Sikap: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
Bp2010 Exga (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 3: | Baris 3: | ||
'''Sikap''' adalah pernyataan evaluatif terhadap objek, orang atau peristiwa<ref name=sikap>Robbins, Stephen P. Perilaku Organisasi Buku 1, 2007, Jakarta: Salemba Empat, hal. 92-102.</ref>. Hal ini mencerminkan perasaan seseorang terhadap sesuatu<ref name=sikap/>. |
'''Sikap''' adalah pernyataan evaluatif terhadap objek, orang atau peristiwa<ref name=sikap>Robbins, Stephen P. Perilaku Organisasi Buku 1, 2007, Jakarta: Salemba Empat, hal. 92-102.</ref>. Hal ini mencerminkan perasaan seseorang terhadap sesuatu<ref name=sikap/>. |
||
Sikap muncul dari berbagai bentuk penilaian. Sikap dikembangkan dalam tiga model, yaitu [[afeksi]], kecenderungan perilaku, dan [[kognisi]]. Respon afektif adalah respon fisiologis yang mengekspresikan kesukaan individu pada sesuatu. Kecenderungan perilaku adalah indikasi verbal dari maksud seorang individu. Respon kognitif adalah pengevaluasian secara kognitif terhadap suatu objek sikap. Kebanyakan sikap individu adalah hasil [[belajar sosial]] dari lingkungannya.<ref>Myers, I. B. & McCaulley, M. H. (1985), ''Manual: a guide to the development and use of the Myers-Briggs type indicator'', Palo Alto, CA: Consulting Psychologists Press. ISBN 0-89106-027-8</ref> |
Sikap muncul dari berbagai bentuk penilaian.{{fact}} Sikap dikembangkan dalam tiga model, yaitu [[afeksi]], kecenderungan perilaku, dan [[kognisi]].{{fact}} Respon afektif adalah respon fisiologis yang mengekspresikan kesukaan individu pada sesuatu.{{fact}} Kecenderungan perilaku adalah indikasi verbal dari maksud seorang individu.{{fact}} Respon kognitif adalah pengevaluasian secara kognitif terhadap suatu objek sikap.{{fact}} Kebanyakan sikap individu adalah hasil [[belajar sosial]] dari lingkungannya.<ref>Myers, I. B. & McCaulley, M. H. (1985), ''Manual: a guide to the development and use of the Myers-Briggs type indicator'', Palo Alto, CA: Consulting Psychologists Press. ISBN 0-89106-027-8</ref> |
||
Bisa terdapat kaitan antara sikap dan perilaku seseorang walaupun tergantung pada faktor lain, yang kadang bersifat irasional. Sebagai contoh, seseorang yang menganggap penting transfusi darah belum tentu mendonorkan darahnya. Hal ini masuk akal bila orang tersebut takut melihat darah, yang akan menjelaskan irasionalitas tadi.<ref>Jung, C.G. [1921] (1971). ''Psychological Types'', Collected Works, Volume 6, Princeton, NJ: Princeton University Press. ISBN 0-691-01813-8.</ref> |
Bisa terdapat kaitan antara sikap dan perilaku seseorang walaupun tergantung pada faktor lain, yang kadang bersifat irasional. {{fact}}Sebagai contoh, seseorang yang menganggap penting transfusi darah belum tentu mendonorkan darahnya.{{fact}} Hal ini masuk akal bila orang tersebut takut melihat darah, yang akan menjelaskan irasionalitas tadi.<ref>Jung, C.G. [1921] (1971). ''Psychological Types'', Collected Works, Volume 6, Princeton, NJ: Princeton University Press. ISBN 0-691-01813-8.</ref> |
||
Sikap dapat mengalami perubahan sebagai akibat dari pengalaman. Tesser (1993) berargumen bahwa faktor bawaan dapat mempengaruhi sikap tapi secara tidak langsung. Sebagai contoh, bila seseorang terlahir dengan kecenderungan menjadi ekstrovert, maka sikapnya terhadap suatu jenis musik akan terpengaruhi. Sikap seseorang juga dapat berubah akibat bujukan. Hal ini bisa terlihat saat iklan atau kampanye mempengaruhi seseorang. <ref>Myers, I. B. & Myers, P. B. (1980), ''Gifts Differing'', Palo Alto, CA: Consulting Psychologists Press. ISBN 0-89106-011-1</ref> |
Sikap dapat mengalami perubahan sebagai akibat dari pengalaman.{{fact}} Tesser (1993) berargumen bahwa faktor bawaan dapat mempengaruhi sikap tapi secara tidak langsung.{{fact}} Sebagai contoh, bila seseorang terlahir dengan kecenderungan menjadi ekstrovert, maka sikapnya terhadap suatu jenis musik akan terpengaruhi.{{fact}} Sikap seseorang juga dapat berubah akibat bujukan.{{fact}} Hal ini bisa terlihat saat iklan atau kampanye mempengaruhi seseorang. <ref>Myers, I. B. & Myers, P. B. (1980), ''Gifts Differing'', Palo Alto, CA: Consulting Psychologists Press. ISBN 0-89106-011-1</ref> |
||
Salah seorang ahli yang membahas tentang sikap adalah [[Carl Jung]]. Ia mendefinisikan tentang sikap sebagai "kesiapan dari psike untuk bertindak atau bereaksi dengan cara tertentu". Sikap sering muncul dalam bentuk pasangan, satu disadari sedang yang lainnya tidak disadari. <ref>Jung, C.G. (1966). ''Two Essays on Analytical Psychology'', Collected Works, Volume 7, Princeton, NJ: Princeton University Press. ISBN 0-691-01782-4.</ref> |
Salah seorang ahli yang membahas tentang sikap adalah [[Carl Jung]]. Ia mendefinisikan tentang sikap sebagai "kesiapan dari psike untuk bertindak atau bereaksi dengan cara tertentu".{{fact}} Sikap sering muncul dalam bentuk pasangan, satu disadari sedang yang lainnya tidak disadari. <ref>Jung, C.G. (1966). ''Two Essays on Analytical Psychology'', Collected Works, Volume 7, Princeton, NJ: Princeton University Press. ISBN 0-691-01782-4.</ref> |
||
==Komponen utama sikap== |
==Komponen utama sikap== |
Revisi per 10 Mei 2010 13.17
Sikap adalah pernyataan evaluatif terhadap objek, orang atau peristiwa[1]. Hal ini mencerminkan perasaan seseorang terhadap sesuatu[1].
Sikap muncul dari berbagai bentuk penilaian.[butuh rujukan] Sikap dikembangkan dalam tiga model, yaitu afeksi, kecenderungan perilaku, dan kognisi.[butuh rujukan] Respon afektif adalah respon fisiologis yang mengekspresikan kesukaan individu pada sesuatu.[butuh rujukan] Kecenderungan perilaku adalah indikasi verbal dari maksud seorang individu.[butuh rujukan] Respon kognitif adalah pengevaluasian secara kognitif terhadap suatu objek sikap.[butuh rujukan] Kebanyakan sikap individu adalah hasil belajar sosial dari lingkungannya.[2]
Bisa terdapat kaitan antara sikap dan perilaku seseorang walaupun tergantung pada faktor lain, yang kadang bersifat irasional. [butuh rujukan]Sebagai contoh, seseorang yang menganggap penting transfusi darah belum tentu mendonorkan darahnya.[butuh rujukan] Hal ini masuk akal bila orang tersebut takut melihat darah, yang akan menjelaskan irasionalitas tadi.[3]
Sikap dapat mengalami perubahan sebagai akibat dari pengalaman.[butuh rujukan] Tesser (1993) berargumen bahwa faktor bawaan dapat mempengaruhi sikap tapi secara tidak langsung.[butuh rujukan] Sebagai contoh, bila seseorang terlahir dengan kecenderungan menjadi ekstrovert, maka sikapnya terhadap suatu jenis musik akan terpengaruhi.[butuh rujukan] Sikap seseorang juga dapat berubah akibat bujukan.[butuh rujukan] Hal ini bisa terlihat saat iklan atau kampanye mempengaruhi seseorang. [4]
Salah seorang ahli yang membahas tentang sikap adalah Carl Jung. Ia mendefinisikan tentang sikap sebagai "kesiapan dari psike untuk bertindak atau bereaksi dengan cara tertentu".[butuh rujukan] Sikap sering muncul dalam bentuk pasangan, satu disadari sedang yang lainnya tidak disadari. [5]
Komponen utama sikap
Sikap mempunyai tiga komponen utama: kesadaran, perasaan, dan perilaku[6].
Keyakinan bahwa "Diskriminasi itu salah" merupakan sebuah pernyataan evaluatif[6]. Opini semacam ini adalah komponen kognitif dari sikap yang menentukan tingkatan untuk bagian yang lebih penting dari sebuah sikap -komponen afektifnya[6]. Perasaan adalah segmen emosional atau perasaan dari sebuah sikap dan tercermin dalam pernyataan seperti "Saya tidak menyukai John karena ia mendiskriminasi orang-orang minoritas."[6] Akhirnya, perasaan bisa menimbulkan hasil akhir dari perilaku[6]. Komponen perilaku dari sebuah sikap merujuk pada suatu maksud untuk berperilaku dalam cara tertentu terhadap seseorang atau sesuatu[6].
Perilaku mengikuti sikap
Pada akhir tahun 1960-an, hubungan yang diterima tentang sikap dan perilaku ditentang oleh sebuah tinjauan dari penelitian[7]. Berdasarkan evaluasi sejumlah penelitian yang menyelidiki hubungan sikap-perilaku, peninjau menyimpulkan bahwa sikap tidak berhubungan dengan perilaku atau, paling banyak, hanya berhubungan sedikit[7]. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa sikap memprediksi perilaku masa depan secara signifikan dan memperkuat keyakinan semula dari Festinger bahwa hubungan tersebut bisa ditingkatkan dengan memperhitungkan variabel-variabel pengit[8].\
Sikap kerja utama
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja adalah perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari evaluasi karakteristik-karakteristiknya[1].
Keterlibatan pekerjaan
Keterlibatan pekerjaan adalah tingkat di mana seseorang memihak sebuah pekerjaan, berpartisipasi secara aktif di dalamnya, dan menganggap kinerja penting sebagai bentuk penghargaan diri[1].
Komitmen organisasional
Komitmen organisasional adalah tingkat di mana seseorang memihak sebuah organisasi serta tujuan-tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi itu[1]. Tiga dimensi terpisah komitmen organisasional adalah:[9] *Komitmen Afektif *Komitemn Berkelanjutan *Komitmen Normatif
Referensi
- ^ a b c d e Robbins, Stephen P. Perilaku Organisasi Buku 1, 2007, Jakarta: Salemba Empat, hal. 92-102.
- ^ Myers, I. B. & McCaulley, M. H. (1985), Manual: a guide to the development and use of the Myers-Briggs type indicator, Palo Alto, CA: Consulting Psychologists Press. ISBN 0-89106-027-8
- ^ Jung, C.G. [1921] (1971). Psychological Types, Collected Works, Volume 6, Princeton, NJ: Princeton University Press. ISBN 0-691-01813-8.
- ^ Myers, I. B. & Myers, P. B. (1980), Gifts Differing, Palo Alto, CA: Consulting Psychologists Press. ISBN 0-89106-011-1
- ^ Jung, C.G. (1966). Two Essays on Analytical Psychology, Collected Works, Volume 7, Princeton, NJ: Princeton University Press. ISBN 0-691-01782-4.
- ^ a b c d e f Breckler, S. J. (Inggris)"Empirical Validation of Affect, Behavior, and Cognition as Distinct Component of Attitude," Journal of Personality and Social Psychology, Mei 1984, hal. 1191-1205.
- ^ a b Wicker, A. W. (Inggris)A Theory of Cognitive Dissonance, Stanford: Stanford University Press, 1957.
- ^ Kras, S. J. "Attitudes and Prediction of Behavior," Personality and Social Psychology Bulletin, Januari 1995, hal. 58-75.
- ^ Meyer, J. P. "Commitment to Organizations and Occupations," Journal of Applied Psychology, 1993, hal. 538-551.