Tritium: Perbedaan antara revisi
Tampilan
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k ←Suntingan 125.161.148.18 (bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh Xqbot |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
[[Berkas:Hydrogen-3.png|thumb|Tritium]] |
[[Berkas:Hydrogen-3.png|thumb|Tritium]] |
||
'''Tritium''' (disebut juga '''''Hidrogen-3''''' , simbol ditulis '''T''' atau '''<sup>3</sup>H''') adalah salah satu [[isotop]] [[radioaktif]] dari [[hidrogen]] dan merupakan salah satu daripada tiga bentuk [[isotop]] [[hidrogen]] yang terdiri daripada [[protium]], [[deuterium]], dan tritium. Tritium mengandungi 2 [[neutron]]. |
|||
Tritium (diucapkan / trɪtiəm / atau / trɪʃiəm / T simbol, atau 3 H, juga dikenal sebagai Hidrogen-3) adalah radioaktif isotop hidrogen . The nucleus of tritium (sometimes called a triton ) contains one proton and two neutrons , whereas the nucleus of protium (the most abundant hydrogen isotope) contains one proton and no neutrons. The inti tritium (kadang-kadang disebut triton a) berisi satu proton dan dua neutron , sedangkan inti protium (isotop hidrogen yang paling melimpah) berisi satu proton dan tidak ada neutron. Naturally occurring tritium is extremely rare on Earth. Tritium alami sangat jarang terjadi di Bumi. The isotope name is formed from the Greek meaning "third". Nama isotop terbentuk dari bahasa Yunani yang berarti "ketiga". |
|||
{{nuklir-stub}} |
|||
Peluruhan |
|||
[[Kategori:Isotop]] |
|||
While tritium has several different experimentally-determined values of its half-life , NIST recommends 4,500±8 days (approximately 12.33 years). [ 1 ] It decays into helium-3 by the beta decay : Sementara tritium memiliki nilai-nilai yang berbeda-eksperimen yang ditentukan beberapa setengah hidup , NIST merekomendasikan 4.500 ± 8 hari (sekitar 12,33 tahun). [1] Ini meluruh ke dalam helium-3 oleh peluruhan beta : |
|||
[[ar:تريتيوم]] |
|||
3 1 T 3 1 T → → 3 2 He 1+ 3 2 1 + la + + e ⁻ e ⁻ + + ν e ν e |
|||
[[ast:Tritiu]] |
|||
[[be-x-old:Трыт]] |
|||
and releases 18.6 keV of energy in the process. dan rilis 18,6 keV energi dalam proses. The electron 's kinetic energy varies, with an average of 5.7 keV, while the remaining energy is carried off by the almost-undetectable electron antineutrino . Para elektron 's energi kinetik bervariasi, dengan rata-rata 5,7 keV, sedangkan sisanya energi dibawa oleh hampir-tidak terdeteksi antineutrino elektron . Beta particles from tritium can penetrate only 6 mm of air and are incapable of passing through the dead layer of human skin. [ 2 ] Partikel beta dari tritium dapat menembus hanya 6 mm dari udara dan tidak mampu melewati lapisan kulit mati manusia. [2] |
|||
[[bg:Тритий]] |
|||
[[br:Tritiom]] |
|||
Tritium is potentially dangerous if inhaled or ingested. Tritium berpotensi berbahaya jika dihirup atau ditelan. It can combine with oxygen to form tritiated water molecules that can be absorbed through pores in the skin, leading to cell damage and possibly to an increased chance of cancer. Hal ini dapat dikombinasikan dengan oksigen untuk membentuk air bertanda tritium molekul yang dapat diserap melalui pori-pori di kulit, menyebabkan kerusakan sel dan mungkin untuk peningkatan peluang kanker. |
|||
[[bs:Tricijum]] |
|||
[[ca:Triti]] |
|||
The low energy of tritium's radiation makes it difficult to detect tritium-labelled compounds except by using liquid scintillation counting . Energi radiasi rendah's tritium membuat sulit untuk mendeteksi senyawa-label tritium kecuali dengan menggunakan menghitung sintilasi cair . |
|||
[[cs:Tritium]] |
|||
[ edit ] Production [ sunting ] Produksi |
|||
[[cy:Tritiwm]] |
|||
[ edit ] Lithium [ sunting ] Lithium |
|||
[[da:Tritium]] |
|||
[[de:Tritium]] |
|||
Tritium is produced in nuclear reactors by neutron activation of lithium-6 . Tritium dihasilkan dalam reaktor nuklir dengan aktivasi neutron dari lithium-6 . This is possible with neutrons of any energy, and is an exothermic reaction yielding 4.8 MeV. Hal ini dimungkinkan dengan neutron energi apapun, dan merupakan eksotermik reaksi menghasilkan 4,8 MeV. In comparison, the fusion of deuterium with tritium releases about 17.6 MeV of energy. Sebagai perbandingan, fusi deuterium dengan tritium rilis sekitar 17,6 MeV energi. |
|||
[[en:Tritium]] |
|||
[[eo:Tricio]] |
|||
6 3 Li 6 3 Li + + n n → → 4 2 He 4 2 Dia ( ( 2.05 MeV 2,05 MeV ) ) + + 3 1 T 3 1 T ( ( 2.75 MeV 2,75 MeV ) ) |
|||
[[es:Tritio]] |
|||
[[et:Triitium]] |
|||
High-energy neutrons can also produce tritium from lithium-7 in an endothermic reaction, consuming 2.466 MeV. Neutron berenergi tinggi juga dapat menghasilkan tritium dari litium-7 dalam endotermik reaksi, mengkonsumsi 2,466 MeV. This was discovered when the 1954 Castle Bravo nuclear test produced an unexpectedly high yield. [ 3 ] Ini ditemukan ketika 1954 Castle Bravo uji coba nuklir menghasilkan hasil tinggi tak terduga. [3] |
|||
[[eu:Tritio]] |
|||
[[fa:تریتیوم]] |
|||
7 3 Li 7 3 Li + + n n → → 4 2 He 4 2 Dia + + 3 1 T 3 1 T + + n n |
|||
[[fi:Tritium]] |
|||
[[fr:Tritium]] |
|||
High-energy neutrons irradiating boron -10 will also occasionally produce tritium. [ 4 ] The more common result of boron-10 neutron capture is 7 Li and a single alpha particle. [ 5 ] Neutron berenergi tinggi penyinaran boron -10 juga akan sesekali menghasilkan tritium. [4] yang umum hasil yang lebih dari-10 neutron capture boron adalah 7 Li dan partikel alfa tunggal. [5] |
|||
[[gl:Tritio]] |
|||
[[he:טריטיום]] |
|||
10 5 B 10 5 B + + n n → → 2 4 2 He 2 4 2 Dia + + 3 1 T 3 1 T |
|||
[[hi:ट्राइटियम]] |
|||
[[hr:Tricij]] |
|||
The reactions requiring high neutron energies are not attractive production methods. Reaksi yang membutuhkan energi neutron yang tinggi tidak metode produksi yang menarik. |
|||
[[hu:Trícium]] |
|||
[ edit ] Deuterium [ sunting ] Deuterium |
|||
[[it:Trizio]] |
|||
See also: Heavy water#Tritium production Lihat juga: air berat # Tritium produksi |
|||
[[ja:三重水素]] |
|||
[[ko:삼중수소]] |
|||
Tritium is also produced in heavy water-moderated reactors when deuterium captures a neutron. Tritium juga diproduksi di reaktor air-dikelola berat ketika deuterium menangkap neutron. This reaction has a very small cross section (making heavy water a good neutron moderator ) and relatively little tritium is produced; nevertheless, cleaning tritium from the moderator may be desirable after several years to reduce the risk of escape to the environment. Ontario Power Generation 's Tritium Removal Facility can process up to 2.5 thousand tonnes (2,500 Mg) of heavy water a year, producing about 2.5 kg of tritium. [ 6 ] Reaksi ini sangat kecil penampang (membuat air berat baik moderator neutron ) dan tritium relatif sedikit diproduksi; bagaimanapun, tritium membersihkan dari moderator mungkin diinginkan setelah beberapa tahun untuk mengurangi resiko melarikan diri terhadap lingkungan. Ontario Power Generation 's Tritium Fasilitas Penghapusan dapat memproses sampai dengan 2.500 ton (2.500 Mg) air berat setahun, menghasilkan sekitar 2,5 kg tritium. [6] |
|||
[[lv:Tritijs]] |
|||
[[mg:Tritium]] |
|||
Deuterium's absorption cross section for thermal neutrons is .52 milli barns , while oxygen-16 's is .19 millibarns and oxygen-17 's is .24 barn. 17 O makes up .038% of natural oxygen , which has an overall absorption cross section of .28 millibarns. Deuterium's penyerapan penampang neutron termal adalah 0,52 mili lumbung , sedangkan oksigen-16 s 'adalah 0,19 millibarns dan oksigen-17 s 'adalah 0,24 gudang alam. 17 O membentuk 0,038% dari oksigen , yang memiliki penyerapan keseluruhan penampang dari 0,28 millibarns. Therefore in D 2 O with natural oxygen, 21% of neutron captures are on oxygen, a proportion that may rise further as 17 O accumulates from neutron capture on 16 O. Oleh karena itu dalam D 2 O dengan oksigen alami, 21% dari menangkap neutron berada di oksigen, suatu proporsi yang mungkin meningkat lebih lanjut sebagai 17 O terakumulasi dari penangkapan neutron pada 16 O. Also, 17 O emits an alpha particle on capture, producing radioactive carbon-14 . Juga, 17 O memancarkan sebuah partikel alfa di ambil, menghasilkan radioaktif karbon-14 . |
|||
[[ml:ട്രീറ്റിയം]] |
|||
[ edit ] Fission [ sunting ] Belah |
|||
[[mr:ट्रिटियम]] |
|||
[[ms:Tritium]] |
|||
Tritium is occasionally a direct product of nuclear fission , with a yield of about 0.01% (ie one per 10,000 fissions). [ 7 ] [ 8 ] This means that tritium release or recovery needs to be considered in nuclear reprocessing even in ordinary spent nuclear fuel where tritium production was not a goal. Tritium kadang-kadang produk langsung dari fisi nuklir , dengan hasil sekitar 0,01% (yaitu satu per 10.000 fisi). [7] [8] Ini berarti bahwa tritium pelepasan atau pemulihan perlu dipertimbangkan dalam pengolahan nuklir bahkan di biasa menghabiskan nuklir bahan bakar dimana produksi tritium bukan tujuan. |
|||
[[nds:Tritium]] |
|||
[ edit ] Helium-3 [ sunting ] Helium-3 |
|||
[[nl:Tritium]] |
|||
[[no:Tritium]] |
|||
Tritium's decay product , helium-3 , has a very large cross section for the (n,p) reaction with thermal neutrons and is rapidly converted back to tritium in a nuclear reactor . [ 9 ] Tritium's pembusukan produk , helium-3 , memiliki salib besar dengan sangat seksi (n, p) reaksi neutron termal dan cepat diubah kembali menjadi tritium dalam reaktor nuklir . [9] |
|||
[[pl:Tryt]] |
|||
[[pt:Trítio]] |
|||
3 2 He 3 2 Dia + + n n → → 1 1 H 1 1 H + + 3 1 T 3 1 T |
|||
[[ro:Tritiu]] |
|||
[[ru:Тритий]] |
|||
[ edit ] Cosmic rays [ sunting ] sinar kosmik |
|||
[[simple:Tritium]] |
|||
[[sk:Trícium]] |
|||
Tritium occurs naturally due to cosmic rays interacting with atmospheric gases. Tritium terjadi secara alami karena sinar kosmik berinteraksi dengan gas di atmosfir. In the most important reaction for natural production, a fast neutron (which must have energy greater than 4 MeV [ 10 ] ) interacts with atmospheric nitrogen : Dalam reaksi paling penting untuk produksi alam, sebuah neutron cepat (yang harus memiliki energi yang lebih besar dari 4 MeV [10] ) berinteraksi dengan atmosfer nitrogen : |
|||
[[sl:Tritij]] |
|||
[[sr:Трицијум]] |
|||
14 7 N 14 7 N + + n n → → 12 6 C 12 6 C + + 3 1 T 3 1 T |
|||
[[sv:Tritium]] |
|||
[[th:ทริเทียม]] |
|||
Because of tritium's relatively short half-life, tritium produced in this manner does not accumulate over geological timescales, and thus it occurs only in negligible quantities in nature. Karena setengah hidup yang relatif pendek-tritium's, tritium diproduksi dengan cara ini tidak terakumulasi selama rentang waktu geologi, dan karena itu terjadi hanya dalam jumlah yang diabaikan di alam. |
|||
[[tr:Trityum]] |
|||
[ edit ] Production history [ sunting Sejarah produksi] |
|||
[[uk:Тритій]] |
|||
[[zh:氚]] |
|||
According to IEER's 1996 report about the United States Department of Energy , only 225 kg of tritium has been produced in the US since 1955. Menurut IEER's 1996 laporan tentang Amerika Serikat Departemen Energi , hanya 225 kg tritium telah diproduksi di Amerika Serikat sejak 1955. Since it is continuously decaying into helium-3, the stockpile was approximately 75 kg at the time of the report. [ 3 ] Karena terus membusuk menjadi helium-3, stockpile itu sekitar 75 kg pada saat laporan itu. [3] |
|||
[[zh-yue:氚]] |
|||
Tritium for American nuclear weapons was produced in special heavy water reactors at the Savannah River Site until their shutdown in 1988; with the Strategic Arms Reduction Treaty after the end of the Cold War , existing supplies were sufficient for the new, smaller number of nuclear weapons for some time. Tritium untuk Amerika senjata nuklir diproduksi di khusus reaktor air berat di Sungai Savannah Situs sampai shutdown mereka pada tahun 1988, dengan Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis setelah akhir Perang Dingin , pasokan yang ada cukup untuk yang lebih kecil, jumlah senjata nuklir baru untuk beberapa waktu. Production was resumed with irradiation of lithium -containing rods (replacing the usual boron -containing control rods ) at the commercial Watts Bar Nuclear Generating Station in 2003-2005 followed by extraction of tritium from the rods at the new Tritium Extraction Facility [ 11 ] at SRS starting in November 2006. [ 12 ] Produksi dilanjutkan dengan radiasi dari lithium -mengandung batang (menggantikan biasa boron yang mengandung batang kendali ) di komersial Watts Bar Stasiun Pembangkit Nuklir pada 2003-2005 diikuti oleh ekstraksi tritium dari batang di Ekstraksi Tritium baru Fasilitas [11] pada SRS mulai November 2006. [12] |
|||
[ edit ] Properties [ sunting ] Properties |
|||
Tritium has an atomic mass of 3.0160492. Tritium memiliki massa atom dari 3,0160492. It is a gas ( T 2 or 3 H 2 ) at standard temperature and pressure . Ini adalah gas (T 2 atau 3 H 2) pada suhu dan tekanan standar . It combines with oxygen to form a liquid called tritiated water , T 2 O , or partially tritiated water, T H O . Ini menggabungkan dengan oksigen untuk membentuk suatu cairan yang disebut air bertanda tritium , T 2 O , atau sebagian sudah rusak air, T H O . |
|||
Tritium figures prominently in studies of nuclear fusion because of its favorable reaction cross section and the large amount of energy (17.6 MeV) produced through its reaction with deuterium: Tritium tokoh menonjol dalam penelitian fusi nuklir karena reaksi yang menguntungkan penampang dan jumlah besar energi (17.6 MeV) diproduksi melalui reaksi dengan deuterium: |
|||
3 1 T 3 1 T + + 2 1 D 2 1 D → → 4 2 He 4 2 Dia + + n n |
|||
All atomic nuclei, being composed of protons and neutrons, repel one another because of their positive charge. Semua inti atom, yang terdiri dari proton dan neutron, menolak satu sama lain karena muatan positif mereka. However, if the atoms have a high enough temperature and pressure (for example, in the core of the Sun), then their random motions can overcome such electrical repulsion (called the Coulomb force ), and they can come close enough for the strong nuclear force to take effect, fusing them into heavier atoms. Namun, jika atom memiliki suhu yang cukup tinggi dan tekanan (misalnya, dalam inti Matahari), maka gerakan acak mereka dapat mengatasi tolakan listrik tersebut (yang disebut gaya Coulomb ), dan mereka bisa datang cukup dekat untuk nuklir kuat kekuatan untuk mengambil efek, menggabungkan mereka ke dalam atom yang lebih berat. |
|||
The tritium nucleus, containing one proton and two neutrons, has the same charge as the nucleus of ordinary hydrogen, and it experiences the same electrostatic repulsive force when brought close to another atomic nucleus. Inti tritium, mengandung satu proton dan dua neutron, memiliki muatan sama dengan inti hidrogen biasa, dan mengalami gaya tolak elektrostatik yang sama ketika dibawa dekat dengan inti atom lain. However, the neutrons in the tritium nucleus increase the attractive strong nuclear force when brought close enough to another atomic nucleus. Namun, neutron dalam inti tritium meningkatkan gaya nuklir kuat menarik ketika dibawa cukup dekat ke inti atom. As a result, tritium can more easily fuse with other light atoms, compared with the ability of ordinary hydrogen to do so. Akibatnya, tritium dapat lebih mudah bereaksi dengan atom cahaya lain, dibandingkan dengan kemampuan hidrogen biasa untuk melakukannya. |
|||
The same is true, albeit to a lesser extent, of deuterium. Hal yang sama adalah benar, meskipun pada tingkat lebih rendah, deuterium. This is why brown dwarfs (so-called failed stars ) cannot burn hydrogen, but do burn deuterium. Inilah sebabnya mengapa coklat dwarf (yang disebut gagal jadi bintang ) tidak dapat membakar hidrogen, tetapi terbakar deuterium. |
|||
Radioluminescent 1.2 curie 4" × .2" tritium vials are simply tritium gas-filled glass vials, the inner surfaces of which are coated with a phosphor . Radioluminescent 1,2 curie 4 "× 0,2" tritium botol hanya tritium mengisi gelas botol-gas, permukaan bagian dalam yang dilapisi dengan fosfor . The "gaseous tritium light source" vial shown here is 1.5 years old. The "tritium sumber cahaya gas" botol yang ditampilkan di sini adalah 1,5 tahun. |
|||
Like hydrogen , tritium is difficult to confine. Rubber , plastic , and some kinds of steel are all somewhat permeable. Seperti hidrogen , tritium adalah sulit untuk membatasi. Karet , plastik , dan beberapa jenis baja semua agak berpori. This has raised concerns that if tritium is used in quantity, in particular for fusion reactors , it may contribute to radioactive contamination , although its short half-life should prevent significant long-term accumulation in the atmosphere. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa jika tritium digunakan dalam jumlah banyak, khususnya untuk reaktor fusi , itu mungkin akan menyebabkan kontaminasi radioaktif , meskipun setengah pendeknya hidup harus mencegah akumulasi jangka panjang yang signifikan di atmosfer. |
|||
Atmospheric nuclear testing (prior to the Partial Test Ban Treaty ) proved unexpectedly useful to oceanographers, as the sharp spike in surface tritium levels could be used over the years to measure the rate of mixing of the lower and upper ocean levels. pengujian nuklir Atmosfer (sebelum Partial Test Ban Treaty ) terbukti tak terduga berguna untuk oseanografer, sebagai spike tajam di tingkat permukaan tritium dapat digunakan selama bertahun-tahun untuk mengukur tingkat pencampuran yang lebih rendah dan tingkat atas laut. |
|||
[ edit ] Health risks [ sunting ] Kesehatan risiko |
|||
Tritium is relatively similar to hydrogen, which makes it bind to OH as tritiated water (HTO), and that it can make organic bonds (OBT) easily. Tritium adalah relatif sama dengan hidrogen, yang membuatnya mengikat OH sebagai air bertanda tritium (HTO), dan bahwa hal itu dapat membuat obligasi organik (OBT) dengan mudah. The HTO and the OBT are easily ingested by drinking, through organic or water-containing foodstuffs. The HTO dan OBT mudah dicerna oleh minum, melalui organik atau air yang mengandung bahan pangan. As tritium is not a strong beta emitter , it is not dangerous externally, but it is a radiation hazard when inhaled, ingested via food, water, or absorbed through the skin. [ 13 ] [ 14 ] [ 15 ] [ 16 ] HTO has a short biological half life in the human body of 7 to 14 days which both reduces the total effects of single-incident ingestion and precludes long-term bioaccumulation of HTO from the environment. Sebagai tritium tidak kuat emitor beta , tidak berbahaya secara eksternal, tetapi merupakan bahaya radiasi bila dihirup, ditelan melalui makanan, air, atau diserap melalui kulit. [13] [14] [15] [16] HTO memiliki pendek setengah kehidupan biologis dalam tubuh manusia dari 7 sampai 14 hari yang baik mengurangi efek total-insiden menelan tunggal dan menghalangi jangka panjang bioakumulasi dari HTO dari lingkungan. |
|||
[ edit ] Regulatory limits [ sunting ] Regulasi batas |
|||
The legal limits for tritium in drinking water can vary. Batas-batas hukum untuk tritium dalam air minum bervariasi. Some figures are given below. Beberapa tokoh yang diberikan di bawah ini. |
|||
* Canada: 7,000 Becquerel per liter (Bq/L). Kanada: 7.000 Becquerel per liter (Bq / L). |
|||
* United States: 740 Bq/L or 20,000 pico curie per liter (pCi/L) ( Safe Drinking Water Act ) Amerika Serikat: 740 Bq / L atau 20.000 pico curie per liter (PCI / L) ( Aman Minum Air Act ) |
|||
* World Health Organization: 10,000 Bq/L. Organisasi Kesehatan Dunia: 10.000 Bq / L. |
|||
* European Union: 'investigative' limit of 100 Bq/L. Uni Eropa: 'investigasi' batas sebesar 100 Bq / L. |
|||
The US limit is calculated to yield a dose of 4 mrem (or 40 micro sieverts in SI units ) per year. Batas AS dihitung untuk menghasilkan dosis 4 mrem (atau 40 mikro sieverts dalam satuan SI ) per tahun. This is about 1.3% of the natural background radiation (roughly 3000 microsieverts). Ini adalah sekitar 1,3% dari radiasi latar belakang alami (kira-kira 3.000 microsieverts). |
|||
[ edit ] Usage [ sunting ] Penggunaan |
|||
[ edit ] Self-powered lighting [ sunting ]-powered pencahayaan Self |
|||
A tritium-illuminated watch face Sebuah arloji tritium-menerangi muka |
|||
Main article: Self-powered lighting Artikel utama untuk bagian: Self-powered pencahayaan |
|||
The emitted electrons from small amounts of tritium cause phosphors to glow so as to make self-powered lighting devices called betalights, which are now used in watches (See Luminox for example), exit signs , map lights, and a variety of other devices. Elektron yang dipancarkan dari sejumlah kecil menyebabkan tritium fosfor bersinar sehingga membuat diri-powered pencahayaan perangkat disebut betalights, yang sekarang digunakan dalam jam tangan (Lihat Luminox misalnya), tanda keluar , lampu peta, dan berbagai perangkat lain. This takes the place of radium , which can cause bone cancer and has been banned in most countries for decades. Ini mengambil tempat radium , yang dapat menyebabkan kanker tulang dan telah dilarang di kebanyakan negara selama beberapa dekade. Commercial demand for tritium is 400 grams per year. [ 3 ] permintaan Umum untuk tritium adalah 400 gram per tahun. [3] |
|||
[ edit ] Firearms night sights [ sunting ] Senjata Api pemandangan malam |
|||
Tritium-illuminated handgun night sights Pistol pemandangan malam diterangi Tritium- |
|||
The radioactive decay of tritium is used in firearms night sights in much the same way as the clock hands discussed above. Peluruhan radioaktif tritium digunakan dalam senjata api malam pemandangan dengan cara yang sama dengan jam tangan yang dibahas di atas. The electrons emitted by the radioactive decay of the tritium cause phosphor to glow, thus providing a long lasting (several years) and non-battery-powered firearms sight which is visible in dim lighting conditions. Elektron dipancarkan oleh peluruhan radioaktif tritium penyebab fosfor menyala, sehingga memberikan yang berlangsung lama (beberapa tahun) dan non-battery-powered melihat senjata api yang terlihat dalam kondisi pencahayaan redup. The tritium glow is not noticeable in bright conditions such as during daylight however. Tritium Cahaya tidak terlihat dalam kondisi terang seperti siang hari namun. As a result, some manufacturers have started to integrate fiber optic sights with tritium vials to provide bright, high-contrast firearms sights in both bright and dim conditions. Akibatnya, beberapa produsen telah mulai mengintegrasikan serat optik pemandangan dengan botol tritium untuk memberikan terang, kontras tinggi senjata api wisata yang ada di kedua kondisi terang dan redup. |
|||
[ edit ] Nuclear weapons [ sunting ] Senjata nuklir |
|||
Tritium is widely used in multi-stage nuclear weapons for boosting the fission primary of a thermonuclear weapon (it can be similarly used for a standalone fission bomb) as well as in the external neutron initiator . Tritium secara luas digunakan dalam multi-tahap senjata nuklir untuk mendorong para fisi utama dari senjata termonuklir (dapat juga digunakan untuk bom fisi mandiri) maupun dalam neutron inisiator eksternal . |
|||
[ edit ] Neutron initiator [ sunting ] inisiator Neutron |
|||
Actuated by an ultrafast switch like a krytron , a small particle accelerator accelerates ions of tritium and deuterium to energies above the 15 keV or so needed for DT fusion and directs them into a metal target where more tritium and deuterium are adsorbed as hydrides . Ditekan oleh saklar ultrafast seperti krytron , kecil akselerator partikel mempercepat ion deuterium tritium dan untuk energi di atas 15 keV atau sangat dibutuhkan untuk fusi DT dan mengarahkan mereka ke target logam lebih tritium dan deuterium yang terserap sebagai hidrida . High-energy fusion neutrons from the resulting fusion radiate in all directions; some strike plutonium or uranium nuclei in the primary's pit, initiating nuclear chain reaction . Tinggi energi fusi neutron dari fusi yang dihasilkan memancarkan ke segala arah, beberapa plutonium atau uranium inti mogok di pit utama tersebut, memulai reaksi berantai nuklir . The quantity of neutrons produced is large in absolute numbers, allowing the pit to quickly achieve neutron levels that would otherwise need many more generations of chain reaction, though still small compared to the total number of nuclei in the pit. Jumlah neutron yang diproduksi dalam jumlah besar mutlak, yang memungkinkan pit ke cepat mencapai tingkat neutron yang dinyatakan akan membutuhkan lebih banyak generasi reaksi berantai, meskipun masih kecil dibandingkan dengan jumlah inti dalam lubang. |
|||
[ edit ] Boosting [ sunting ] boosting |
|||
Pertanyaan buku-new.svg |
|||
This section needs additional citations for verification . Bagian ini memerlukan tambahan citations untuk verifikasi . |
|||
Please help improve this article by adding reliable references . Silakan bantu memperbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang handal . Unsourced material may be challenged and removed . (February 2010) Bahan rujukan dapat ditantang dan dihapus . (Februari 2010) |
|||
Before detonation, a few grams of tritium-deuterium gas are injected into the hollow " pit " of fissile plutonium or uranium. Sebelum ledakan, beberapa gram deuterium tritium-gas yang disuntikkan ke dalam "lubang lubang "plutonium fisil atau uranium. The early stages of the fission chain reaction supply enough heat and compression to start DT fusion , then both fission and fusion proceed in parallel, the fission assisting the fusion by continuing heating and compression, and the fusion assisting the fission with highly energetic (14.1 MeV ) neutrons. Tahap awal reaksi fisi rantai suplai yang cukup panas dan kompresi untuk memulai fusi DT , maka kedua fisi dan fusi melanjutkan secara paralel, fisi yang membantu fusi oleh pemanasan terus dan kompresi, dan membantu fusi fisi dengan sangat energik (14,1 MeV ) neutron. As the fission fuel depletes and also explodes outward, it falls below the density needed to stay critical by itself, but the fusion neutrons make the fission process progress faster and continue longer than it would without boosting. Sebagai bahan bakar fisi menghabiskannya dan juga meledak keluar, jatuh di bawah kepadatan harus tetap kritis dengan sendirinya, tetapi neutron fusi membuat kemajuan proses fisi lebih cepat dan terus lebih dari itu akan tanpa boosting. Increased yield comes overwhelmingly from the increase in fission; the energy released by the fusion itself is much smaller because the amount of fusion fuel is much smaller. Peningkatan produksi berasal sangat dari kenaikan fisi; energi yang dilepaskan oleh fusi sendiri jauh lebih kecil karena jumlah bahan bakar fusi jauh lebih kecil. Benefits of boosting include: Manfaat mendorong meliputi: |
|||
* increased yield (for the same amount of fission fuel, compared to. without boosting) peningkatan hasil (untuk jumlah yang sama bahan bakar fisi, dibandingkan. tanpa boosting) |
|||
* the possibility of variable yield by varying the amount of fusion fuel kemungkinan hasil variabel dengan memvariasikan jumlah bahan bakar fusi |
|||
* allowing the weapon (or primary) to have a smaller amount of fissile material (eliminating the risk of predetonation by nearby nuclear explosions) memungkinkan senjata (atau utama) memiliki jumlah yang lebih kecil dari bahan fisil (menghilangkan risiko predetonation oleh ledakan nuklir terdekat) |
|||
* allowing the primary to quickly release most of its energy before it has expanded to a larger size difficult to retain within a radiation case memungkinkan utama untuk segera melepaskan sebagian besar energinya sebelum telah berkembang ke ukuran yang lebih besar sulit untuk mempertahankan dalam kasus radiasi |
|||
* more relaxed requirements for implosion allowing a smaller high-explosive implosion system lebih santai persyaratan untuk ledakan memungkinkan sistem ledakan kecil ledak tinggi |
|||
Tritium in a warhead is continuously decaying, furthermore its decay product ( helium-3 ), although normally stable, will absorb neutrons if exposed to nuclear fission, potentially off-setting or even creating the opposite intended effect of the tritium (in other words, causing the device to " fizzle ") if an aged supply of tritium were to be used. Tritium dalam hulu ledak terus membusuk, selanjutnya perusahaan produk peluruhan ( helium-3 ), meskipun biasanya stabil, akan menyerap neutron jika terkena fisi nuklir, berpotensi off-pengaturan atau bahkan menciptakan efek dimaksudkan kebalikan dari tritium (dalam kata lain, menyebabkan perangkat untuk " mendesis ") jika pasokan berumur tritium yang akan digunakan. Therefore it is necessary to replenish tritium boosters periodically. Oleh karena itu perlu untuk menambah penguat tritium periodik. The estimated quantity needed is 4 grams per warhead. [ 3 ] To maintain constant inventory, 0.22 grams per warhead per year must be produced. Estimasi jumlah yang dibutuhkan adalah 4 gram per hulu ledak. [3] Untuk mempertahankan persediaan konstan, 0,22 gram per hulu ledak per tahun harus diproduksi. |
|||
One mole of DT gas would contain 3 grams of tritium and 2 grams of deuterium. Satu mol gas DT akan berisi 3 gram tritium dan 2 gram deuterium. In comparison, the plutonium-239 of a 4.5 kg primary pit would contain roughly 20 moles of plutonium. Sebagai perbandingan, plutonium-239 dari lubang 4,5 kg utama akan berisi sekitar 20 mol plutonium. |
|||
[ edit ] Secondary [ sunting ] Menengah |
|||
As tritium quickly decays and is difficult to contain, the much larger secondary charge of a thermonuclear weapon instead uses lithium deuteride as its fusion fuel; during detonation, neutrons split lithium-6 into helium-4 and tritium; the tritium then fuses with deuterium, producing more neutrons. Sebagai tritium cepat membusuk dan sulit untuk dikendalikan, sekunder banyak biaya yang lebih besar senjata termonuklir bukan menggunakan deuterida lithium sebagai bahan bakar fusi tersebut; selama ledakan, neutron split lithium-6 menjadi helium-4 dan tritium; tritiumnya kemudian berfusi dengan deuterium, memproduksi neutron lebih. As this process requires a higher temperature for ignition, and produces fewer and less energetic neutrons (only D - D fusion and 7 Li splitting are net neutron producers), Li D is not used for boosting, only for secondaries. Karena proses ini membutuhkan suhu yang lebih tinggi untuk pengapian, dan menghasilkan kurang energik neutron dan lebih sedikit (hanya D - D fusi dan 7 Li pemisahan adalah produsen neutron bersih), Li D tidak digunakan untuk meningkatkan, hanya untuk sekunder. |
|||
For more details on this topic, see nuclear weapon design . Untuk detail lebih lanjut tentang topik ini, lihat desain senjata nuklir . |
|||
[ edit ] Controlled nuclear fusion [ sunting ] Controlled fusi nuklir |
|||
Tritium is an important fuel for controlled nuclear fusion in both magnetic confinement and inertial confinement fusion reactor designs. Tritium adalah bahan bakar penting untuk dikendalikan fusi nuklir di kedua kurungan magnetik dan fusi kekangan inersia desain reaktor. The experimental fusion reactor ITER and the National Ignition Facility (NIF) will use deuterium-tritium ( D - T ) fuel. Reaktor fusi eksperimental ITER dan Fasilitas pengapian Nasional (NIF) akan menggunakan deuterium-tritium ( D - T) bahan bakar. The D - T reaction is favored since it has the largest fusion cross-section (about 5 barns peak) and reaches this maximum cross-section at the lowest energy (about 65 keV center-of-mass) of any potential fusion fuel. The D - T reaksi lebih disukai karena memiliki fusi terbesar penampang (sekitar 5 lumbung puncak) dan mencapai ini maksimum penampang pada energi terendah (sekitar 65 keV pusat-of-massa) dari setiap bahan bakar fusi potensial. |
|||
The Tritium Systems Test Assembly (TSTA) was a facility at Los Alamos National Laboratory dedicated to the development and demonstration of technologies required for fusion-relevant deuterium-tritium processing. The Tritium System Test Assembly (TSTA) adalah fasilitas di Los Alamos National Laboratory yang didedikasikan untuk pengembangan dan demonstrasi teknologi-tritium yang diperlukan untuk pengolahan-fusi deuterium relevan. |
|||
[ edit ] Analytical chemistry [ sunting ] Kimia Analitik |
|||
Tritium is sometimes used as a radiolabel . Tritium kadang-kadang digunakan sebagai radiolabel . It has the advantage that hydrogen appears in almost all organic chemicals making it easy to find a place to put tritium on the molecule under investigation. Hal ini memiliki keuntungan bahwa hidrogen muncul di hampir semua bahan kimia organik sehingga mudah untuk menemukan tempat untuk meletakkan tritium pada molekul dalam penyelidikan. It has the disadvantage of producing a comparatively weak signal. Ini memiliki kelemahan menghasilkan sinyal relatif lemah. |
|||
[ edit ] Use as an oceanic transient tracer [ sunting ] Gunakan sebagai tracer transien kelautan |
|||
Aside from chlorofluorocarbons , tritium can act as a transient tracer and has the ability to “outline” the biological, chemical, and physical paths (along with climate change ) throughout the world oceans because of its evolving distribution. [ 17 ] Tritium can thus be used as a tool to examine ocean circulation and ventilation and, for oceanographic and atmospheric science interests, is usually measured in Tritium Units where 1 TU is defined as the ratio of 1 tritium atom to 10 18 hydrogen atoms. [ 17 ] As noted earlier, nuclear weapons testing, primarily in the high-latitude regions of the Northern Hemisphere, throughout the late 1950's and early 1960's introduced large amounts of tritium into the atmosphere, especially the stratosphere . Selain dari chlorofluorocarbon , tritium dapat bertindak sebagai hysteresis peralihan dan memiliki kemampuan untuk "garis" itu biologi, kimia, dan jalur fisik (bersama dengan perubahan iklim ) di seluruh lautan dunia berkembang karena distribusinya. [17] Tritium sehingga dapat digunakan sebagai alat untuk memeriksa sirkulasi dan ventilasi dan laut, untuk kepentingan ilmu pengetahuan atmosfer dan oseanografi, biasanya diukur dalam Tritium Unit di mana 1 TU didefinisikan sebagai rasio 1 atom tritium hingga 18 hidrogen atom 10. [17] Seperti disebutkan sebelumnya, uji senjata nuklir, terutama di daerah-lintang tinggi belahan bumi utara, sepanjang tahun 1950-an dan awal 1960-an memperkenalkan tritium dalam jumlah besar ke atmosfir, terutama stratosfer . Before these nuclear tests, there were only about 3 to 4 kilograms of tritium on the Earth's surface; but these amounts rose by 2 or 3 orders of magnitude during the post-test period. [ 17 ] Sebelum tes nuklir, hanya ada sekitar 3 hingga 4 kilogram tritium pada permukaan bumi, tetapi jumlah ini meningkat sebesar atau 3 perintah 2 dari besarnya selama periode pasca-tes. [17] |
|||
Water samples taken must typically undergo the following procedure (generally-speaking) and significant testing before the tritium can officially and successfully be utilized a tracer: sampel air yang diambil biasanya harus menjalani prosedur berikut (umumnya berbahasa) dan pengujian signifikan sebelum tritium dapat resmi dan berhasil dimanfaatkan tracer: |
|||
1. Desalting via vacuum distillation ; Desalting melalui vakum distilasi ; |
|||
2. Electrolysis and volume reduction to effect enrichment of the tritium; Elektrolisis dan pengurangan volume untuk efek pengayaan tritiumnya; |
|||
3. Reduction of the electrolyzed sample to hydrogen in a super-heated furnace; Pengurangan sampel electrolyzed untuk hidrogen dalam tungku super dipanaskan; |
|||
4. Tritium labeling by catalytic hydrogenation of tank ethylene ; and Tritium label oleh tangki katalitik hidrogenasi etilena ; dan |
|||
5. Gas-proportional counting of tritiated ethane [ 18 ] -Proporsional menghitung bertanda tritium Gas etana [18] |
|||
In an attempt to examine the downward transport of tritium into the ocean via the use of a cloud model, it is necessary and customary to use the following model structure: Dalam upaya untuk memeriksa transportasi ke bawah tritium ke laut melalui penggunaan model awan, perlu dan adat untuk menggunakan struktur model berikut: |
|||
1) Inelastic continuity equation; 2) momentum equation – includes pressure gradient term, Newtonian damping term, buoyancy term, and turbulent mixing terms; 3) thermodynamic energy equation; 4) conservation of water vapor; 5) bulk cloud physics – includes the Kessler parameterization (conservation equations for cloud water and rainwater); and 6) tritium budget equations – includes tritium for water vapor, cloud water, and rainwater; rate of change of tritium concentration as a function of decay rate [ 19 ] 1) persamaan kontinuitas inelastik; 2) persamaan momentum - termasuk jangka tekanan gradien, istilah redaman Newtonian, buoyancy panjang, dan persyaratan pencampuran turbulen; 3) energi persamaan termodinamika; 4) konservasi uap air; 5 fisika massal) awan - termasuk Kessler parameterisasi (persamaan konservasi untuk air awan dan air hujan), dan 6) tritium persamaan anggaran - termasuk tritium untuk uap air, air awan, dan air hujan; laju perubahan konsentrasi tritium sebagai fungsi laju kerusakan [19] |
|||
[ edit ] North Atlantic Ocean [ sunting ] Samudra Atlantik Utara |
|||
While in the stratosphere (post-test period), the tritium interacted with and oxidized to water molecules and was present in much of the rapidly-produced rainfall, making tritium a prognostic tool for studying the evolution and structure of the hydrologic cycle as well as the ventilation and formation of water masses in the North Atlantic Ocean. [ 17 ] In fact, bomb-tritium data were utilized from the Transient Tracers in the Ocean (TTO) program in order to quantify the replenishment and overturning rates for deep water located in the North Atlantic. [ 20 ] Most of the bomb tritiated water (HTO) throughout the atmosphere can enter the ocean through the following processes: a) precipitation, b) vapor exchange, and c) river runoff – these processes make HTO a great tracer for time-scales up to a few decades. [ 20 ] Using the data from these processes for the year 1981, the 1 TU isosurface lies between 500 and 1,000 meters deep in the subtropical regions and then extends to 1,500-2,000 meters south of the Gulf Stream due to recirculation and ventilation in the upper portion of the Atlantic Ocean. [ 17 ] To the north, the isosurface deepens and reaches the floor of the abyssal plain which is directly related to the ventilation of the ocean floor over 10 to 20 year time-scales. [ 17 ] Sementara di stratosfer (post-test periode), tritium berinteraksi dengan dan dioksidasi dengan molekul air dan hadir di banyak diproduksi curah hujan dengan cepat, membuat tritium alat prognostik untuk mempelajari evolusi dan struktur siklus hidrologi serta ventilasi dan pembentukan massa air di Samudera Atlantik Utara. [17] Bahkan, bom-tritium digunakan data dari pelacak Transient di Samudra (tuntuk) program untuk mengukur penambahan dan terbalik tarif air yang terletak di dalam Atlantik Utara. [20] Sebagian besar bom air bertanda tritium (HTO) di atmosfer dapat masuk laut melalui proses sebagai berikut: a curah hujan), b) pertukaran uap, dan c) sungai limpasan - proses ini membuat HTO hysteresis besar untuk waktu-sisik hingga beberapa dekade. [20] Menggunakan data dari proses ini untuk tahun 1981, TU isosurface 1 terletak antara 500 sampai 1.000 meter di subtropis daerah dan kemudian meluas ke 1,500-2,000 meter selatan Teluk Stream karena resirkulasi dan ventilasi di bagian atas Samudra Atlantik. [17] Di sebelah utara, isosurface semakin mendalam dan mencapai lantai dataran abyssal yang langsung berhubungan dengan ventilasi dari dasar laut selama 10 sampai 20 tahun skala waktu. [17] |
|||
Also evident in the Atlantic Ocean is the tritium profile near Bermuda between the late 1960s and late 1980s. Juga terlihat di Samudera Atlantik adalah profil tritium dekat Bermuda antara akhir 1960-an dan 1980-an. There is a downward propagation of the tritium maximum from the surface (1960s) to 400 meters (1980s), which corresponds to a deepening rate of approximately 18 meters per year. [ 17 ] There are also tritium increases at 1,500 meters depth in the late 1970s and 2,500 meters in the middle of the 1980's, both of which correspond to cooling events in the deep water and associated deep water ventilation. [ 17 ] Ada propagasi ke bawah maksimum tritium dari permukaan (1960) hingga 400 m (1980), yang sesuai dengan tingkat pendalaman sekitar 18 meter per tahun. [17] Ada juga tritium meningkat di kedalaman 1.500 meter pada akhir 1970-an dan 2.500 meter di tengah tahun 1980, baik yang sesuai dengan pendinginan peristiwa di dalam air dan yang terkait ventilasi dalam air. [17] |
|||
From a study in 1991, the tritium profile was used as a tool for studying the mixing and spreading of newly-formed North Atlantic Deep Water (NADW), corresponding to tritium increases to 4 TU. [ 20 ] This NADW tends to spill over sills that divide the Norwegian Sea from the North Atlantic Ocean and then flows to the west and equatorward in deep boundary currents. Dari sebuah studi tahun 1991, profil tritium digunakan sebagai alat untuk mempelajari pencampuran dan penyebaran yang baru terbentuk Deep Atlantik Utara Air (NADW), yang sesuai untuk meningkatkan tritium hingga 4 TU. [20] NADW ini cenderung tumpah kusen yang membagi Laut Norwegia dari Utara Samudera Atlantik dan kemudian mengalir ke barat dan arus batas equatorward di dalam. This process was explained via the large-scale tritium distribution in the deep North Atlantic between 1981 and 1983. [ 20 ] The sub-polar gyre tends to be freshened (ventilated) by the NADW and is directly related to the high tritium values (> 1.5 TU). Proses ini dijelaskan melalui skala tritium distribusi-besar di Atlantik Utara dalam antara 1981 dan 1983. [20] The-kutub pilin sub cenderung menyegarkan (ventilasi) oleh NADW dan berkaitan langsung dengan nilai-nilai tritium tinggi (> 1,5 TU). Also evident was the decrease in tritium in the deep western boundary current by a factor of 10 from the Labrador Sea to the Tropics , which is indicative of loss to ocean interior due to turbulent mixing and recirculation. [ 20 ] Juga jelas adalah penurunan tritium pada batas barat dalam aktif melalui faktor 10 dari Laut Labrador ke tropis , yang merupakan indikasi kerugian terhadap interior laut karena pencampuran turbulen dan resirkulasi. [20] |
|||
[ edit ] Pacific and Indian Oceans [ sunting ] Pasifik dan Samudra Hindia |
|||
In a 1998 study, tritium concentrations in surface seawater and atmospheric water vapor (10 meters above the surface) were sampled at the following locations: the Sulu Sea , the Fremantle Bay , the Bay of Bengal , the Penang Bay , and the Strait of Malacca . [ 21 ] Results indicated that the tritium concentration in surface seawater was highest at the Fremantle Bay (approximately 0.40 Bq/liter), which could be accredited to the mixing of runoff of freshwater from nearby lands due to large amounts found in coastal waters. [ 21 ] Typically, lower concentrations were found between 35 and 45 degrees south latitude and near the equator . Dalam studi tahun 1998, konsentrasi tritium dalam air laut permukaan dan uap air di atmosfer (10 meter di atas permukaan) adalah sampel di lokasi-lokasi berikut: Laut Sulu , di Fremantle Bay , di Teluk Benggala , di Penang Teluk , dan Selat Malaka . [21] Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi tritium di permukaan air laut tertinggi di Teluk Fremantle (sekitar 0,40 Bq / liter), yang dapat terakreditasi untuk pencampuran limpasan air tawar dari tanah di dekatnya karena jumlah besar yang ditemukan di perairan pesisir. [21] Biasanya, konsentrasi yang lebih rendah yang ditemukan antara 35 dan 45 derajat selatan garis lintang dan dekat khatulistiwa . Results also indicated that (in general) tritium has decreased over the years (up to 1997) due to the physical decay of bomb tritium in the Indian Ocean . Hasil juga menunjukkan bahwa (secara umum) tritium telah menurun selama bertahun-tahun (hingga 1997) karena pembusukan fisik tritium bom di Samudra Hindia . As for water vapor, the tritium concentration was approximately one order of magnitude greater than surface seawater concentrations (ranging from 0.46 to 1.15 Bq/liter). [ 21 ] Therefore, the water vapor tritium is not affected by the surface seawater concentration; thus, the high tritium concentrations in the vapor were concluded to be a direct consequence of the downward movement of natural tritium from the stratosphere to the troposphere (therefore, the ocean air showed a dependence on latitudinal change) [ 21 ] Adapun uap air, konsentrasi tritium sekitar satu orde magnitud lebih besar dari konsentrasi air laut permukaan (berkisar 0,46-1,15 Bq / liter). [21] Oleh karena itu, uap air tritium tidak terpengaruh oleh konsentrasi permukaan air laut; demikian, konsentrasi tritium tinggi di uap itu disimpulkan sebagai akibat langsung dari gerakan ke bawah tritium alam dari stratosfer ke troposfer (Oleh karena itu, udara laut menunjukkan ketergantungan pada perubahan garis lintang) [21] |
|||
In the North Pacific Ocean , the tritium (introduced as bomb tritium in the Northern Hemisphere) spread in three dimensions. Di Samudra Pasifik Utara , yang tritium (diperkenalkan sebagai tritium bom di belahan bumi Utara) yang tersebar di tiga dimensi. There were subsurface maxima in the middle and low latitude regions, which is indicative of lateral mixing (advection) and diffusion processes along lines of constant potential density ( isopycnals ) in the upper ocean. [ 22 ] Some of these maxima even correlate well with salinity extrema. [ 22 ] In order to obtain the structure for ocean circulation, the tritium concentrations were mapped on 3 surfaces of constant potential density (23.90, 26.02, and 26.81). [ 22 ] Results indicated that the tritium was well-mixed (at 6 to 7 TU) on the 26.81 isopycnal in the subarctic cyclonic gyre and there appeared to be a slow exchange of tritium (relative to shallower isopycnals) between this gyre and the anticyclonic gyre to the south; also, the tritium on the 23.90 and 26.02 surfaces appeared to be exchanged at a slower rate between the central gyre of the North Pacific and the equatorial regions. [ 22 ] Ada maxima bawah permukaan di daerah lintang rendah dan menengah, yang merupakan indikasi pencampuran lateral (adveksi) dan difusi proses sepanjang garis konstan densitas potensial ( isopycnals ) di atas lautan. [22] Beberapa maxima bahkan ini berkorelasi dengan baik dengan salinitas ekstrem. [22] Dalam rangka untuk mendapatkan struktur untuk sirkulasi air laut, konsentrasi tritium yang dipetakan di 3 permukaan densitas potensial tetap (23,90, 26,02, dan 26,81). [22] Hasil penelitian menunjukkan bahwa tritiumnya baik-campuran (di 6-7 TU) pada isopycnal 26,81 di pilin cyclonic subarctic dan tampaknya ada pertukaran lambat tritium (relatif terhadap isopycnals dangkal) antara pilin dan pilin anticyclonic ke selatan, juga, yang tritium pada 23,90 dan 26,02 permukaan tampaknya akan ditukar dengan laju lebih lambat antara pusat pilin Pasifik Utara dan daerah khatulistiwa. [22] |
|||
The depth penetration of bomb tritium can be separated into 3 distinct layers. Kedalaman penetrasi tritium bom dapat dipisahkan menjadi 3 lapisan yang berbeda. Layer 1 is the shallowest layer and includes the deepest, ventilated layer in winter; it has received tritium via radioactive fallout and lost some due to advection and/or vertical diffusion and contains approximately 28 % of the total amount of tritium. [ 22 ] Layer 2 is below the first layer but above the 26.81 isopycnal and is no longer part of the mixed layer. Layer 1 adalah lapisan dangkal dan termasuk yang paling dalam, ventilasi lapisan di musim dingin, melainkan telah diterima melalui jatuhan radioaktif tritium dan kehilangan beberapa karena adveksi dan / atau difusi vertikal dan mengandung sekitar 28% dari total jumlah tritium. [22] Layer 2 adalah di bawah lapisan pertama, tetapi di atas isopycnal 26,81 dan tidak lagi menjadi bagian dari lapisan campuran. Its 2 sources are diffusion downward from the mixed layer and lateral expansions outcropping strata (poleward); it contains about 58 % of the total tritium. [ 22 ] Layer 3 is representative of waters that are deeper than the outcrop isopycnal and can only receive tritium via vertical diffusion; it contains the remaining 14 % of the total tritium. [ 22 ] 2 sumber Its adalah difusi ke bawah dari lapisan campuran dan ekspansi lateral tonjolan strata (poleward); itu mengandung sekitar 58% dari total tritium. [22] Layer 3 adalah wakil dari perairan yang lebih dalam dari isopycnal singkapan dan hanya dapat menerima tritium melalui difusi vertikal; itu berisi 14% sisa dari total tritium. [22] |
|||
[ edit ] Mississippi River System [ sunting ] Sistem Sungai Mississippi |
|||
The impacts of the nuclear fallout were even felt in the United States throughout the Mississippi River System . Dampak dari kejatuhan nuklir bahkan terasa di Amerika Serikat sepanjang Sungai Mississippi Sistem . Tritium concentrations can be used to understand the residence times of continental hydrologic systems (as opposed to the usual oceanic hydrologic systems) which include surface waters such as lakes, streams, and rivers. [ 23 ] Studying these systems can also provide societies and municipals with information for agricultural purposes and overall river water quality. Konsentrasi Tritium dapat digunakan untuk memahami tinggal kali sistem hidrologi benua (yang bertentangan dengan sistem hidrologi kelautan biasa) yang meliputi air permukaan seperti danau, sungai, dan sungai. [23] Mempelajari sistem ini juga dapat memberikan masyarakat dan kabupaten / kota dengan informasi untuk keperluan pertanian dan kualitas air sungai secara keseluruhan. |
|||
In a 2004 study, several rivers were taken into account during the examination of tritium concentrations (starting in the 1960's) throughout the Mississippi River Basin: Ohio River (largest input to the Mississippi River flow), Missouri River , and Arkansas River . [ 23 ] The largest tritium concentrations were found in 1963 at all the sampled locations throughout these rivers and correlate well with the peak concentrations in precipitation due to the nuclear bomb tests in 1962. Dalam studi tahun 2004, beberapa sungai turut diperhitungkan selama pemeriksaan konsentrasi tritium (dimulai pada 1960-an) seluruh Mississippi River Basin: Ohio Sungai (input terbesar terhadap aliran Sungai Mississippi), Sungai Missouri , dan Arkansas River . [23 ] Konsentrasi tritium terbesar ditemukan pada tahun 1963 di semua lokasi sampel di sungai-sungai ini dan mempunyai korelasi yang baik dengan konsentrasi puncak curah hujan karena tes bom nuklir pada tahun 1962. The overall highest concentrations occurred in the Missouri River (1963) and were greater than 1,200 TU while the lowest concentrations were found in the Arkansas River (never greater than 850 TU and less than 10 TU in the mid-1980's). [ 23 ] Konsentrasi tertinggi secara keseluruhan terjadi di Sungai Missouri (1963) dan lebih besar dari 1.200 TU sedangkan konsentrasi terendah ditemukan di Sungai Arkansas (tidak lebih dari 850 TU dan kurang dari 10 TU pada pertengahan tahun 1980-an). [23] |
|||
Several processes can be identified using the tritium data from the rivers: direct runoff and outflow of water from groundwater reservoirs. [ 23 ] Using these processes, it becomes possible to model the response of the river basins to the transient tritium tracer. Beberapa proses dapat diidentifikasi menggunakan data tritium dari sungai: limpasan langsung dan aliran air dari reservoir air tanah. [23] Menggunakan proses-proses, menjadi mungkin untuk model respon dari daerah aliran sungai ke pelacak tritium transien. Two of the most common models are the following: Dua model yang paling umum adalah sebagai berikut: |
|||
* Piston-flow approach – tritium signal appears immediately; and Piston-aliran pendekatan - sinyal tritium muncul segera; dan |
|||
* Well-mixed reservoir approach – outflow concentration depends upon the residence time of the basin water [ 23 ] dicampur reservoir pendekatan - keluar konsentrasi-Yah tergantung pada waktu tinggal air cekungan [23] |
|||
Unfortunately, both models fail to reproduce the tritium in river waters; thus, a two-member mixing model was developed that consists of 2 components: a prompt-flow component (recent precipitation – “piston”) and a component where waters reside in the basin for longer than 1 year (“well-mixed reservoir”). [ 23 ] Therefore, the basin tritium concentration becomes a function of the residence times within the basin, sinks (radioactive decay) or sources of tritium, and the input function. Sayangnya, kedua model gagal mereproduksi tritium di perairan sungai, dengan demikian, model pencampuran dua anggota dikembangkan yang terdiri dari 2 komponen: komponen prompt-aliran (curah hujan baru-baru ini - "piston") dan komponen mana air berada di cekungan selama lebih dari 1 tahun ("-campuran reservoir baik"). [23] Oleh karena itu, konsentrasi tritium cekungan menjadi fungsi dari kediaman kali di dalam cekungan, sink (peluruhan radioaktif) atau sumber tritium, dan fungsi input. |
|||
For the Ohio River, the tritium data indicated that about 40% of the flow was composed of precipitation with residence times of less than 1 year (in the Ohio basin) and older waters consisted of residence times of about 10 years. [ 23 ] Thus, the short residence times (less than 1 year) corresponded to the “prompt-flow” component of the two-member mixing model. Untuk Sungai Ohio, tritium data menunjukkan bahwa sekitar 40% dari aliran terdiri dari curah hujan dengan waktu tinggal kurang dari 1 tahun (di cekungan Ohio) dan terdiri dari perairan yang lebih tua kali tinggal sekitar 10 tahun. [23] Jadi , tempat tinggal yang singkat (kurang dari 1 tahun) sebanding dengan aliran "prompt-" komponen model pencampuran dua anggota. As for the Missouri River, results indicated that residence times were approximately 4 years with the prompt-flow component being around 10% (these results are due to the series of dams in the area of the Missouri River). [ 23 ] Adapun Sungai Missouri, Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu tinggal kurang lebih 4 tahun dengan aliran komponen prompt menjadi sekitar 10% (hasil ini karena serangkaian bendungan di daerah Sungai Missouri). [23] |
|||
As for the mass flux of tritium through the main stem of the Mississippi River into the Gulf of Mexico , data indicated that approximately 780 grams of tritium has flowed out of the River and into the Gulf between 1961 and 1997. [ 23 ] And current fluxes through the Mississippi River are about 1 to 2 grams per year as opposed to the pre-bomb period fluxes of roughly 0.4 grams per year. [ 23 ] Seperti untuk fluks massa tritium melalui batang utama Sungai Mississippi ke Teluk Meksiko , data menunjukkan bahwa sekitar 780 gram tritium telah mengalir keluar dari Sungai dan ke Teluk antara 1961 dan 1997. [23] Dan fluks saat ini melalui Sungai Mississippi adalah sekitar 1 hingga 2 gram per tahun dibandingkan dengan periode flux bom pra-kira-kira 0,4 gram per tahun. [23] |
|||
[ edit ] History [ sunting ] Sejarah |
|||
Pertanyaan buku-new.svg |
|||
This section needs additional citations for verification . Bagian ini memerlukan tambahan citations untuk verifikasi . |
|||
Please help improve this article by adding reliable references . Silakan bantu memperbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang handal . Unsourced material may be challenged and removed . (August 2007) Bahan rujukan dapat ditantang dan dihapus . (Agustus 2007) |
|||
Tritium was first predicted in the late 1920s by Walter Russell , using his "spiral" periodic table , [ 24 ] [ citation needed ] then produced in 1934 from deuterium, another isotope of hydrogen, by Ernest Rutherford , working with Mark Oliphant and Paul Harteck . Tritium pertama kali diprediksi pada akhir tahun 1920 oleh Walter Russell , menggunakan nya "spiral" tabel periodik , [24] [ rujukan? ] kemudian diproduksi pada tahun 1934 dari deuterium, isotop hidrogen lainnya, oleh Ernest Rutherford , bekerja sama dengan Mark Oliphant dan Paulus Harteck . Rutherford was unable to isolate the tritium, a job that was left to Luis Alvarez and Robert Cornog , who correctly deduced that the substance was radioactive. Willard F. Libby discovered that tritium could be used for dating water, and therefore wine . Rutherford tidak dapat mengisolasi tritium, sebuah pekerjaan yang tersisa untuk Luis Alvarez dan Robert Cornog , yang benar menyimpulkan bahwa senyawa radioaktif. Willard F. Libby menemukan tritium yang dapat digunakan untuk kencan air, dan oleh karena anggur . |
|||
[ edit ] See also [ sunting ] Lihat pula |
|||
* Hypertriton Hypertriton |
|||
* Luminox Luminox |
|||
[ edit ] References [ sunting ] Referensi |
|||
1. ^ Comprehensive Review and Critical Evaluation of the Half-Life of Tritium , National Institute of Standards and Technology ^ Komprehensif Review dan Evaluasi Kritis Kehidupan-Setengah Tritium , Institut Nasional Standar dan Teknologi |
|||
2. ^ Nuclide safety data sheet: Hydrogen-3 ^ nuklida keamanan data sheet: Hidrogen-3 |
|||
3. ^ a b c d Hisham Zerriffi (January, 1996). "Tritium: The environmental, health, budgetary, and strategic effects of the Department of Energy's decision to produce tritium" . IEER . http://www.ieer.org/reports/tritium.html#(11) . ^ a b c d Hisyam Zerriffi (Januari, 1996). "Tritium: The lingkungan, kesehatan, anggaran, dan efek strategis Departemen Energi keputusan untuk menghasilkan tritium" . IEER . http://www.ieer.org/reports / tritium.html # (11) . |
|||
4. ^ Jones, Greg (August 2008). "Tritium Issues in Commercial Pressurized Water Reactors" . Fusion Science and Technology (American Nuclear Society) 54 (2): 329–332 . http://www.new.ans.org/store/j_1824 . ^ Jones, Greg (Agustus 2008). "Tritium Isu dalam Komersial Reaktor Air Tekan" Ilmu. Fusion dan Teknologi (American Nuklir Society) 54 (2): 329-332. http://www.new.ans.org/store / j_1824 . Retrieved September 30, 2009 . Diperoleh September 30, 2009. |
|||
5. ^ Nuclear Weapons FAQ Section 12.0 Useful Tables ^ Senjata Nuklir Bagian 12,0 FAQ Tabel Berguna |
|||
6. ^ The Canadian Nuclear FAQ - Section D: Safety and Liability ^ FAQ Nuklir Kanada - Bagian D: Keselamatan dan Kewajiban |
|||
7. ^ Tritium (Hydrogen-3) , Human Health Fact Sheet, Argonne National Laboratory, August 2005 ^ Tritium (hidrogen-3) , Lembar Fakta Manusia Kesehatan Argonne National Laboratory,, Agustus 2005 |
|||
8. ^ Serot, O.; Wagemans, C.; Heyse, J. (2005). ^ Serot, O.; Wagemans, C.; Heyse, J. (2005). "New Results on Helium and Tritium Gas Production From Ternary Fission". International conference on nuclear data for science and technology. "Hasil Baru di Helium dan Tritium Produksi Gas Dari Ternary Fisi" konferensi. Internasional data nuklir untuk ilmu pengetahuan dan teknologi. AIP Conference Proceedings 769 : 857–860. doi : 10.1063/1.1945141 . Prosiding Konferensi AIP 769: 857-860. DOI : 10.1063/1.1945141 . |
|||
9. ^ "Helium-3 Neutron Proportional Counters" . http://web.mit.edu/8.13/www/tgm-neutron-detectors.pdf . ^ "Helium-3 Neutron proporsional Loket" . http://web.mit.edu/8.13/www/tgm-neutron-detectors.pdf . |
|||
10. ^ An Evaluation of the Neutron and Gamma-ray Production Cross Sections for Nitrgoen , Los Alamos Scientific Laboratory ^ Sebuah Evaluasi Neutron dan sinar-Gamma Cross Bagian Produksi untuk Nitrgoen , Scientific Los Alamos Laboratory |
|||
11. ^ Defense Programs ^ Pertahanan Program |
|||
12. ^ Tritium Extraction Facility ^ Tritium Ekstraksi Fasilitas |
|||
13. ^ Tritium Hazard Report: Pollution and Radiation Risk from Canadian Nuclear Facilities , I. Fairlie, 2007 June ^ Tritium bahaya Laporan: Polusi dan Radiasi Risiko dari Canadian Fasilitas Nuklir , I. Fairlie, Juni 2007 |
|||
14. ^ Review of the Greenpeace report: "Tritium Hazard Report: Pollution and Radiation Risk from Canadian Nuclear Facilities" , RV Osborne, 2007 August ^ Review dari laporan Greenpeace: "Tritium Hazard Report: Polusi dan Radiasi Risiko dari Canadian Fasilitas Nuklir" , RV Osborne, 2007 Agustus |
|||
15. ^ Fact Sheet on Tritium, Radiation Protection Limits, and Drinking Water Standards , US Nuclear Regulatory Commission ^ LI pada Tritium, Radiasi Perlindungan Batas, dan Standar Air Minum , Komisi Pengawas Nuklir Amerika Serikat |
|||
16. ^ Tritium Facts and Information , Pensilvania Department of Environmental Protection ^ Tritium Fakta dan Informasi , Pensilvania Departemen Perlindungan Lingkungan |
|||
17. ^ a b c d e f g h Jenkins, William J. et al, 1996: “Transient Tracers Track Ocean Climate Signals” Oceanus , Woods Hole Oceanographic Institution. ^ a b c d e f g h Jenkins, William J. et al, 1996: Ocean pelacak Track Iklim Transien "Sinyal" Oceanus, Woods Hole Oceanographic Institution. |
|||
18. ^ Tamuly, A. (2007). "Dispersal of Tritium in Southern Ocean Waters" . Arctic (Arctic Institute of North America) 27 : 27–40 . http://pubs.aina.ucalgary.ca/arctic/Arctic27-1-27.pdf . |
|||
19. ^ Lipps, Frank B. and Richard S. Hemler (1992). "On the Downward Transfer of Tritium to the Ocean by a Cloud Model" . Journal of Geophysical Research 97 (12): 12,889–12,900 . http://www.agu.org/pubs/crossref/1992/92JD01062.shtml . |
|||
20. ^ a b c d e Doney, Scott C.; Williams, P (1992). "Bomb Tritium in the Deep North Atlantic" . Oceanography 5 : 169–170. doi : 10.1016/0012-821X(73)90013-7 . http://www.tos.org/oceanography/issues/issue_archive/issue_pdfs/5_3/5.3_doney.pdf . |
|||
21. ^ a b c d Kakiuchi, H.; Momoshima, N.; Okai, T.; Maeda, Y. (1999). "Tritium concentration in ocean". Journal of Radioanalytical and Nuclear Chemistry 239 : 523. doi : 10.1007/BF02349062 . |
|||
22. ^ a b c d e f g Fine, Rana A. et al. (1981). "Circulation of Tritium in the Pacific Ocean". Journal of Physical Oceanography 11 : 3–14. doi : 10.1175/1520-0485(1981)011<0003:COTITP>2.0.CO;2 . |
|||
23. ^ a b c d e f g h i j Michel, Robert L. (2004). "Tritium hydrology of the Mississippi River basin". Hydrological Processes 18 : 1255. doi : 10.1002/hyp.1403 . |
|||
24. ^ Hartmann, Christian (2004). "Sutherland und das “flüssige Licht”". DO - Deutsche Zeitschrift für Osteopathie 2 : 33. doi : 10.1055/s-2004-836019 . |
|||
[ edit ] External links [ sunting ] Pranala luar |
|||
* Annotated bibliography for tritium from the Alsos Digital Library |
|||
* NLM Hazardous Substances Databank – Tritium, Radioactive |
|||
* Nuclear Data Evaluation Lab |
|||
* Review of risks from tritium. Report of the independent Advisory Group on Ionising Radiation. . Health Protection Agency. November 2007. November 2007. RCE-4 . http://www.hpa.org.uk/web/HPAweb&HPAwebStandard/HPAweb_C/1197382220012 . |
|||
* Tritium on Ice: The Dangerous New Alliance of Nuclear Weapons and Nuclear Power by Kenneth D. Bergeron |