Lompat ke isi

Walikukun: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tjmoel (bicara | kontrib)
k dikembalikan ke versi sebelumnya oleh Borgxbot
Wie146 (bicara | kontrib)
add info, refs, taxobox
Baris 1: Baris 1:
{{taxobox
|name = Walikukun
| image =
| image_width = 250px
| image_caption =
|status =
|status_system =
|regnum = [[Plantae]]
|unranked_divisio = [[Angiosperms]]
|unranked_classis = [[Eudicots]]
|unranked_ordo = [[Rosids]]
|ordo = [[Malvales]]
|familia = [[Malvaceae]]
|genus = ''[[Schoutenia]]''
|species = '''''S. ovata'''''
|binomial = ''Schoutenia ovata''
|binomial_authority = [[Korth.]]
| synonyms = ''Schoutenia hypoleuca'' <small>Pierre</small><br>''Actinophora hypoleuca'' <small>(Pierre) O. Kuntze</small><br>''Actinophora fragrans'' <small>Wallich ex R.Br. </small>
|}}
''Untuk nama kecamatan di [[Kabupaten Ngawi]], lihat [[Walikukun, Ngawi]]''.
''Untuk nama kecamatan di [[Kabupaten Ngawi]], lihat [[Walikukun, Ngawi]]''.


'''Walikukun''' (''Schoutenia ovata'' Korth.) adalah [[pohon]] [[hutan]] tipe musiman anggota [[familia|suku]] [[Tiliaceae]] yang tumbuh di [[Jawa]] dan pulau-pulau di sebelah timurnya. Walikukun dimanfaatkan [[kayu]]nya sebagai gagang [[tombak]]. Kayunya memiliki [[berat jenis]] tinggi dan tidak mudah patah. Dapat dipergunakan sebagai kayu bakar.
'''Walikukun''' (''Schoutenia ovata'' Korth.) adalah sejenis [[pohon]] kecil anggota [[familia|suku]] [[Tiliaceae]]. Pohon ini biasa ditemukan di [[hutan musim tropika|hutan-hutan tipe musiman]] yang tumbuh di [[Jawa]] dan pulau-pulau di sebelah timurnya. Sebutan lainnya di antaranya: ''harikukun'' ([[bahasa Sunda|Sd.]]); ''lanji, walikukun'' ([[bahasa Jawa|Jw.]]); ''kokon, walèkokon'' ([[bahasa Madura|Md.]])<ref name="heyne"/>. Juga,''daeng nieo, daeng samae, daeng saeng, popel thuge, East Indian wood, ach-sat''.<ref name="icraf">ICRAF Database: [http://www.worldagroforestrycentre.org/sea/products/AFDbases/WD/asps/DisplayDetail.asp?SpecID=3061 ''Schoutenia ovata'']</ref>

==Bioekologi ringkas==
Walikukun berperawakan semak, perdu atau pohon kecil, bercabang mulai dari dekat tanah, dengan tinggi mencapai 25 [[meter|m]] dan gemang batang hingga 40–45 [[sentimeter|cm]], namun umumnya kurang daripada itu<ref name="heyne"/>. Daun-daunnya terletak berseling, bundar telur atau lonjong, 1–17 × 1–8 cm, dengan bagian sebelah ujung kadang-kadang berlekuk atau berbagi, berambut halus, hijau di atas dan coklat kemerahan di sebelah bawah. [[Bunga]]nya putih kekuningan, tersusun dalam tandan. Sementara [[buah]]nya kecil, sekitar 6 [[milimeter|mm]], berbiji tunggal.<ref name="lipi"/><ref>Threathened Species of The Northern Territory of Australia: [http://www.nt.gov.au/nreta/wildlife/animals/threatened/pdf/plants/Schoutenia_ovata_VU.pdf ''Schoutenia ovata'']</ref>

Tumbuh sampai ketinggian 900 m dpl., walikukun umumnya ditemukan di dataran rendah yang panas dan kering, di [[hutan gugur daun tropika|hutan-hutan gugur daun]], [[sabana]] dan [[padang rumput]]. Kadang-kadang ditemukan di tanah yang berat dan kurang baik, yang becek secara periodik. Walikukun tahan terhadap naungan dan biasa tumbuh sebagai tajuk lapis kedua, sering ditemukan tumbuh menggerombol.<ref name="lipi">{{aut|Sastrapradja, S. dan R. Bimantoro 1980.}} ''Jenis Kayu Daerah Kering''. LBN LIPI, Bogor. Hal. 78-79</ref>

==Kegunaan==
[[Kayu teras]]nya tergolong berat sampai sangat berat ([[berat jenis|B.J.]] 0,9–1,08; rata-rata 0,98<ref name="icraf"/>), keras, padat dan halus, serta tidak mudah patah. Berwarna coklat kemerahan seperti [[daging]] hingga coklat perang tua. Karena keuletannya yang amat baik, kayu walikukun banyak dipakai sebagai gandar kereta atau pedati, gagang perkakas dan lain-lain. Awet dan mudah dibelah, namun umumnya kayu ini sukar dikerjakan.<ref name="heyne">{{aut|Heyne, K. 1987.}} ''Tumbuhan Berguna Indonesia'', jil. '''3''':1293 Terj. Yayasan Sarana Wana Jaya, Jakarta</ref>

Walikukun dimanfaatkan pula [[kayu]]nya sebagai gagang [[tombak]], dan juga sebagai kayu bakar. Kulit kayunya dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengikat yang kasar.


Pohon ini disebut-sebut dalam [[primbon]] Jawa berkhasiat melindungi rumah dari gangguan makhluk halus dengan cara ditanam di empat sudut [[pekarangan]].
Pohon ini disebut-sebut dalam [[primbon]] Jawa berkhasiat melindungi rumah dari gangguan makhluk halus dengan cara ditanam di empat sudut [[pekarangan]].


;Nama-nama lain:
* ''Actinophora fragrans'' Wallich ex R.Br.
* ''Actinophora hypoleuca'' (Pierre) o. Kuntze
* ''Schoutenia hypoleuca'' Pierre
* Nama lokal: kokon, daeng nieo, daeng samae, daeng saeng, popel thuge, East Indian wood, ach-sat, harikukun.


==Catatan kaki==
== Pranala luar ==
{{reflist}}
* [http://www.worldagroforestrycentre.org/sea/products/AFDbases/WD/asps/DisplayDetail.asp?SpecID=3061 Basis data kehutanan]



{{tumbuhan-stub}}
{{tumbuhan-stub}}


[[Kategori:Tiliaceae]]
[[Kategori:Tiliaceae]]
[[Kategori:Tumbuhan industri]]
[[Kategori:Pohon kayu]]

Revisi per 16 April 2010 03.19

Walikukun
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
(tanpa takson):
(tanpa takson):
(tanpa takson):
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
S. ovata
Nama binomial
Schoutenia ovata
Sinonim

Schoutenia hypoleuca Pierre
Actinophora hypoleuca (Pierre) O. Kuntze
Actinophora fragrans Wallich ex R.Br.

Untuk nama kecamatan di Kabupaten Ngawi, lihat Walikukun, Ngawi.

Walikukun (Schoutenia ovata Korth.) adalah sejenis pohon kecil anggota suku Tiliaceae. Pohon ini biasa ditemukan di hutan-hutan tipe musiman yang tumbuh di Jawa dan pulau-pulau di sebelah timurnya. Sebutan lainnya di antaranya: harikukun (Sd.); lanji, walikukun (Jw.); kokon, walèkokon (Md.)[1]. Juga,daeng nieo, daeng samae, daeng saeng, popel thuge, East Indian wood, ach-sat.[2]

Bioekologi ringkas

Walikukun berperawakan semak, perdu atau pohon kecil, bercabang mulai dari dekat tanah, dengan tinggi mencapai 25 m dan gemang batang hingga 40–45 cm, namun umumnya kurang daripada itu[1]. Daun-daunnya terletak berseling, bundar telur atau lonjong, 1–17 × 1–8 cm, dengan bagian sebelah ujung kadang-kadang berlekuk atau berbagi, berambut halus, hijau di atas dan coklat kemerahan di sebelah bawah. Bunganya putih kekuningan, tersusun dalam tandan. Sementara buahnya kecil, sekitar 6 mm, berbiji tunggal.[3][4]

Tumbuh sampai ketinggian 900 m dpl., walikukun umumnya ditemukan di dataran rendah yang panas dan kering, di hutan-hutan gugur daun, sabana dan padang rumput. Kadang-kadang ditemukan di tanah yang berat dan kurang baik, yang becek secara periodik. Walikukun tahan terhadap naungan dan biasa tumbuh sebagai tajuk lapis kedua, sering ditemukan tumbuh menggerombol.[3]

Kegunaan

Kayu terasnya tergolong berat sampai sangat berat (B.J. 0,9–1,08; rata-rata 0,98[2]), keras, padat dan halus, serta tidak mudah patah. Berwarna coklat kemerahan seperti daging hingga coklat perang tua. Karena keuletannya yang amat baik, kayu walikukun banyak dipakai sebagai gandar kereta atau pedati, gagang perkakas dan lain-lain. Awet dan mudah dibelah, namun umumnya kayu ini sukar dikerjakan.[1]

Walikukun dimanfaatkan pula kayunya sebagai gagang tombak, dan juga sebagai kayu bakar. Kulit kayunya dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengikat yang kasar.

Pohon ini disebut-sebut dalam primbon Jawa berkhasiat melindungi rumah dari gangguan makhluk halus dengan cara ditanam di empat sudut pekarangan.


Catatan kaki

  1. ^ a b c Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia, jil. 3:1293 Terj. Yayasan Sarana Wana Jaya, Jakarta
  2. ^ a b ICRAF Database: Schoutenia ovata
  3. ^ a b Sastrapradja, S. dan R. Bimantoro 1980. Jenis Kayu Daerah Kering. LBN LIPI, Bogor. Hal. 78-79
  4. ^ Threathened Species of The Northern Territory of Australia: Schoutenia ovata