Lompat ke isi

Daerah Istimewa Surakarta: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Den Mazze (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: perubahan kosmetika
Baris 1: Baris 1:
'''Provinsi Surakarta''' atau '''Daerah Istimewa Surakarta''' ('''DIS''') adalah sebuah "provinsi" yang pernah ada sejak Agustus 1945 sampai tanggal 16 Juni 1946. Provinsi ini merupakan bagian dari Republik Indonesia (RI) yang terdiri atas Daerah Istimewa Kasunanan dan Daerah Istimewa Mangkunagaran dan diperintah secara bersama oleh KNI Daerah Surakarta, [[Susuhunan]] dan [[Mangkunegara]].
'''Provinsi Surakarta''' atau '''Daerah Istimewa Surakarta''' ('''DIS''') adalah sebuah "provinsi" yang pernah ada sejak Agustus 1945 sampai tanggal 16 Juni 1946. Provinsi ini merupakan bagian dari Republik Indonesia (RI) yang terdiri atas Daerah Istimewa Kasunanan dan Daerah Istimewa Mangkunagaran dan diperintah secara bersama oleh KNI Daerah Surakarta, [[Susuhunan]] dan [[Mangkunegara]].


Penetapan status [[Daerah otonom|Istimewa]] ini dilakukan Presiden RI [[Soekarno]] sebagai balas jasa atas pengakuan raja-raja Kasunanan Surakarta dan Praja Mangkunagaran yang menyatakan wilayah mereka adalah bagian dari [[Republik Indonesia]].
Penetapan status [[Daerah otonom|Istimewa]] ini dilakukan Presiden RI [[Soekarno]] sebagai balas jasa atas pengakuan raja-raja Kasunanan Surakarta dan Praja Mangkunagaran yang menyatakan wilayah mereka adalah bagian dari [[Republik Indonesia]].
Baris 5: Baris 5:
Pada Oktober 1945, muncul gerakan Anti swapraja/anti monarki/anti feodal di [[Surakarta]], di mana salah seorang pimpinannya adalah Tan Malaka, pimpinan [[Partai Komunis Indonesia]] (PKI). Tujuan gerakan ini adalah penghapusan DIS, serta pembubaran Mangkunegara dan Susuhunan. Motif lain dari gerakan ini adalah perampasan tanah-tanah [[pertanian]] yang dikuasai Mangkunegara dan Susuhunan untuk dibagi-bagikan sesuai dengan kegiatan ''landreform'' oleh golongan [[komunis]].
Pada Oktober 1945, muncul gerakan Anti swapraja/anti monarki/anti feodal di [[Surakarta]], di mana salah seorang pimpinannya adalah Tan Malaka, pimpinan [[Partai Komunis Indonesia]] (PKI). Tujuan gerakan ini adalah penghapusan DIS, serta pembubaran Mangkunegara dan Susuhunan. Motif lain dari gerakan ini adalah perampasan tanah-tanah [[pertanian]] yang dikuasai Mangkunegara dan Susuhunan untuk dibagi-bagikan sesuai dengan kegiatan ''landreform'' oleh golongan [[komunis]].


Tanggal [[17 Oktober]] [[1945]], Pepatih Dalem (perdana menteri) Kasunanan KRMH Sosrodiningrat diculik dan dibunuh oleh gerombolan Anti swapraja. Aksi ini diikuti pencopotan Bupati-bupati yang umumnya kerabat raja dan diganti orang-orang yang pro gerakan Anti swapraja. Maret 1946, Pepatih Dalem yang baru KRMT Yudonagoro juga diculik dan dibunuh. April 1946, 9 pejabat Kepatihan mengalami hal yang sama.
Tanggal [[17 Oktober]] [[1945]], Pepatih Dalem (perdana menteri) Kasunanan KRMH Sosrodiningrat diculik dan dibunuh oleh gerombolan Anti swapraja. Aksi ini diikuti pencopotan Bupati-bupati yang umumnya kerabat raja dan diganti orang-orang yang pro gerakan Anti swapraja. Maret 1946, Pepatih Dalem yang baru KRMT Yudonagoro juga diculik dan dibunuh. April 1946, 9 pejabat Kepatihan mengalami hal yang sama.


Karena banyaknya kerusuhan, penculikan dan [[pembunuhan]], maka Pemerintah RI membubarkan DIS dan menghilangkan kekuasaan raja-raja Kasunanan dan Mangkunagaran. Status Susuhunan Surakarta dan Adipati Mangkunegara menjaditakyat biasa di masyarakat dan Keraton diubah menjadi pusat pengembangan seni dan budaya [[Jawa]].
Karena banyaknya kerusuhan, penculikan dan [[pembunuhan]], maka Pemerintah RI membubarkan DIS dan menghilangkan kekuasaan raja-raja Kasunanan dan Mangkunagaran. Status Susuhunan Surakarta dan Adipati Mangkunegara menjaditakyat biasa di masyarakat dan Keraton diubah menjadi pusat pengembangan seni dan budaya [[Jawa]].


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
*[[Daftar provinsi Indonesia]]
* [[Daftar provinsi Indonesia]]
*[[Jawa Tengah]]
* [[Jawa Tengah]]
*[[Surakarta]]
* [[Surakarta]]


{{s-start}}
{{s-start}}

Revisi per 17 April 2010 05.08

Provinsi Surakarta atau Daerah Istimewa Surakarta (DIS) adalah sebuah "provinsi" yang pernah ada sejak Agustus 1945 sampai tanggal 16 Juni 1946. Provinsi ini merupakan bagian dari Republik Indonesia (RI) yang terdiri atas Daerah Istimewa Kasunanan dan Daerah Istimewa Mangkunagaran dan diperintah secara bersama oleh KNI Daerah Surakarta, Susuhunan dan Mangkunegara.

Penetapan status Istimewa ini dilakukan Presiden RI Soekarno sebagai balas jasa atas pengakuan raja-raja Kasunanan Surakarta dan Praja Mangkunagaran yang menyatakan wilayah mereka adalah bagian dari Republik Indonesia.

Pada Oktober 1945, muncul gerakan Anti swapraja/anti monarki/anti feodal di Surakarta, di mana salah seorang pimpinannya adalah Tan Malaka, pimpinan Partai Komunis Indonesia (PKI). Tujuan gerakan ini adalah penghapusan DIS, serta pembubaran Mangkunegara dan Susuhunan. Motif lain dari gerakan ini adalah perampasan tanah-tanah pertanian yang dikuasai Mangkunegara dan Susuhunan untuk dibagi-bagikan sesuai dengan kegiatan landreform oleh golongan komunis.

Tanggal 17 Oktober 1945, Pepatih Dalem (perdana menteri) Kasunanan KRMH Sosrodiningrat diculik dan dibunuh oleh gerombolan Anti swapraja. Aksi ini diikuti pencopotan Bupati-bupati yang umumnya kerabat raja dan diganti orang-orang yang pro gerakan Anti swapraja. Maret 1946, Pepatih Dalem yang baru KRMT Yudonagoro juga diculik dan dibunuh. April 1946, 9 pejabat Kepatihan mengalami hal yang sama.

Karena banyaknya kerusuhan, penculikan dan pembunuhan, maka Pemerintah RI membubarkan DIS dan menghilangkan kekuasaan raja-raja Kasunanan dan Mangkunagaran. Status Susuhunan Surakarta dan Adipati Mangkunegara menjaditakyat biasa di masyarakat dan Keraton diubah menjadi pusat pengembangan seni dan budaya Jawa.

Lihat pula

Didahului oleh:
Kasunanan Surakarta
Praja Mangkunagaran
Provinsi Surakarta/
Daerah Istimewa Surakarta/
Daerah Istimewa Kasunanan dan Daerah Istimewa Mangkunagaran

Agustus 1945 - 16 Juni 1946
Diteruskan oleh:
Karesidenan Surakarta