Lompat ke isi

Motivasi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
54Irviene (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
54Irviene (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 7: Baris 7:
Teori motivasi yang paling terkenal adalah hierarki teori kebutuhan milik [[Abraham Maslow]]<ref name="hierarki teori kebutuhan">Maslow, A. Motivation and Personality. New York: Harper & Row, 1954.</ref>. Ia membuat hipotesis bahwa dalam setiap diri manusia terdapat hierarki dari lima kebutuhan, yaitu fisiologis (rasa lapar, haus, seksual, dan kebutuhan fisik lainnya), rasa aman (rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional), sosial (rasa kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, dan persahabatan), penghargaan (faktor penghargaan internal dan eksternal), dan aktualisasi diri (pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri sendiri)
Teori motivasi yang paling terkenal adalah hierarki teori kebutuhan milik [[Abraham Maslow]]<ref name="hierarki teori kebutuhan">Maslow, A. Motivation and Personality. New York: Harper & Row, 1954.</ref>. Ia membuat hipotesis bahwa dalam setiap diri manusia terdapat hierarki dari lima kebutuhan, yaitu fisiologis (rasa lapar, haus, seksual, dan kebutuhan fisik lainnya), rasa aman (rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional), sosial (rasa kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, dan persahabatan), penghargaan (faktor penghargaan internal dan eksternal), dan aktualisasi diri (pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri sendiri)


Maslow memisahkan lima kebutuhan ke dalam urutan-urutan. Kebutuhan fisiologis dan rasa aman dideskripsikan sebagai kebutuhan tingkat bawah sedangkan kebutuhan sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri sebagai kebutuhan tingkat atas. Perbedaan antara kedua tingkat tersebut adalah dasar pemikiran bahwa kebutuhan tingkat atas dipenuhi secara internal smeentara kebutuhan tingkat rendah secara dominan dipenuhi secara eksternal.
Maslow memisahkan lima kebutuhan ke dalam urutan-urutan. Kebutuhan fisiologis dan rasa aman dideskripsikan sebagai kebutuhan tingkat bawah sedangkan kebutuhan sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri sebagai kebutuhan tingkat atas. Perbedaan antara kedua tingkat tersebut adalah dasar pemikiran bahwa kebutuhan tingkat atas dipenuhi secara internal smeentara kebutuhan tingkat rendah secara dominan dipenuhi secara eksternal.


Teori kebutuhan Maslow telah menerima pengakuan luas di antara [[manajer]] pelaksana karena teori ini logis secara intuitif. Sayangnya, penelitian tidak memperkuat teori ini. Maslow tidak memberikan bukti empiris dan beberapa penelitian yang berusaha mengeshakan teori ini tidka menemukan pendukung yang kuat.
Teori kebutuhan Maslow telah menerima pengakuan luas di antara [[manajer]] pelaksana karena teori ini logis secara intuitif. Sayangnya, penelitian tidak memperkuat teori ini. Maslow tidak memberikan bukti empiris dan beberapa penelitian yang berusaha mengeshakan teori ini tidka menemukan pendukung yang kuat.

Revisi per 21 April 2010 04.56

Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya[1]. ’’Intensitas’’ berhubungan dengan seberapa giat seseorang berusaha. Ini adalah elemen yang paling banyak mendapat perhatian pada bahasan motivasi. Namun, intensitas yang tinggi tidak menghasilkan prestasi kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan ’’arah’’ yang memnguntungkan organisasi. Dimensi terakhir adalah ’’ketekunan’’ yang merupakan ukuran mengenai berapa lama seseorang dapat mempertahankan usahanya.

Teori-teori motivasi pada zaman dahulu

Tahun 1950-an merupakan periode perkembangan konsep-konsep motivasi. Teori-teori yang berkembang pada masa ini adalah hierarki teori kebutuhan, teori X dan Y, dan teori dua faktor. Teori-teori kuno ini harus dikenal karena ini adalah dasar berkembangnya teori yang ada saat ini dan paa manajer pelaksana masih menggunakan teori-teori tersebut beserta terminologinya dalam menjelaskan motivasi karyawan.

Hierarki teori kebutuhan

Teori motivasi yang paling terkenal adalah hierarki teori kebutuhan milik Abraham Maslow[2]. Ia membuat hipotesis bahwa dalam setiap diri manusia terdapat hierarki dari lima kebutuhan, yaitu fisiologis (rasa lapar, haus, seksual, dan kebutuhan fisik lainnya), rasa aman (rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional), sosial (rasa kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, dan persahabatan), penghargaan (faktor penghargaan internal dan eksternal), dan aktualisasi diri (pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri sendiri)

Maslow memisahkan lima kebutuhan ke dalam urutan-urutan. Kebutuhan fisiologis dan rasa aman dideskripsikan sebagai kebutuhan tingkat bawah sedangkan kebutuhan sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri sebagai kebutuhan tingkat atas. Perbedaan antara kedua tingkat tersebut adalah dasar pemikiran bahwa kebutuhan tingkat atas dipenuhi secara internal smeentara kebutuhan tingkat rendah secara dominan dipenuhi secara eksternal.

Teori kebutuhan Maslow telah menerima pengakuan luas di antara manajer pelaksana karena teori ini logis secara intuitif. Sayangnya, penelitian tidak memperkuat teori ini. Maslow tidak memberikan bukti empiris dan beberapa penelitian yang berusaha mengeshakan teori ini tidka menemukan pendukung yang kuat.

Teori X dan teori Y

Douglas McGregor menemukan teori X dan teori Y setelah mengkaji cara para manajer berhubungan dengan para karyawan. Kesimpulan yang didapatkan adalah pandangan manajer mengenai sifat manusia didasarkan atas beberapa kelompok asumsi tertentu dan bahwa mereka cenderung membentuk perilaku mereka terhadap karyawan berdasarkan asumsi-asumsi tersebut.[3]

Ada empat asumsi yang dimiliki manajer dalam teori X. Asumsi pertama adalah karyawan pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan dan sebisa mungkin berusaha untuk menghindarinya. Asumsi kedua adalah karena karyawan tidak menyukai pekerjaan, mereka harus dipakai, dikendalikan, atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan. Selanjutnya karyawan akan mengindari tanggung jawab dan mencari perintah formal, di mana ini adalah asumsi ketiga. Asumsi terakhir menjelaskan bahwa sbeagian karyawan menempatkan keamanan di atas semua faktor lain terkait pekerjaan dan menunjukkan sedikit ambisi.

Referensi

  1. ^ Mitchell, T. R. Research in Organizational Behavior. Greenwich, CT: JAI Press, 1997, pp. 60-62.
  2. ^ Maslow, A. Motivation and Personality. New York: Harper & Row, 1954.
  3. ^ McGregor, D. The Human Side of Enterprise. New York: McGraw-Hill, 1960.

Pranala luar

Templat:Link FA