Lompat ke isi

Tarbiyah: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 38: Baris 38:
Tarbiyah sangat penting sebagai imunitas dalam menghadapi serangan musuh, selain sebagai sarana penguat aqidah. Karena Tarbiyah adalah sebuah sarana untuk membentuk pribadi dambaan ummat hingga mampu membentuk komunitas Islami menuju terwujudnya kembali sebuah peradaban ideal.
Tarbiyah sangat penting sebagai imunitas dalam menghadapi serangan musuh, selain sebagai sarana penguat aqidah. Karena Tarbiyah adalah sebuah sarana untuk membentuk pribadi dambaan ummat hingga mampu membentuk komunitas Islami menuju terwujudnya kembali sebuah peradaban ideal.
Tarbiyah yang merupakan sebuah kemestian, keharusan bagi para da’I Islam memiliki karakteristik tersendiri yang menjadikannya ‘begitu indah’. Rabbaniyah, sebagaimana karakter Islam itu sendiri, Tarbiyah pun bersumber dan bertujuan hanya kepada Allah. Lalu tadaruj atau bertahap. Dakwah adalah sebuah proses dan tahapan, sehingga Tarbiyah pun dilakukan dan berjalan secara bertahap, step by step, sehingga tidak memberatkan dan memaksakan meski juga tidak ringan. Selain itu dalam Tarbiyah juga berlaku tawazun alias seimbang . Artinya menempatkan segala sesuatu pada haknya. Dan juga syaamil atau universal, menyentuh seluruh lini dan sisi kehidupan. Karena Tarbiyah sebagai pondasi dakwah Islam yang rahmatan lil ‘alamiin –‘memanusiakan’ manusia. Terakhir dalam tarbiyah tidak mengenal kata cukup atau berhenti, ia berkesinambungan (istimror) sepanjang hidup. Atau yang disebut life education alias Tarbiyah madal hayah
Tarbiyah yang merupakan sebuah kemestian, keharusan bagi para da’I Islam memiliki karakteristik tersendiri yang menjadikannya ‘begitu indah’. Rabbaniyah, sebagaimana karakter Islam itu sendiri, Tarbiyah pun bersumber dan bertujuan hanya kepada Allah. Lalu tadaruj atau bertahap. Dakwah adalah sebuah proses dan tahapan, sehingga Tarbiyah pun dilakukan dan berjalan secara bertahap, step by step, sehingga tidak memberatkan dan memaksakan meski juga tidak ringan. Selain itu dalam Tarbiyah juga berlaku tawazun alias seimbang . Artinya menempatkan segala sesuatu pada haknya. Dan juga syaamil atau universal, menyentuh seluruh lini dan sisi kehidupan. Karena Tarbiyah sebagai pondasi dakwah Islam yang rahmatan lil ‘alamiin –‘memanusiakan’ manusia. Terakhir dalam tarbiyah tidak mengenal kata cukup atau berhenti, ia berkesinambungan (istimror) sepanjang hidup. Atau yang disebut life education alias Tarbiyah madal hayah

Menurut saya,dalam kehidupan pribadi atau masyarakat, pendidikan (tarbiyah) menududki posisi yang sangat penting. Sebab melalui proses pendidikan pribadi seorang dapat tumbuh dan berkembang secara baik, sesuai yang diharapkan. Tarbiyah dapat membentuk kepribadian seseorang selaras dengan nilai-nilai dan prinsip yang mendasarinya sehingga menjadi kepribadian yang sepenuhnya mencerminkan nilai-nilai dan prinsip Islam.
Seseorang yang telah dididik dengan pola pendidikan Islam, sikap dan perilakunya akan merupakan refleksi total dari keutuhan dirinya yang telah tersibghah nilai-nilai Islam. Akibatnya integritas Islamnya kukuh dan gaya hidupnya Islami. Tidak akan terjadi split personality (kepribadian pecah) yang mengakibatkan seorang muslim kehilangan kepribadiannya dan terseret ke dalam arus gaya hidup yang lain.
Pendidikan Islam mengarahkan kehidupan seorang muslim berkembang dan terus semakin matang. Sikap, perilaku, dan gaya hidupnya bersifat spesifik islami yang berinteraksi secara posiif, baik internal maupun eksternal. Sehingga ia dapat memancarkan arus Islam si tengah-tengah lingkungannya. Ia menjadi manusia yang tangguh yang tidak mudah diombang-ambingkan oleh berbagai arus kehidupan yang melandanya. Tegasnya ia menjadi muslim yang muttaqin.

Revisi per 17 Juni 2010 04.39

   Tarbiyah berasal dari bahasa Arab yang berarti pendidikan, sedangkan orang yang mendidik dinamakan Murobi. Secara umum, tarbiyah dapat dikembalikan kepada 3 kata kerja yg berbeda, yakni:
  1. Rabaa-yarbuu yg bermakna namaa-yanmuu, artinya berkembang.
  2. Rabiya-yarbaa yg bermakna nasya-a, tara’ra-a, artinya tumbuh.
  3. Rabba-yarubbu yg bermakna aslahahu, tawallaa amrahu, sasa-ahuu, wa qaama ‘alaihi, wa ra’aahu, yang artinya masing memperbaiki, mengurus, memimpin, menjaga dan memeliharanya (atau mendidik).

Makna tarbiyah adalah sebagai berikut:

  1. proses pengembangan dan bimbingan, meliputi jasad, akal, dan jiwa, yang dilakukan secara berkelanjutan, dengan tujuan akhir si anak didik tumbuh dewasa dan hidup mandiri di tengah masyarakat.
  2. kegiatan yg disertai dengan penuh kasih sayang, kelembutan hati, perhatian, bijak, dan menyenangkan (tidak membosankan).
  3. menyempurnakan fitrah kemanusiaan, memberi kesenangan dan kemuliaan tanpa batas sesuai syariat Allah SWT.
  4. proses yg dilakukan dengan pengaturan yg bijak dan dilaksanakan secara bertahap dari yg mudah kepada yg sulit.
  5. mendidik anak melalui penyampaian ilmu, menggunakan metode yg mudah diterima sehingga ia dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
  6. kegiatan yg mencakup pengembangan, pemeliharaan, penjagaan, pengurusan, penyampaian ilmu, pemberian petunjuk, bimbingan, penyempurnaan, dan perasaan memiliki terhadap anak.
  7. Tarbiyah terdiri atas 
    (1) Tarbiyah Khalqiyyat, yakni pembinaan dan pengembangan jasad, akal,   jiwa, potensi, perasaan  dengan berbagai petunjuk, dan 
   (2) tarbiyah diiniyyat tahdzibiyyat, pembinaan jiwa dengan wahyu untuk kesempurnaan akal dan  kesucian jiwa menurut pandangan Allah SWT.


pendapat....

      Bahwa tarbiyah adalah sebuah ‘amal yang disyari’atkan dan merupakan ibadah kepada Allah Azza wa Jalla. Maka tentu saja ia harus dilingkupi oleh benang-benang syari’at, terikat dengan batasan-batasannya. Sebab maksud yang baik, niat yang bersih dan kerja yang baik sama sekali tidak dapat menjadi alasan yang membenarkan kita untuk melanggar ikatan syari’at dan menyimpang dari batasan-batasannya.
      tarbiyah mempunyai kedudukan yang sama dengan tugas-tugas syar’I lainnya (seperti amar ma’ruf nahi munkar, memutuskan perkara dalam perselesihan manusia dan jihad fi sabilillah). Tidak ada satupun yang akan mengingkari bahwa tugas-tugas syar’I tersebut haruslah diikat dengan batasan-batasan syar’i.
      Inti dari sebuah tarbiyah adalah keteladanan sebelum pemberian arahan (taujihat) dan pengamalan sebelum perkataan. Jadi seorang murabby haruslah mendidik orang lain dengan perbuatannya terlebih dulu sebelum dengan perkataannya. Namun jika sang murabby itu sendiri melanggar batasan-batasan syar’I, bagaimana ia dapat mentarbiyah orang lain untuk bersikap wara’, takut dan menjaga batasan-batasan Allah ? Sementara mereka melihat adanya pelanggaran syari’at dari orang yang mentarbiyah dan seharusnya menjadi teladan mereka. Justru sebaliknya, dengan perbuatannya itu, ia telah memberkan tarbiyanh untuk orang yang di belakangnya agar menganggap remeh batasan-batasan syari’ah dan menanamkan sebuah keberanian dalam diri mereka untuk melakukan yang haram dan melanggar aturan Allah.[
      Bahwa kesuksesan dan keberhasilan dalam kerja-kerja tarbiyah tidaklah berpulang pada kerja manusia itu sendiri. Namun sebelum itu semua, keberhasilan itu berpulang pada taufiq dan pertolongan dari Allah Ta’ala. Dan untuk mendapatkan taufiq serta pertolongan itu tentu ada sebab-sebab yang harus ditempuh. Salah satunya –bahka justru inilah sebab yang terpenting- adalah jika seorang hamba berusaha menjaga batasan-batasan Allah. Sebab siapa saja yang melanggar batasan-batasan Allah, maka dialah yang peling tepat untuk tidak mendapatkan taufiq dan pertolongan Allah Ta’ala.

Pentingnya Tarbiyah'''Teks ini akan dicetak miring

Tarbiyah Islamiyah yang dibawa oleh Rosul dan Islam adalah untuk memperbaiki manusia. Keadaan jahiliyah yang dikenal dengan ummat jahiliyah di zaman Rosul yang mempunyai ciri-ciri bodoh, hina, lemah, miskin, dan berpecah-belah.

Al Qur’an menjelaskan berbagai marhalah dan metode tarbiyah. Tarbiyah memiliki tiga marhalah yaitu tilawah, tazkiyah, mengajarkan dan mempelajari kitab dan hikmah. Di antara pentingnya kita mengikuti tarbiyah adalah karena Al Qur’an dan hadits menyuruh kita untuk belajar, berilmu, dan mengikuti pendidikan seumur hidup dan juga karena banyaknya keuntungan yang diperoleh dari tarbiyah ini. Beberapa keuntungan tarbiyah yang kita rasakan adalah mendapat petunjuk dari Allah SWT untuk memperoleh pengetahuan, harga diri , kekuatan, dan persatuan. Keseluruhannya akan membentuk khairu ummah.

Tarbiyah sangat penting sebagai imunitas dalam menghadapi serangan musuh, selain sebagai sarana penguat aqidah. Karena Tarbiyah adalah sebuah sarana untuk membentuk pribadi dambaan ummat hingga mampu membentuk komunitas Islami menuju terwujudnya kembali sebuah peradaban ideal. Tarbiyah yang merupakan sebuah kemestian, keharusan bagi para da’I Islam memiliki karakteristik tersendiri yang menjadikannya ‘begitu indah’. Rabbaniyah, sebagaimana karakter Islam itu sendiri, Tarbiyah pun bersumber dan bertujuan hanya kepada Allah. Lalu tadaruj atau bertahap. Dakwah adalah sebuah proses dan tahapan, sehingga Tarbiyah pun dilakukan dan berjalan secara bertahap, step by step, sehingga tidak memberatkan dan memaksakan meski juga tidak ringan. Selain itu dalam Tarbiyah juga berlaku tawazun alias seimbang . Artinya menempatkan segala sesuatu pada haknya. Dan juga syaamil atau universal, menyentuh seluruh lini dan sisi kehidupan. Karena Tarbiyah sebagai pondasi dakwah Islam yang rahmatan lil ‘alamiin –‘memanusiakan’ manusia. Terakhir dalam tarbiyah tidak mengenal kata cukup atau berhenti, ia berkesinambungan (istimror) sepanjang hidup. Atau yang disebut life education alias Tarbiyah madal hayah

Menurut saya,dalam kehidupan pribadi atau masyarakat, pendidikan (tarbiyah) menududki posisi yang sangat penting. Sebab melalui proses pendidikan pribadi seorang dapat tumbuh dan berkembang secara baik, sesuai yang diharapkan. Tarbiyah dapat membentuk kepribadian seseorang selaras dengan nilai-nilai dan prinsip yang mendasarinya sehingga menjadi kepribadian yang sepenuhnya mencerminkan nilai-nilai dan prinsip Islam. Seseorang yang telah dididik dengan pola pendidikan Islam, sikap dan perilakunya akan merupakan refleksi total dari keutuhan dirinya yang telah tersibghah nilai-nilai Islam. Akibatnya integritas Islamnya kukuh dan gaya hidupnya Islami. Tidak akan terjadi split personality (kepribadian pecah) yang mengakibatkan seorang muslim kehilangan kepribadiannya dan terseret ke dalam arus gaya hidup yang lain. Pendidikan Islam mengarahkan kehidupan seorang muslim berkembang dan terus semakin matang. Sikap, perilaku, dan gaya hidupnya bersifat spesifik islami yang berinteraksi secara posiif, baik internal maupun eksternal. Sehingga ia dapat memancarkan arus Islam si tengah-tengah lingkungannya. Ia menjadi manusia yang tangguh yang tidak mudah diombang-ambingkan oleh berbagai arus kehidupan yang melandanya. Tegasnya ia menjadi muslim yang muttaqin.