Serambi Indonesia: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Keumalon (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Keumalon (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
[[''Serambi Indonesia'']], adalah sebuah [[suratkabar]] harian yang terbit di [[Banda Aceh]], [[Aceh]] sejak 1989.
''[[Serambi Indonesia]]'', adalah sebuah [[suratkabar]] harian yang terbit di [[Banda Aceh]], [[Aceh]] sejak 1989.
Awalnya, harian ini bernama Mingguan ''Mimbar Swadaya'' yang dipimpin oleh [[M Nourhalidyn]] (1943-2000). Manajamen yang kurang baik pada masa itu, membuat mingguan tersebut sering tak terbit.
Awalnya, harian ini bernama Mingguan ''Mimbar Swadaya'' yang dipimpin oleh [[M Nourhalidyn]] (1943-2000). Manajamen yang kurang baik pada masa itu, membuat mingguan yang berdiri pada 1970-an tersebut sering tak terbit.


Tak ingin, korannya mati, M Nourhalidyn kemudian bersama sahabatnya Sjamsul Kahar yang juga wartawan [[''KOMPAS'']] di Aceh, mencoba menjajaki kerjasama dengan harian [[''KOMPAS'']] Jakarta. Alhasil duet Nourhalidyn - [[Sjamsul Kahar]] berhasil meyakinkan harian terbesar di Indonesia itu. Dan tepat pada 9 Februari 1989, mingguan Mimbar Swadaya akhirnya menjelma menjadi harian ''Serambi Indonesia''.
Tak ingin, korannya mati, M Nourhalidyn kemudian bersama sahabatnya Sjamsul Kahar yang juga wartawan ''[[KOMPAS]]'' di Aceh, mencoba menjajaki kerjasama dengan harian ''[[KOMPAS]]'' Jakarta. Alhasil duet Nourhalidyn - [[Sjamsul Kahar]] berhasil meyakinkan harian terbesar di Indonesia itu. Dan tepat pada 9 Februari 1989, mingguan Mimbar Swadaya akhirnya menjelma menjadi harian ''Serambi Indonesia''.
[[M Nourhalidyn]] duduk sebagai Pemimpin Umum dan [[Sjamsul Kahar]] sebagai Pemimpin Redaksi.
[[M Nourhalidyn]] duduk sebagai Pemimpin Umum dan [[Sjamsul Kahar]] sebagai Pemimpin Redaksi.


Dalam sejarahnya, [[''Serambi'']] sempat berhenti terbit karena diancam oleh Gerakan Aceh Merdeka, karena berita-beritanya dianggap lebih menguntungkan pihak TNI. Namun, hal itu dapat dilaluinya.
Dalam sejarahnya, ''[[Serambi]]'' sempat berhenti terbit karena diancam oleh Gerakan Aceh Merdeka, karena berita-beritanya dianggap lebih menguntungkan pihak TNI. Namun, hal itu dapat dilaluinya.


Pada saat [[tsunami]] meluluhlantakkan Aceh, ''Serambi'' pun ikut menjadi korban. Kantornya yang megah berikut mesin cetaknya di kawasan Desa Baet, Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar, hancur lebur. Tak kurang 55 karyawan, 13 diantaranya adalah redaktur dan wartawan senior hilang dihempang tsunami. Mereka pun terpaksa berhenti terbit.
Pada saat [[tsunami]] meluluhlantakkan Aceh, ''Serambi'' pun ikut menjadi korban. Kantornya yang megah berikut mesin cetaknya di kawasan Desa Baet, Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar, hancur lebur. Tak kurang 55 karyawan, 13 diantaranya adalah redaktur dan wartawan senior hilang dihempang tsunami. Mereka pun terpaksa berhenti terbit.

Revisi per 31 Juli 2006 03.16

Serambi Indonesia, adalah sebuah suratkabar harian yang terbit di Banda Aceh, Aceh sejak 1989. Awalnya, harian ini bernama Mingguan Mimbar Swadaya yang dipimpin oleh M Nourhalidyn (1943-2000). Manajamen yang kurang baik pada masa itu, membuat mingguan yang berdiri pada 1970-an tersebut sering tak terbit.

Tak ingin, korannya mati, M Nourhalidyn kemudian bersama sahabatnya Sjamsul Kahar yang juga wartawan KOMPAS di Aceh, mencoba menjajaki kerjasama dengan harian KOMPAS Jakarta. Alhasil duet Nourhalidyn - Sjamsul Kahar berhasil meyakinkan harian terbesar di Indonesia itu. Dan tepat pada 9 Februari 1989, mingguan Mimbar Swadaya akhirnya menjelma menjadi harian Serambi Indonesia. M Nourhalidyn duduk sebagai Pemimpin Umum dan Sjamsul Kahar sebagai Pemimpin Redaksi.

Dalam sejarahnya, Serambi sempat berhenti terbit karena diancam oleh Gerakan Aceh Merdeka, karena berita-beritanya dianggap lebih menguntungkan pihak TNI. Namun, hal itu dapat dilaluinya.

Pada saat tsunami meluluhlantakkan Aceh, Serambi pun ikut menjadi korban. Kantornya yang megah berikut mesin cetaknya di kawasan Desa Baet, Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar, hancur lebur. Tak kurang 55 karyawan, 13 diantaranya adalah redaktur dan wartawan senior hilang dihempang tsunami. Mereka pun terpaksa berhenti terbit.

Namun, 1 Januari 2005, mereka membuat kejutan. Serambi kembali ke pasar, dengan menggunakan mesin cetak miliknya yang ada di kota satelite Lhokseumawe.

Menurut informasi, mereka kini telah menempati kantornya yang baru di kawasan Bandara Lambaro, Aceh Besar, Banda Aceh dan juga telah melakukan rekruitmen tenaga redaksi yang baru. Kini harian telah bertiras 35 ribu ex perhari itu dipimpin oleh Sjamsul Kahar, sebagai Pemimpin Umum dan Mawardi Ibrahim, sebagai Pemimpin Redaksi.

Pranala luar