Pelacuran menurut agama: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
Memang pada dasarnya semua agama melarang pekerjaan atau perbuatan tersebut akan tetapi kita telaah kembali dan kita pikirkan kembali bahwa tak satupun diantara mereka yang berkeinginan menjadi psk |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
Pada umumnya agama memandang negatif |
Pada umumnya agama memandang negatif ter |
||
== '''Teks ini akan dicetak tebal'''<math>Masukkan rumus di sini</math>[[Berkas:Contoh.jpg]]''''''''''''''Teks ini akan dicetak miring'''''''''''' == |
|||
''hadap [[pelacuran]]. |
|||
== Pelacuran dalam pandangan agama Yahudi dan Kristen == |
== Pelacuran dalam pandangan agama Yahudi dan Kristen == |
Revisi per 4 Agustus 2006 03.52
Pada umumnya agama memandang negatif ter
hadap pelacuran.
Pelacuran dalam pandangan agama Yahudi dan Kristen
Agama Yahudi dan Kristen menyamakan penyembahan terhadap dewa-dewa lain selain kepada Allah sebagai pelacuran. Gambaran ini dapat ditemukan di dalam kitab Nabi Yehezkiel ps. 23 dan kitab Nabi Hosea (1:2-11).
Namun demikian ada pula kisah tentang Rahab, seorang pelacur bangsa Yerikho yang menyelamatkan dua orang mata-mata yang dikirim Yosua untuk mengintai kekuatan Yerikho (Yosua 2:1-14). Dalam kisah ini, Rahab dianggap sebagai pahlawan, dan karena itu ia diselamatkan sementara seluruh kota Yerikho hancur ketika diserang oleh tentara Israel yang dipimpin oleh Yosua. Kitab Yosua mengisahkan demikian: "Demikianlah Rahab, perempuan sundal itu dan keluarganya serta semua orang yang bersama-sama dengan dia dibiarkan hidup oleh Yosua. Maka diamlah perempuan itu di tengah-tengah orang Israel sampai sekarang, karena ia telah menyembunyikan orang suruhan yang disuruh Yosua mengintai Yerikho." (Yosua 6:25).
Pandangan Perjanjian Baru
Agama Yahudi di masa Perjanjian Baru, khususnya di masa Yesus menganggap negatif praktek pelacuran. Karena itu orang baik-baik biasanya tidak mau bergaul dengan mereka bahkan menjauhkan diri dari orang-orang seperti itu. Namun demikian Yesus digambarkan dekat dengan orang-orang yang disingkirkan oleh masyarakat seperti para pelacur, pemungut cukai, dll. Injil Matius melukiskan demikian: "Kata Yesus kepada mereka: 'Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah'." (Matius 21:31)
Maria Magdalena, salah seorang pengikut dan murid Yesus, seringkali digambarkan sebagai seorang pelacur yang diampuni Yesus (Lukas 8:2), meskipun pendapat ini masih diperdebatkan.
Kitab Wahyu melukiskan Roma sebagai pelacur besar yang akan dijatuhi hukuman oleh Allah: "... sebab benar dan adil segala penghakiman-Nya, karena Ialah yang telah menghakimi pelacur besar itu, yang merusakkan bumi dengan percabulannya; dan Ialah yang telah membalaskan darah hamba-hamba-Nya atas pelacur itu." (Wahyu 19:2; lih. pula Wahyu 17:1, 17:5, 17:15, 17:16). Di sini perlu diingat bahwa Roma yang dimaksudkan oleh penulis Kitab Wahyu ini adalah pemerintahan yang pada waktu itu menindas dan menganiaya Gereja dan orang-orang Kristen pada masa-masa permulaan agama Kristen.
Pandangan Islam
Pelacuran dalam pandangan Islam adalah haram hukumnya.
Pandangan Hindu
Bagian ini memerlukan pengembangan. Anda dapat membantu dengan mengembangkannya. |
Pandangan Buddha
Bagian ini memerlukan pengembangan. Anda dapat membantu dengan mengembangkannya. |