Lompat ke isi

Surah Al-'Ankabut: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wiendietry (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
Wiendietry (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
'''Surat Al 'Ankabuut''' adalah surat ke-29 dalam [[Al Qur'an]]. Surat ini terdiri atas 69 ayat serta termasuk golongan surat-surrat [[Makkiyah]]. Dinamai Al 'Ankabuut berhubung terdapatnya perkataan Al 'Ankabuut yang berarti [[laba-laba]] pada ayat 41 surat ini, dimana [[Allah]] mengumpamakan para penyembah berhala-[[berhala]] itu dengan laba-laba yang percaya kepada kekuatan rumahnya sebagai tempat ia berlindung dan tempat ia menjerat mangsanya, padahal kalau dihembus angin atau ditimpa oleh suatu barang yang kecil saja, rumah itu akan hancur. Begitu pula halnya dengan kaum musyrikin yang percaya kepada kekuatan sembahan-sembahan mereka sebagai tempat berlindung dan tempat meminta sesuatu yang mereka ingini, padahal sembahan-sembahan mereka itu tidak mampu sedikit juga menolong mereka dari azab Allah waktu di dunia, seperti yang terjadi pada kaum [[Nuh]], kaum [[Ibrahim]], kaum [[Luth]], kaum [[Syu'aib]], kaum [[Saleh]], dan lain-lain. Apalagi menghadapi azab Allah di akhirat nanti, sembahan-sembahan mereka itu lebih tidak mampu menghindarkan dan melindungi mereka.
'''Surat Al 'Ankabuut''' adalah surat ke-29 dalam [[Al Qur'an]]. Surat ini terdiri atas 69 ayat serta termasuk golongan surat-surrat [[Makkiyah]]. Dinamai Al 'Ankabuut berhubung terdapatnya perkataan Al 'Ankabuut yang berarti [[laba-laba]] pada ayat 41 surat ini, dimana [[Allah]] mengumpamakan para penyembah berhala-[[berhala]] itu dengan laba-laba yang percaya kepada kekuatan rumahnya sebagai tempat ia berlindung dan tempat ia menjerat mangsanya, padahal kalau dihembus angin atau ditimpa oleh suatu barang yang kecil saja, rumah itu akan hancur. Begitu pula halnya dengan kaum musyrikin yang percaya kepada kekuatan sembahan-sembahan mereka sebagai tempat berlindung dan tempat meminta sesuatu yang mereka ingini, padahal sembahan-sembahan mereka itu tidak mampu sedikit juga menolong mereka dari azab Allah waktu di dunia, seperti yang terjadi pada kaum [[Nuh]], kaum [[Ibrahim]], kaum [[Luth]], kaum [[Syu'aib]], kaum [[Nabi Shaleh|Saleh]], dan lain-lain. Apalagi menghadapi azab Allah di akhirat nanti, sembahan-sembahan mereka itu lebih tidak mampu menghindarkan dan melindungi mereka.


==Pokok-pokok isi==
==Pokok-pokok isi==
# Keimanan: Bukti-bukti tentang adanya hari berbangkit dan ancaman terhadap orang-orang yang mengingkarinya, tiap-tiap diri akan merasakan mati dan hanya kepada Allah mereka akan kembali; Allah akan menjamin rezki tiap-tiap makhluk-Nya.
# Keimanan: Bukti-bukti tentang adanya hari berbangkit dan ancaman terhadap orang-orang yang mengingkarinya, tiap-tiap diri akan merasakan mati dan hanya kepada Allah mereka akan kembali; Allah akan menjamin rezki tiap-tiap makhluk-Nya.
# Hukum-hukum: Kewajiban berbuat baik kepada dua orang ibu bapak; kewajiban mengerjakan shalat karena [[shalat]] itu mencegah dari perbuatan keji dan perbuatan mungkar; kewajiban menentang ajakan mempersekutukan Allah sekalipun datangnya dari ibu bapak.
# Hukum-hukum: Kewajiban berbuat baik kepada dua orang ibu bapak; kewajiban mengerjakan shalat karena [[shalat]] itu mencegah dari perbuatan keji dan perbuatan mungkar; kewajiban menentang ajakan mempersekutukan Allah sekalipun datangnya dari ibu bapak.
# Kisah-kisah: Kisah-kisah cobaan yang dialami oleh Nabi Nuh a.s., Nabi Ibrahim a.s., Nabi Luth a.s., Nabi Syu'aib a.s., Nabi Shaleh a.s., Nabi Musa a.s.
# Kisah-kisah: Kisah-kisah cobaan yang dialami oleh [[Nabi Nuh]] a.s., Nabi Ibrahim a.s., Nabi Luth a.s., Nabi Syu'aib a.s., Nabi Shaleh a.s., [[Nabi Musa]] a.s.
# Dan lain-lain: Cobaan itu perlu untuk menguji keimanan seseorang, usaha manusia itu manfaatnya untuk dirinya sendiri bukan untuk Allah. Perlawanan terhadap kebenaran pasti hancur.
# Dan lain-lain: Cobaan itu perlu untuk menguji keimanan seseorang, usaha manusia itu manfaatnya untuk dirinya sendiri bukan untuk Allah. Perlawanan terhadap kebenaran pasti hancur.
==Referensi==
==Referensi==

Revisi per 3 Agustus 2006 11.44

Surat Al 'Ankabuut adalah surat ke-29 dalam Al Qur'an. Surat ini terdiri atas 69 ayat serta termasuk golongan surat-surrat Makkiyah. Dinamai Al 'Ankabuut berhubung terdapatnya perkataan Al 'Ankabuut yang berarti laba-laba pada ayat 41 surat ini, dimana Allah mengumpamakan para penyembah berhala-berhala itu dengan laba-laba yang percaya kepada kekuatan rumahnya sebagai tempat ia berlindung dan tempat ia menjerat mangsanya, padahal kalau dihembus angin atau ditimpa oleh suatu barang yang kecil saja, rumah itu akan hancur. Begitu pula halnya dengan kaum musyrikin yang percaya kepada kekuatan sembahan-sembahan mereka sebagai tempat berlindung dan tempat meminta sesuatu yang mereka ingini, padahal sembahan-sembahan mereka itu tidak mampu sedikit juga menolong mereka dari azab Allah waktu di dunia, seperti yang terjadi pada kaum Nuh, kaum Ibrahim, kaum Luth, kaum Syu'aib, kaum Saleh, dan lain-lain. Apalagi menghadapi azab Allah di akhirat nanti, sembahan-sembahan mereka itu lebih tidak mampu menghindarkan dan melindungi mereka.

Pokok-pokok isi

  1. Keimanan: Bukti-bukti tentang adanya hari berbangkit dan ancaman terhadap orang-orang yang mengingkarinya, tiap-tiap diri akan merasakan mati dan hanya kepada Allah mereka akan kembali; Allah akan menjamin rezki tiap-tiap makhluk-Nya.
  2. Hukum-hukum: Kewajiban berbuat baik kepada dua orang ibu bapak; kewajiban mengerjakan shalat karena shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan perbuatan mungkar; kewajiban menentang ajakan mempersekutukan Allah sekalipun datangnya dari ibu bapak.
  3. Kisah-kisah: Kisah-kisah cobaan yang dialami oleh Nabi Nuh a.s., Nabi Ibrahim a.s., Nabi Luth a.s., Nabi Syu'aib a.s., Nabi Shaleh a.s., Nabi Musa a.s.
  4. Dan lain-lain: Cobaan itu perlu untuk menguji keimanan seseorang, usaha manusia itu manfaatnya untuk dirinya sendiri bukan untuk Allah. Perlawanan terhadap kebenaran pasti hancur.

Referensi

  • Mukaddimah Al Qur'an versi terjemahan Departemen Agama Republik Indonesia