Lompat ke isi

Jam kanonis: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: perubahan kosmetika
Judistian (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 2: Baris 2:
'''Ibadah''' adalah wujud nyata ketundukan manusia selaku makhluk di hadapan Penciptanya . Ibadah memiliki dua segi arti yang sejajar dan sama pentingnya, bahkan tidak dapat dipisahkan, yaitu segi selebrasi dan segi aksi. Segi selebrasi disebut perayaan yang kita kenal dengan kebaktian sekarang ini, sedangkan segi aksi atau praksis yaitu tindak lanjut menjalankan apa yang telah diselebrasi ke dalam kehidupan sehari-hari di mana umat telah mengalami pengutusan, itte missa est , pada puncak atau akhir ibadah. Contoh menjalankan segi aksi adalah tidak mau disogok, tidak korupsi, dan tidak mencontek yang merupakan salah satu bentuk pewujudnyataan dari [[Kitab Roma]] 12:1, yaitu apa yang disebut dengan “ibadah yang sejati”.
'''Ibadah''' adalah wujud nyata ketundukan manusia selaku makhluk di hadapan Penciptanya . Ibadah memiliki dua segi arti yang sejajar dan sama pentingnya, bahkan tidak dapat dipisahkan, yaitu segi selebrasi dan segi aksi. Segi selebrasi disebut perayaan yang kita kenal dengan kebaktian sekarang ini, sedangkan segi aksi atau praksis yaitu tindak lanjut menjalankan apa yang telah diselebrasi ke dalam kehidupan sehari-hari di mana umat telah mengalami pengutusan, itte missa est , pada puncak atau akhir ibadah. Contoh menjalankan segi aksi adalah tidak mau disogok, tidak korupsi, dan tidak mencontek yang merupakan salah satu bentuk pewujudnyataan dari [[Kitab Roma]] 12:1, yaitu apa yang disebut dengan “ibadah yang sejati”.


Sementara itu menurut tata waktu ibadah, ada tiga jenis waktu perayaan ibadah gereja, yaitu ibadah harian, mingguan, dan tahunan
Sementara itu menurut tata waktu ibadah, ada tiga jenis waktu perayaan ibadah [[gereja]], yaitu ibadah harian, mingguan, dan tahunan


[[Ibadah Harian]]
==Ibadah Harian==


Tujuan ibadah harian adalah untuk menguduskan seluruh hari dan seluruh kegiatan manusia. Supaya seluruh hari benar-benar disucikan, dan ibadah harian dapat didaras dengan penuh buah rohani, maka paling baiklah kalau setiap ibadah dilaksanakan pada saat yang sesuai. Ibadah harian telah dilakukan sejak zaman [[Perjanjian Lama]] antara lain tertulis di [[Kitab Daniel]] 6 ayat 11 yang menuliskan bahwa “...tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya...” . Sementara itu di bagian yang lain, Pemazmur berkata bahwa ia memuji-muji Tuhan tujuh kali dalam sehari seperti terulis dalam [[Kitab Mazmur]] 119:164. Penulis hendak membahas ibadah harian mengacu kepada Pemazmur, yang melakukan ibadah harian sebanyak tujuh kali sehari dan relevansinya dengan kehidupan masa kini sehari-hari dengan melakukan beberapa penyesuaian.
Tujuan [[ibadah]] harian adalah untuk menguduskan seluruh hari dan seluruh kegiatan manusia. Supaya seluruh hari benar-benar disucikan, dan ibadah harian dapat didaras dengan penuh buah [[rohani]], maka paling baiklah kalau setiap ibadah dilaksanakan pada saat yang sesuai. Ibadah harian telah dilakukan sejak zaman [[Perjanjian Lama]] antara lain tertulis di [[Kitab Daniel]] 6 ayat 11 yang menuliskan bahwa “...tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya...” . Sementara itu di bagian yang lain, Pemazmur berkata bahwa ia memuji-muji [[Tuhan]] tujuh kali dalam sehari seperti terulis dalam [[Kitab Mazmur]] 119:164. Penulis hendak membahas ibadah harian mengacu kepada Pemazmur, yang melakukan ibadah harian sebanyak tujuh kali sehari dan relevansinya dengan kehidupan masa kini sehari-hari dengan melakukan beberapa penyesuaian.


Tradisi Rasuli dari [[Hippolytus]] (tahun 215) menguraikan hal waktu doa tujuh kalinya Pemazmur secara kristosentris berdasarkan Markus secara dominan sebagai berikut :
Tradisi Rasuli dari [[Hippolytus]] (tahun 215) menguraikan hal waktu doa tujuh kalinya Pemazmur secara kristosentris berdasarkan Markus secara dominan sebagai berikut :
Baris 12: Baris 12:
A.Doa saat ayam berkokok, galli cantu, hal ini mengingat Petrus menyangkal [[Yesus]]
A.Doa saat ayam berkokok, galli cantu, hal ini mengingat Petrus menyangkal [[Yesus]]


B.Doa pagi dulu biasa disebut Laudes. Doa pagi dimaksudkan dan diatur untuk menyucikan pagi hari dan idealnya dilaksanakan sekitar fajar menyingsing , sesaat setelah bangun tidur, atau yang biasa kita sebut saat teduh pagi
B.Doa pagi dulu biasa disebut [[Laudes]]. Doa pagi dimaksudkan dan diatur untuk menyucikan pagi hari dan idealnya dilaksanakan sekitar fajar menyingsing , sesaat setelah bangun tidur, atau yang biasa kita sebut saat teduh pagi


C.Doa jam ketiga (tertia) dilakukan di rumah dengan berdoa dan bernyanyi, jika sedang keluar rumah cukup berdoa di dalam hati, hal ini mengingat Kristus dipaku di [[salib]].
C.Doa jam ketiga (tertia) dilakukan di rumah dengan berdoa dan bernyanyi, jika sedang keluar rumah cukup berdoa di dalam hati, hal ini mengingat [[Kristus]] dipaku di [[salib]].


D.Doa jam keenam (sextia) hal ini mengingat saat penyaliban, maka berdoa dengan kuasa yang besar.
D.Doa jam keenam (sextia) hal ini mengingat saat penyaliban, maka berdoa dengan kuasa yang besar.
Baris 20: Baris 20:
E.Doa jam kesembilan (nona) hal ini mengingat air dan darah mengucur dari tubuh Kristus.
E.Doa jam kesembilan (nona) hal ini mengingat air dan darah mengucur dari tubuh Kristus.


F.Doa senja dilakukan pada sore hari, lazim disebut Vesper. Maksud doa ini adalah menyesal dan mengakui dosa-dosa kita serta bersyukur atas anugrah yang telah kita terima pada hari tersebut. Hal ini mengingat saat Yesus dikubur.
F.Doa senja dilakukan pada sore hari, lazim disebut [[Vesper]]. Maksud [[doa]] ini adalah menyesal dan mengakui dosa-dosa kita serta bersyukur atas anugrah yang telah kita terima pada hari tersebut. Hal ini mengingat saat [[Yesus]] dikubur.


G.Doa completorium, doa penutup hari.
G.Doa completorium, doa penutup hari.
Baris 26: Baris 26:
[[Martin Luther]] berkata:
[[Martin Luther]] berkata:


Doa adalah hal pertama yang kita lakukan pada pagi hari dan hal terakhir pada malam hari. Dan hati kita jangan tergoda pikiran salah yang suka menipu seperti itu: Tunggu sedikit, setelah satu jam aku mulai berdoa; sebelumnya aku masih harus membereskan ini atau itu dulu. Sebab, dengan pikiran seperti ini kita pindah dari doa kepada urusan yang tidak akan melepaskan kita lagi, sehingga sepanjang hari kita tidak jadi berdoa. Bisa jadi, ada perbuatan yang sama baiknya atau malah lebih baik daripada berdoa, khususnya dalam keadaan darurat. Rupanya S. Hieronimus pernah berkata: Semua karya orang beriman adalah doa. Dan sebuah pepatah berbunyi: Orang yang tekun bekerja, doanya berlipatganda. Maka hal ini harus kita katakan tentang seorang beriman yang waktu bekerja menghormati Allah dan mengindahkan hukum-Nya, supaya jangan merugikan orang lain dan jangan mencuri, merugikan atau menipunya, tentu saja pikiran dan iman seperti ini membuat kerja menjadi doa dan pujian (bagi Allah)... Tentang doa tanpa henti, Yesus berkata (Luk 11:9-13):”Berdoalah tanpa henti” Maka, tanpa berhenti kita harus menghindari berbuat dosa dan ketidakadilan. Hal ini mustahil, kalau orang tidak takut kepada Allah dan tidak memperhatikan perintah-Nya, seperti dikatakan dalam Mazmur 1,2:”Berbahagialah orang yang siang-malam suka melakukan perintah Tuhan dan merenungkannya...” Kalau hati menjadi hangat karena kita berkata demikian dan sudah menjadi tenang, maka berlututlah atau berdirilah dengan tangan terkatup, mata terarah ke atas dan berkata atau berpikir dengan singkat: Bapa di surga, Allah terkasih, aku ini seorang yang kurang pantas, orang berdosa yang malang dan tidak layak mengangkat mata dan tangan ke ke hadirat-Mu atau pun berdoa. Tetapi karena Engkau menyuruh kita semua untuk berdoa dan karena berjanji akan mengindahkan doa kita dan pula karena kata-kata serta caranya yang telah dianjurkan Yesus, Putra-Mu yang tercinta dan Tuhan kami, maka aku datang karena disuruh dan taat. Aku percaya pada janji-janji-Mu dan atas Nama Yesus Kristusku. Dan aku berdoa bersama semua orang Kristen yang kudus di atas bumi ini, seperti diajarkan oleh Kristus: “Bapa kami yang ada di surga...” Kata demi kata! Lalu, ulangilah bagian-bagiannya sebanyak kamu suka.”
Doa adalah hal pertama yang kita lakukan pada pagi hari dan hal terakhir pada malam hari. Dan hati kita jangan tergoda pikiran salah yang suka menipu seperti itu: Tunggu sedikit, setelah satu jam aku mulai berdoa; sebelumnya aku masih harus membereskan ini atau itu dulu. Sebab, dengan pikiran seperti ini kita pindah dari doa kepada urusan yang tidak akan melepaskan kita lagi, sehingga sepanjang hari kita tidak jadi berdoa. Bisa jadi, ada perbuatan yang sama baiknya atau malah lebih baik daripada berdoa, khususnya dalam keadaan darurat. Rupanya S. Hieronimus pernah berkata: Semua karya orang beriman adalah doa. Dan sebuah pepatah berbunyi: Orang yang tekun bekerja, doanya berlipatganda. Maka hal ini harus kita katakan tentang seorang beriman yang waktu bekerja menghormati Allah dan mengindahkan hukum-Nya, supaya jangan merugikan orang lain dan jangan mencuri, merugikan atau menipunya, tentu saja pikiran dan iman seperti ini membuat kerja menjadi doa dan pujian (bagi [[Allah]])... Tentang doa tanpa henti, Yesus berkata (Luk 11:9-13):”Berdoalah tanpa henti” Maka, tanpa berhenti kita harus menghindari berbuat dosa dan ketidakadilan. Hal ini mustahil, kalau orang tidak takut kepada Allah dan tidak memperhatikan perintah-Nya, seperti dikatakan dalam [[Mazmur]] 1,2:”Berbahagialah orang yang siang-malam suka melakukan perintah Tuhan dan merenungkannya...” Kalau hati menjadi hangat karena kita berkata demikian dan sudah menjadi tenang, maka berlututlah atau berdirilah dengan tangan terkatup, mata terarah ke atas dan berkata atau berpikir dengan singkat: Bapa di [[surga]], [[Allah]] terkasih, aku ini seorang yang kurang pantas, orang berdosa yang malang dan tidak layak mengangkat mata dan tangan ke ke hadirat-Mu atau pun berdoa. Tetapi karena Engkau menyuruh kita semua untuk berdoa dan karena berjanji akan mengindahkan doa kita dan pula karena kata-kata serta caranya yang telah dianjurkan Yesus, Putra-Mu yang tercinta dan Tuhan kami, maka aku datang karena disuruh dan taat. Aku percaya pada janji-janji-Mu dan atas Nama Yesus Kristusku. Dan aku berdoa bersama semua orang Kristen yang kudus di atas bumi ini, seperti diajarkan oleh Kristus: “Bapa kami yang ada di surga...” Kata demi kata! Lalu, ulangilah bagian-bagiannya sebanyak kamu suka.”

Revisi per 20 April 2010 17.26

Ibadah adalah wujud nyata ketundukan manusia selaku makhluk di hadapan Penciptanya . Ibadah memiliki dua segi arti yang sejajar dan sama pentingnya, bahkan tidak dapat dipisahkan, yaitu segi selebrasi dan segi aksi. Segi selebrasi disebut perayaan yang kita kenal dengan kebaktian sekarang ini, sedangkan segi aksi atau praksis yaitu tindak lanjut menjalankan apa yang telah diselebrasi ke dalam kehidupan sehari-hari di mana umat telah mengalami pengutusan, itte missa est , pada puncak atau akhir ibadah. Contoh menjalankan segi aksi adalah tidak mau disogok, tidak korupsi, dan tidak mencontek yang merupakan salah satu bentuk pewujudnyataan dari Kitab Roma 12:1, yaitu apa yang disebut dengan “ibadah yang sejati”.

Sementara itu menurut tata waktu ibadah, ada tiga jenis waktu perayaan ibadah gereja, yaitu ibadah harian, mingguan, dan tahunan

Ibadah Harian

Tujuan ibadah harian adalah untuk menguduskan seluruh hari dan seluruh kegiatan manusia. Supaya seluruh hari benar-benar disucikan, dan ibadah harian dapat didaras dengan penuh buah rohani, maka paling baiklah kalau setiap ibadah dilaksanakan pada saat yang sesuai. Ibadah harian telah dilakukan sejak zaman Perjanjian Lama antara lain tertulis di Kitab Daniel 6 ayat 11 yang menuliskan bahwa “...tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya...” . Sementara itu di bagian yang lain, Pemazmur berkata bahwa ia memuji-muji Tuhan tujuh kali dalam sehari seperti terulis dalam Kitab Mazmur 119:164. Penulis hendak membahas ibadah harian mengacu kepada Pemazmur, yang melakukan ibadah harian sebanyak tujuh kali sehari dan relevansinya dengan kehidupan masa kini sehari-hari dengan melakukan beberapa penyesuaian.

Tradisi Rasuli dari Hippolytus (tahun 215) menguraikan hal waktu doa tujuh kalinya Pemazmur secara kristosentris berdasarkan Markus secara dominan sebagai berikut :

A.Doa saat ayam berkokok, galli cantu, hal ini mengingat Petrus menyangkal Yesus

B.Doa pagi dulu biasa disebut Laudes. Doa pagi dimaksudkan dan diatur untuk menyucikan pagi hari dan idealnya dilaksanakan sekitar fajar menyingsing , sesaat setelah bangun tidur, atau yang biasa kita sebut saat teduh pagi

C.Doa jam ketiga (tertia) dilakukan di rumah dengan berdoa dan bernyanyi, jika sedang keluar rumah cukup berdoa di dalam hati, hal ini mengingat Kristus dipaku di salib.

D.Doa jam keenam (sextia) hal ini mengingat saat penyaliban, maka berdoa dengan kuasa yang besar.

E.Doa jam kesembilan (nona) hal ini mengingat air dan darah mengucur dari tubuh Kristus.

F.Doa senja dilakukan pada sore hari, lazim disebut Vesper. Maksud doa ini adalah menyesal dan mengakui dosa-dosa kita serta bersyukur atas anugrah yang telah kita terima pada hari tersebut. Hal ini mengingat saat Yesus dikubur.

G.Doa completorium, doa penutup hari.

Martin Luther berkata:

Doa adalah hal pertama yang kita lakukan pada pagi hari dan hal terakhir pada malam hari. Dan hati kita jangan tergoda pikiran salah yang suka menipu seperti itu: Tunggu sedikit, setelah satu jam aku mulai berdoa; sebelumnya aku masih harus membereskan ini atau itu dulu. Sebab, dengan pikiran seperti ini kita pindah dari doa kepada urusan yang tidak akan melepaskan kita lagi, sehingga sepanjang hari kita tidak jadi berdoa. Bisa jadi, ada perbuatan yang sama baiknya atau malah lebih baik daripada berdoa, khususnya dalam keadaan darurat. Rupanya S. Hieronimus pernah berkata: Semua karya orang beriman adalah doa. Dan sebuah pepatah berbunyi: Orang yang tekun bekerja, doanya berlipatganda. Maka hal ini harus kita katakan tentang seorang beriman yang waktu bekerja menghormati Allah dan mengindahkan hukum-Nya, supaya jangan merugikan orang lain dan jangan mencuri, merugikan atau menipunya, tentu saja pikiran dan iman seperti ini membuat kerja menjadi doa dan pujian (bagi Allah)... Tentang doa tanpa henti, Yesus berkata (Luk 11:9-13):”Berdoalah tanpa henti” Maka, tanpa berhenti kita harus menghindari berbuat dosa dan ketidakadilan. Hal ini mustahil, kalau orang tidak takut kepada Allah dan tidak memperhatikan perintah-Nya, seperti dikatakan dalam Mazmur 1,2:”Berbahagialah orang yang siang-malam suka melakukan perintah Tuhan dan merenungkannya...” Kalau hati menjadi hangat karena kita berkata demikian dan sudah menjadi tenang, maka berlututlah atau berdirilah dengan tangan terkatup, mata terarah ke atas dan berkata atau berpikir dengan singkat: Bapa di surga, Allah terkasih, aku ini seorang yang kurang pantas, orang berdosa yang malang dan tidak layak mengangkat mata dan tangan ke ke hadirat-Mu atau pun berdoa. Tetapi karena Engkau menyuruh kita semua untuk berdoa dan karena berjanji akan mengindahkan doa kita dan pula karena kata-kata serta caranya yang telah dianjurkan Yesus, Putra-Mu yang tercinta dan Tuhan kami, maka aku datang karena disuruh dan taat. Aku percaya pada janji-janji-Mu dan atas Nama Yesus Kristusku. Dan aku berdoa bersama semua orang Kristen yang kudus di atas bumi ini, seperti diajarkan oleh Kristus: “Bapa kami yang ada di surga...” Kata demi kata! Lalu, ulangilah bagian-bagiannya sebanyak kamu suka.”