Lompat ke isi

Limpa: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
TjBot (bicara | kontrib)
k bot kosmetik perubahan
31Dordia (bicara | kontrib)
referensi
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Gray1217.png|thumb|Tampak samping manusia, bagian berwarna hijau adalah lokasi limpa]]
[[Berkas:Gray1217.png|thumb|Tampak samping manusia, bagian berwarna hijau adalah lokasi limpa]]
'''Limpa''' adalah [[kelenjar]] tanpa saluran (''ductless'') yang berhubungan erat dengan [[sistem sirkulasi]] dan berfungsi menghancurkan sel [[darah merah]] tua. Limpa termasuk salah satu organ sistem limfoid, selain [[timus]], [[tonsil]], dan kelenjar limfe. <ref name=Aughey> Aughey E, Frye FL. 2001. Comparative Veterinary Histology with Clinical Correlates. London: Iowa State University Press. Hlm 215-226, 250-251 </ref> Sistem limfoid berfungsi untuk melindungi [[tubuh]] dari kerusakan akibat zat asing. Sel-sel pada sistem ini dikenal dengan sel imunokompeten yaitu sel yang mampu membedakan sel [[tubuh]] dengan zat asing dan menyelenggarakan inaktivasi atau perusakan benda-benda asing <ref name= Junquereira/>. Sel imunokompeten terdiri atas
'''Limpa''' adalah [[kelenjar]] tanpa saluran (''ductless'') yang berhubungan erat dengan [[sistem sirkulasi]] dan berfungsi menghancurkan sel [[darah merah]] tua. Limpa termasuk salah satu organ sistem limfoid, selain [[timus]], [[tonsil]], dan kelenjar limfe. <ref name=Aughey> {{en}} Aughey E, Frye FL. 2001. Comparative Veterinary Histology with Clinical Correlates. London: Iowa State University Press. Hlm 215-226, 250-251 </ref> Sistem limfoid berfungsi untuk melindungi [[tubuh]] dari kerusakan akibat zat asing. Sel-sel pada sistem ini dikenal dengan sel imunokompeten yaitu sel yang mampu membedakan sel [[tubuh]] dengan zat asing dan menyelenggarakan inaktivasi atau perusakan benda-benda asing <ref name= Junquereira/>. Sel imunokompeten terdiri atas
* [[sel]] utama bergerak, yakni sel [[limfosit]] dan [[makrofag]], dan
* [[sel]] utama bergerak, yakni sel [[limfosit]] dan [[makrofag]], dan
* sel utama menetap, yakni retikuloendotel dan sel [[plasma]] <ref name= Junquereira> Junquereira LC, Carneiro J. 1982. Histologi Dasar. Ed ke-3. Dharma A, penerjemah. Jakarta: EGC. Terjemahan dari: Basic Histology. Hlm 287-308, 323-335. </ref>.
* sel utama menetap, yakni retikuloendotel dan sel [[plasma]] <ref name= Junquereira> {{id}} Junquereira LC, Carneiro J. 1982. Histologi Dasar. Ed ke-3. Dharma A, penerjemah. Jakarta: EGC. Terjemahan dari: Basic Histology. Hlm 287-308, 323-335. </ref>.


== Anatomi dan Fungsi ==
== Anatomi dan Fungsi ==


Limpa merupakan [[organ]] limfoid terbesar dan terletak di bagian depan dan dekat [[punggung]] rongga [[perut]] di antara [[diafragm]]a dan [[lambung]] <ref name=Geneser> Geneser F. 1994. Buku Teks Histologi Jilid 2. Gunawijaya AF, penerjemah. Jakarta: Binarupa Aksara. Terjemahan dari: Textbook of Histology. </ref>. Secara anatomis, tepi limpa yang normal berbentuk pipih. Fungsi limpa yaitu mengakumulasi [[limfosit]] dan makrofag, degradasi [[eritrosit]], tempat cadangan [[darah]], dan sebagai organ pertahanan terhadap infeksi partikel [[asing]] yang masuk ke dalam darah <ref name= Junquereira/>.
Limpa merupakan [[organ]] limfoid terbesar dan terletak di bagian depan dan dekat [[punggung]] rongga [[perut]] di antara [[diafragm]]a dan [[lambung]] <ref name=Geneser> {{id}} Geneser F. 1994. Buku Teks Histologi Jilid 2. Gunawijaya AF, penerjemah. Jakarta: Binarupa Aksara. Terjemahan dari: Textbook of Histology. </ref>. Secara anatomis, tepi limpa yang normal berbentuk pipih. Fungsi limpa yaitu mengakumulasi [[limfosit]] dan makrofag, degradasi [[eritrosit]], tempat cadangan [[darah]], dan sebagai organ pertahanan terhadap infeksi partikel [[asing]] yang masuk ke dalam darah <ref name= Junquereira/>.


Limpa dibungkus oleh kapsula, yang terdiri atas dua [[lapisan]], yaitu satu lapisan [[jaringan]] penyokong yang tebal dan satu lapisan [[otot]] halus. Perpanjangan kapsula ke dalam parenkim limpa disebut trabekula. Trabekula mengandung [[arteri]], [[vena]], [[saraf]], dan pembuluh limfe <ref name=Aughey/>. Parenkim limpa disebut pulpa yang terdiri atas pulpa merah dan pulpa putih <ref name=Geneser/>. Pulpa merah berwarna merah gelap pada potongan limpa segar. Pulpa merah terdiri atas sinusoid limpa <ref name=Geneser/>. Pulpa putih tersebar dalam pulpa merah, berbentuk [[oval]] dan berwarna [[putih]] kelabu. Pulpa putih terdiri atas ''pariarteriolar limphoid sheats'' (PALS), [[folikel]] limfoid, dan [[zona]] marginal. Folikel limfoid umumnya tersusun atas sel [[limfosit]] B, [[makrofag]], dan sel debri <ref name= Ward>Ward JM, Mann PC, Morishima H, Frith CH. 1999. Thymus, Spleen, and Lymph Nodes. Di dalam: Maronpot RR, GA Boorman, BW Gaul, Editor. Pathology of the Mouse Reference and Atlas. Vienna: Cache River Press. Hlm 333-357 </ref>
Limpa dibungkus oleh kapsula, yang terdiri atas dua [[lapisan]], yaitu satu lapisan [[jaringan]] penyokong yang tebal dan satu lapisan [[otot]] halus. Perpanjangan kapsula ke dalam parenkim limpa disebut trabekula. Trabekula mengandung [[arteri]], [[vena]], [[saraf]], dan pembuluh limfe <ref name=Aughey/>. Parenkim limpa disebut pulpa yang terdiri atas pulpa merah dan pulpa putih <ref name=Geneser/>. Pulpa merah berwarna merah gelap pada potongan limpa segar. Pulpa merah terdiri atas sinusoid limpa <ref name=Geneser/>. Pulpa putih tersebar dalam pulpa merah, berbentuk [[oval]] dan berwarna [[putih]] kelabu. Pulpa putih terdiri atas ''pariarteriolar limphoid sheats'' (PALS), [[folikel]] limfoid, dan [[zona]] marginal. Folikel limfoid umumnya tersusun atas sel [[limfosit]] B, [[makrofag]], dan sel debri <ref name= Ward> {{en}} Ward JM, Mann PC, Morishima H, Frith CH. 1999. Thymus, Spleen, and Lymph Nodes. Di dalam: Maronpot RR, GA Boorman, BW Gaul, Editor. Pathology of the Mouse Reference and Atlas. Vienna: Cache River Press. Hlm 333-357 </ref>


== Peradangan pada Limpa ==
== Peradangan pada Limpa ==
Baris 14: Baris 14:
Peradangan limpa disebut [[splenitis]] <ref name= Ward/>. Patologi limpa akibat peradangan dapat bersifat [[akut]], [[kronis]], granulomatous, atau [[abses]] <ref name= Ward/>. Hal ini biasanya dapat diamati di pulpa merah. Selain itu, inflamasi limpa sekunder dapat terjadi akibat [[tumor]]. [[Hemoragi]] dapat terjadi akibat paparan bahan [[kimia]] atau [[radiasi]] <ref name= Ward/>.
Peradangan limpa disebut [[splenitis]] <ref name= Ward/>. Patologi limpa akibat peradangan dapat bersifat [[akut]], [[kronis]], granulomatous, atau [[abses]] <ref name= Ward/>. Hal ini biasanya dapat diamati di pulpa merah. Selain itu, inflamasi limpa sekunder dapat terjadi akibat [[tumor]]. [[Hemoragi]] dapat terjadi akibat paparan bahan [[kimia]] atau [[radiasi]] <ref name= Ward/>.


Secara histologis, terdapat kesulitan untuk membedakan hemoragi, kongesti, atau angiektasis dari kondisi fisiologis limpa karena organ ini memiliki banyak sel [[eritrosi]]t <ref name= Ward/>. Pada individu muda, histopatologi splenitis akibat racun yang akut yaitu adanya pusat ''germinal epiteloid''. Selain itu, infeksi [[bakteri]] gram negatif yang parah di saluran pencernaan pada [[hewan]] muda dapat menyebabkan terbentuknya fokus kolonisasi bakteri di limpa <ref name=Walli> Valli VEO, Parry BW. 1993. The Hematopietic System. Di dalam: Jubb KVF, Kennedy PC, Palmer N, Editor. Pathology of Domestic Animals Volume 3. Ed ke-4. California: Academic Press. Hlm 234-236. </ref>. Pada hewan yang lebih [[tua]], [[histopatologi]] splenitis yaitu adanya [[neutrofil]] pada zona mantel sinus dan penurunan jumlah sel pada ''sentra germinativum''.<ref name=Walli/>
Secara histologis, terdapat kesulitan untuk membedakan hemoragi, kongesti, atau angiektasis dari kondisi fisiologis limpa karena organ ini memiliki banyak sel [[eritrosi]]t <ref name= Ward/>. Pada individu muda, histopatologi splenitis akibat racun yang akut yaitu adanya pusat ''germinal epiteloid''. Selain itu, infeksi [[bakteri]] gram negatif yang parah di saluran pencernaan pada [[hewan]] muda dapat menyebabkan terbentuknya fokus kolonisasi bakteri di limpa <ref name=Walli> {{en}} Valli VEO, Parry BW. 1993. The Hematopietic System. Di dalam: Jubb KVF, Kennedy PC, Palmer N, Editor. Pathology of Domestic Animals Volume 3. Ed ke-4. California: Academic Press. Hlm 234-236. </ref>. Pada hewan yang lebih [[tua]], [[histopatologi]] splenitis yaitu adanya [[neutrofil]] pada zona mantel sinus dan penurunan jumlah sel pada ''sentra germinativum''.<ref name=Walli/>


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 11 Mei 2010 14.06

Tampak samping manusia, bagian berwarna hijau adalah lokasi limpa

Limpa adalah kelenjar tanpa saluran (ductless) yang berhubungan erat dengan sistem sirkulasi dan berfungsi menghancurkan sel darah merah tua. Limpa termasuk salah satu organ sistem limfoid, selain timus, tonsil, dan kelenjar limfe. [1] Sistem limfoid berfungsi untuk melindungi tubuh dari kerusakan akibat zat asing. Sel-sel pada sistem ini dikenal dengan sel imunokompeten yaitu sel yang mampu membedakan sel tubuh dengan zat asing dan menyelenggarakan inaktivasi atau perusakan benda-benda asing [2]. Sel imunokompeten terdiri atas

Anatomi dan Fungsi

Limpa merupakan organ limfoid terbesar dan terletak di bagian depan dan dekat punggung rongga perut di antara diafragma dan lambung [3]. Secara anatomis, tepi limpa yang normal berbentuk pipih. Fungsi limpa yaitu mengakumulasi limfosit dan makrofag, degradasi eritrosit, tempat cadangan darah, dan sebagai organ pertahanan terhadap infeksi partikel asing yang masuk ke dalam darah [2].

Limpa dibungkus oleh kapsula, yang terdiri atas dua lapisan, yaitu satu lapisan jaringan penyokong yang tebal dan satu lapisan otot halus. Perpanjangan kapsula ke dalam parenkim limpa disebut trabekula. Trabekula mengandung arteri, vena, saraf, dan pembuluh limfe [1]. Parenkim limpa disebut pulpa yang terdiri atas pulpa merah dan pulpa putih [3]. Pulpa merah berwarna merah gelap pada potongan limpa segar. Pulpa merah terdiri atas sinusoid limpa [3]. Pulpa putih tersebar dalam pulpa merah, berbentuk oval dan berwarna putih kelabu. Pulpa putih terdiri atas pariarteriolar limphoid sheats (PALS), folikel limfoid, dan zona marginal. Folikel limfoid umumnya tersusun atas sel limfosit B, makrofag, dan sel debri [4]

Peradangan pada Limpa

Peradangan limpa disebut splenitis [4]. Patologi limpa akibat peradangan dapat bersifat akut, kronis, granulomatous, atau abses [4]. Hal ini biasanya dapat diamati di pulpa merah. Selain itu, inflamasi limpa sekunder dapat terjadi akibat tumor. Hemoragi dapat terjadi akibat paparan bahan kimia atau radiasi [4].

Secara histologis, terdapat kesulitan untuk membedakan hemoragi, kongesti, atau angiektasis dari kondisi fisiologis limpa karena organ ini memiliki banyak sel eritrosit [4]. Pada individu muda, histopatologi splenitis akibat racun yang akut yaitu adanya pusat germinal epiteloid. Selain itu, infeksi bakteri gram negatif yang parah di saluran pencernaan pada hewan muda dapat menyebabkan terbentuknya fokus kolonisasi bakteri di limpa [5]. Pada hewan yang lebih tua, histopatologi splenitis yaitu adanya neutrofil pada zona mantel sinus dan penurunan jumlah sel pada sentra germinativum.[5]

Referensi

  1. ^ a b (Inggris) Aughey E, Frye FL. 2001. Comparative Veterinary Histology with Clinical Correlates. London: Iowa State University Press. Hlm 215-226, 250-251
  2. ^ a b c (Indonesia) Junquereira LC, Carneiro J. 1982. Histologi Dasar. Ed ke-3. Dharma A, penerjemah. Jakarta: EGC. Terjemahan dari: Basic Histology. Hlm 287-308, 323-335.
  3. ^ a b c (Indonesia) Geneser F. 1994. Buku Teks Histologi Jilid 2. Gunawijaya AF, penerjemah. Jakarta: Binarupa Aksara. Terjemahan dari: Textbook of Histology.
  4. ^ a b c d e (Inggris) Ward JM, Mann PC, Morishima H, Frith CH. 1999. Thymus, Spleen, and Lymph Nodes. Di dalam: Maronpot RR, GA Boorman, BW Gaul, Editor. Pathology of the Mouse Reference and Atlas. Vienna: Cache River Press. Hlm 333-357
  5. ^ a b (Inggris) Valli VEO, Parry BW. 1993. The Hematopietic System. Di dalam: Jubb KVF, Kennedy PC, Palmer N, Editor. Pathology of Domestic Animals Volume 3. Ed ke-4. California: Academic Press. Hlm 234-236.