Lompat ke isi

Distrik Negara: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Wilayah-distrik-negara.PNG|thumb|right|220px|Wilayah Distrik Negara yang sekarang menjadi kecamatan Daha Utara, Daha Barat, dan Daha Selatan di [[Kabupaten Hulu Sungai Selatan]].]]
[[Berkas:Wilayah-distrik-negara.PNG|thumb|right|220px|Wilayah Distrik Negara (warna biru) yang sekarang menjadi kecamatan Daha Utara, Daha Barat, dan Daha Selatan di [[Kabupaten Hulu Sungai Selatan]].]]
'''Distrik Negara''' adalah bekas distrik ([[kawedanan]]) yang merupakan bagian dari wilayah administratif [[Onderafdeeling]] Amandit dan Negara pada zaman kolonial [[Hindia Belanda]] dahulu. Distrik Negara pernah dipimpin oleh Kepala Distrik (districhoofd) yaitu [[Kiai Osman]] (1899). Dewasa ini wilayah distrik ini termasuk dalam wilayah [[Kabupaten Hulu Sungai Selatan]]. Suku Banjar yang mendiami [[wilayah]] bekas distrik ini disebut '''Orang Negara''' (Urang Nagara). Menurut Hikayat Banjar dan Kotawaringin, wilayah distrik ini dahulu merupakan pusat pemerintahan keraton [[Kerajaan Negara Daha]] setelah dipindah dari [[Distrik Amuntai|Amuntai]] (Kerajaan Negara Dipa/Kuripan). Dari sini keraton kemudian dipindah ke Banjarmasin dengan nama Kesultanan Banjarmasin karena Urang Nagara mengalami kekalahan. Menurut Hikayat Banjar dan Kotawaringin, sebanyak 40 Urang Nagara telah tertawan dan diberikan kepada pasukan Demak sebagai ganti tentara Demak yang gugur dalam peperangan pada tahun [[1526]] tersebut. Urang Nagara tersebut kemudian menetap di [[Kabupaten Demak|Demak]] dan desa [[Tedunan, Wedung, Demak|Tadunan]]. Pada waktu inilah kali pertama Urang Nagara migrasi keluar Tanah Banjar. Pada waktu Hikayat Banjar ditulis belum dikenal adanya sebutan bangsa atau suku Banjar, tetapi masih disebut dengan nama asal kampungnya masing-masing. Jika berziarah ke kompleks pemakaman Sultan Demak Raden Patah yang terletak di samping [[Masjid Agung Demak]], maka juri kunci masih dapat menunjukkan makam orang-orang asal Kalimantan yang dimakamkan di sana.
'''Distrik Negara''' adalah bekas distrik ([[kawedanan]]) yang merupakan bagian dari wilayah administratif [[Onderafdeeling]] Amandit dan Negara pada zaman kolonial [[Hindia Belanda]] dahulu. Distrik Negara pernah dipimpin oleh Kepala Distrik (districhoofd) yaitu [[Kiai Osman]] (1899). Dewasa ini wilayah distrik ini termasuk dalam wilayah [[Kabupaten Hulu Sungai Selatan]]. Suku Banjar yang mendiami [[wilayah]] bekas distrik ini disebut '''Orang Negara''' (Urang Nagara). Menurut Hikayat Banjar dan Kotawaringin, wilayah distrik ini dahulu merupakan pusat pemerintahan keraton [[Kerajaan Negara Daha]] setelah dipindah dari [[Distrik Amuntai|Amuntai]] (Kerajaan Negara Dipa/Kuripan). Dari sini keraton kemudian dipindah ke Banjarmasin dengan nama Kesultanan Banjarmasin karena Urang Nagara mengalami kekalahan. Menurut Hikayat Banjar dan Kotawaringin, sebanyak 40 Urang Nagara telah tertawan dan diberikan kepada pasukan Demak sebagai ganti tentara Demak yang gugur dalam peperangan pada tahun [[1526]] tersebut. Urang Nagara tersebut kemudian menetap di [[Kabupaten Demak|Demak]] dan desa [[Tedunan, Wedung, Demak|Tadunan]]. Pada waktu inilah kali pertama Urang Nagara migrasi keluar Tanah Banjar. Pada waktu Hikayat Banjar ditulis belum dikenal adanya sebutan bangsa atau suku Banjar, tetapi masih disebut dengan nama asal kampungnya masing-masing. Jika berziarah ke kompleks pemakaman Sultan Demak Raden Patah yang terletak di samping [[Masjid Agung Demak]], maka juri kunci masih dapat menunjukkan makam orang-orang asal Kalimantan yang dimakamkan di sana.



Revisi per 10 April 2010 16.51

Wilayah Distrik Negara (warna biru) yang sekarang menjadi kecamatan Daha Utara, Daha Barat, dan Daha Selatan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

Distrik Negara adalah bekas distrik (kawedanan) yang merupakan bagian dari wilayah administratif Onderafdeeling Amandit dan Negara pada zaman kolonial Hindia Belanda dahulu. Distrik Negara pernah dipimpin oleh Kepala Distrik (districhoofd) yaitu Kiai Osman (1899). Dewasa ini wilayah distrik ini termasuk dalam wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Suku Banjar yang mendiami wilayah bekas distrik ini disebut Orang Negara (Urang Nagara). Menurut Hikayat Banjar dan Kotawaringin, wilayah distrik ini dahulu merupakan pusat pemerintahan keraton Kerajaan Negara Daha setelah dipindah dari Amuntai (Kerajaan Negara Dipa/Kuripan). Dari sini keraton kemudian dipindah ke Banjarmasin dengan nama Kesultanan Banjarmasin karena Urang Nagara mengalami kekalahan. Menurut Hikayat Banjar dan Kotawaringin, sebanyak 40 Urang Nagara telah tertawan dan diberikan kepada pasukan Demak sebagai ganti tentara Demak yang gugur dalam peperangan pada tahun 1526 tersebut. Urang Nagara tersebut kemudian menetap di Demak dan desa Tadunan. Pada waktu inilah kali pertama Urang Nagara migrasi keluar Tanah Banjar. Pada waktu Hikayat Banjar ditulis belum dikenal adanya sebutan bangsa atau suku Banjar, tetapi masih disebut dengan nama asal kampungnya masing-masing. Jika berziarah ke kompleks pemakaman Sultan Demak Raden Patah yang terletak di samping Masjid Agung Demak, maka juri kunci masih dapat menunjukkan makam orang-orang asal Kalimantan yang dimakamkan di sana.

Menurut Tutur Candi yang disebut juga Hikayat Banjar versi II, ketika keraton telah dipindah ke Banjarmasin oleh Sultan Suriansyah, maka Urang Nagara yang mengalami kekalhan dalam perang tersebut dilarang memegang jabatan dalam pemerintahan kesultanan dan gelar kebangsawanan mereka diturunkan menjadi gelar bangsawan yang lebih rendah yaitu Andin jika dibanding dengan gelar Gusti bagi keturunan Sultan Suriansyah.