan swasta di Jakarta.[6][7] Ia adalah keturunan kelima dari aliran Yin.
Rujukan
- ^ a b c d (Inggris)Smoky Mtn YSB Study Group, Smoky Mtn YSB Study Group. Diakses pada 5 April 2010.
- ^ a b (Inggris)Lie, Zhang. “Classical Baguazhang Volume V: Yin Style Baguazhang.” Trans. Joseph Crandall. Pinole, California: Smiling Tiger Martial Arts 1995.
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa (Inggris)Bagua,Shenwu Martial Arts. Diakses pada 6 April 2010.
- ^ (Inggris)About Pa Kua, Pa Kua International. Diakses pada 6 April 2010.
- ^ (Inggris)Green, Thomas A. "Martial Arts of the World" 2001
- ^ a b Wardhana, Raka M. Maret 2010. Pontianak Post: Berbagi Ilmu Dirikan Perguruan Delapan Penjuru
- ^ a b Agustinus Sufiano, Bawa Seni Bela Diri Tiongkok ke Jakarta, Bataviase.co.id. Diakses pada 7 April 2010.