Lompat ke isi

Cabai jawa (tanaman): Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Relly Komaruzaman (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
29Devi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
{{Taxobox
{{Taxobox
| color = lightgreen
| color = lightgreen
| name = Cabe jawa
| name = Cabai jawa
| image = Piper_longum_plant.jpg
| image = Piper_longum_plant.jpg
| image_width = 200px
| image_width = 200px
| image_caption = Tumbuhan cabe jawa
| image_caption = Tumbuhan cabai jawa
| regnum = [[Plant]]ae
| regnum = [[Plant]]ae
| divisio = [[Flowering plant|Magnoliophyta]]
| divisio = [[Flowering plant|Magnoliophyta]]
Baris 15: Baris 15:
| binomial_authority = [[Vahl.]]
| binomial_authority = [[Vahl.]]
}}
}}
[[Berkas:Piper_longum.jpg|left|thumb|200px|Buah cabe jawa yang telah dikeringkan.]]
[[Berkas:Piper_longum.jpg|left|thumb|200px|Buah cabai jawa yang telah dikeringkan.]]
'''Cabe jawa''', '''cabe jamu''', '''lada panjang''', atau '''cabe''' saja ('''''Piper retrofractum''''' Vahl. [[sinonim|syn.]] '''''P. longum''''') adalah kerabat [[lada]] dan termasuk dalam [[familia|suku]] sirih-sirihan atau [[Piperaceae]]. Dikenal pula sebagai ''cabe solak'' ([[Bahasa Madura|Madura]]) dan ''cabia'' (Sulawesi). Tumbuhan asli Indonesia ini populer sebagai [[tanaman obat]] pekarangan dan tumbuh pula di hutan-hutan sekunder dataran rendah (hingga 600m di atas permukaan laut).
'''Cabai jawa''', '''cabai jamu''', '''lada panjang''', atau '''cabai''' saja ('''''Piper retrofractum''''' Vahl. [[sinonim|syn.]] '''''P. longum''''') adalah kerabat [[lada]] dan termasuk dalam [[familia|suku]] sirih-sirihan atau [[Piperaceae]]. Dikenal pula sebagai ''cabai solak'' ([[Bahasa Madura|Madura]]) dan ''cabia'' (Sulawesi). Tumbuhan asli Indonesia ini populer sebagai [[tanaman obat]] pekarangan dan tumbuh pula di hutan-hutan sekunder dataran rendah (hingga 600m di atas permukaan laut).


Tumbuhan ini produknya telah dikenal oleh orang [[Romawi]] sejak lama dan sering dikacaukan dengan [[lada]]. Di Indonesia sendiri buah keringnya digunakan sebagai rempah pemedas. Sebelum kedatangan [[cabai]] (''Capsicum'' spp.), tumbuhan inilah yang disebut "cabe". Cabai sendiri oleh [[orang Jawa]] dinamakan "lombok".
Tumbuhan ini produknya telah dikenal oleh orang [[Romawi]] sejak lama dan sering dikacaukan dengan [[lada]]. Di Indonesia sendiri buah keringnya digunakan sebagai rempah pemedas. Sebelum kedatangan [[cabai]] (''Capsicum'' spp.), tumbuhan inilah yang disebut "cabe". Cabai sendiri oleh [[orang Jawa]] dinamakan "lombok".


Cabai jamu dapat tumbuh di lahan ketinggian 0-600 meter di atas permukaan laut (dpl), dengan curah hujan rata-rata 1.259-2.500 mm/tahun. Tanah lempung berpasir, dengan struktur tanah gembur dan berdrainase baik, merupakan lahan yang cocok untuk budidaya cabe jamu. Tanaman itu memiliki keunggulan dapat tumbuh di lahan kering berbatu. Keberadaan tanggul batu di pematang tegalan dapat dijadikan media merambatnya cabe jamu secara alami.
<!--
Bentuk tanamannya seperti sirih, merambat, memanjat, membelit, dan melata. Daunnya berbentuk bulat telor sampai lonjong. Buahnya majemuk bulir, bentuknya bulat panjang atau silindris, dan ujungnya mengecil. Buah yang belum tua berwarna kelabu, kemudian menjadi hijau, selanjutnya kuning, merah, serta lunak. Rasanya pedas dan tajam aromatis.


Buah cabe jamu memiliki khasiat sebagai obat penyembuh sakit perut, masuk angin, beri-beri, rematik, tekanan darah rendah, kolera, influenza, sakit kepala, lemah syahwat, bronkitis, dan sesak nafas. Karena itu, cabe jamu banyak dibutuhkan sebagai bahan pembuatan jamu tradisional dan obat pil/kapsul modern serta bahan campuran minuman. Rasa pedas itu berasal dari senyawa piperin, dengan kandungan sekitar 4,6 persen.


== Deskripsi Tanaman ==
Cabe (cabai) jamu dapat tumbuh di lahan ketinggian 0-600 meter di atas permukaan laut (dpl), dengan curah hujan rata-rata 1.259-2.500 mm/tahun. Tanah lempung berpasir, dengan struktur tanah gembur dan berdrainase baik, merupakan lahan yang cocok untuk budidaya cabe jamu. Tanaman itu memiliki keunggulan dapat tumbuh di lahan kering berbatu. Keberadaan tanggul batu di pematang tegalan dapat dijadikan media merambatnya cabe jamu secara alami.
Bentuk tanamannya seperti sirih, merambat, memanjat, membelit, dan melata. Daunnya berbentuk bulat telur sampai lonjong, pangkal daun berbentuk jantung atau membulat, ujung daun runcing dengan bintik-bintik kelenjar. buahnya majemuk bulir, bentuknya bulat panjang atau silindris, dan ujungnya mengecil. Buah yang belum tua berwarna kelabu, kemudian menjadi hijau, selanjutnya kuning, merah, serta lunak. Rasanya pedas dan tajam aromatis<ref name="Syukur, C. dan Hernani"> Syukur, C. dan Hernani: "Budi Daya Tanaman Obat Komersial", halaman 33. PT Penebar Swadaya, 2002</ref>.
-->


== Khasiat dan Kegunaan ==
Buah cabai jamu memiliki khasiat sebagai obat sakit perut, masuk angin, beri-beri, rematik, tekanan darah rendah, kolera, influenza, sakit kepala, lemah syahwat, bronkitis, dan sesak nafas. Karena itu, cabe jamu banyak dibutuhkan sebagai bahan pembuatan jamu tradisional dan obat pil/kapsul modern serta bahan campuran minuman. Rasa pedas itu berasal dari senyawa piperin, dengan kandungan sekitar 4,6 persen.



== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=108 Deskripsi tentang cabe jawa di situs web IPTEKNET]
* {{id}} [http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=108 Deskripsi tentang cabe jawa di situs web IPTEKNET]

== Referensi ==
{{reflist}}


{{commons|Piper longum}}
{{commons|Piper longum}}

Revisi per 7 Mei 2010 15.39

Cabai jawa
Tumbuhan cabai jawa
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
P. retrofractum
Nama binomial
Piper retrofractum
Buah cabai jawa yang telah dikeringkan.

Cabai jawa, cabai jamu, lada panjang, atau cabai saja (Piper retrofractum Vahl. syn. P. longum) adalah kerabat lada dan termasuk dalam suku sirih-sirihan atau Piperaceae. Dikenal pula sebagai cabai solak (Madura) dan cabia (Sulawesi). Tumbuhan asli Indonesia ini populer sebagai tanaman obat pekarangan dan tumbuh pula di hutan-hutan sekunder dataran rendah (hingga 600m di atas permukaan laut).

Tumbuhan ini produknya telah dikenal oleh orang Romawi sejak lama dan sering dikacaukan dengan lada. Di Indonesia sendiri buah keringnya digunakan sebagai rempah pemedas. Sebelum kedatangan cabai (Capsicum spp.), tumbuhan inilah yang disebut "cabe". Cabai sendiri oleh orang Jawa dinamakan "lombok".

Cabai jamu dapat tumbuh di lahan ketinggian 0-600 meter di atas permukaan laut (dpl), dengan curah hujan rata-rata 1.259-2.500 mm/tahun. Tanah lempung berpasir, dengan struktur tanah gembur dan berdrainase baik, merupakan lahan yang cocok untuk budidaya cabe jamu. Tanaman itu memiliki keunggulan dapat tumbuh di lahan kering berbatu. Keberadaan tanggul batu di pematang tegalan dapat dijadikan media merambatnya cabe jamu secara alami.


Deskripsi Tanaman

Bentuk tanamannya seperti sirih, merambat, memanjat, membelit, dan melata. Daunnya berbentuk bulat telur sampai lonjong, pangkal daun berbentuk jantung atau membulat, ujung daun runcing dengan bintik-bintik kelenjar. buahnya majemuk bulir, bentuknya bulat panjang atau silindris, dan ujungnya mengecil. Buah yang belum tua berwarna kelabu, kemudian menjadi hijau, selanjutnya kuning, merah, serta lunak. Rasanya pedas dan tajam aromatis[1].


Khasiat dan Kegunaan

Buah cabai jamu memiliki khasiat sebagai obat sakit perut, masuk angin, beri-beri, rematik, tekanan darah rendah, kolera, influenza, sakit kepala, lemah syahwat, bronkitis, dan sesak nafas. Karena itu, cabe jamu banyak dibutuhkan sebagai bahan pembuatan jamu tradisional dan obat pil/kapsul modern serta bahan campuran minuman. Rasa pedas itu berasal dari senyawa piperin, dengan kandungan sekitar 4,6 persen.


Pranala luar

Referensi

  1. ^ Syukur, C. dan Hernani: "Budi Daya Tanaman Obat Komersial", halaman 33. PT Penebar Swadaya, 2002