Lompat ke isi

Henri MacLaine Pont: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot melakukan perubahan kosmetika
Ranahilmu (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 2: Baris 2:
'''Henri MacLaine Pont''' ({{lahirmati|[[Jatinegara, Jakarta Timur|Meester Cornelis]] (Jatinegara)|21|6|1885|[[Den Haag]]|2|12|1971}}) adalah arsitek populer di [[Hindia Belanda]] pada paruh pertama abad ke-20. Dari garis ibu ia memiliki keturunan orang [[Suku Buru|Buru]], sementara dari garis ayah mengalir darah [[Skotlandia]], [[Spanyol]], dan [[Huguenot]] ([[Perancis]]).
'''Henri MacLaine Pont''' ({{lahirmati|[[Jatinegara, Jakarta Timur|Meester Cornelis]] (Jatinegara)|21|6|1885|[[Den Haag]]|2|12|1971}}) adalah arsitek populer di [[Hindia Belanda]] pada paruh pertama abad ke-20. Dari garis ibu ia memiliki keturunan orang [[Suku Buru|Buru]], sementara dari garis ayah mengalir darah [[Skotlandia]], [[Spanyol]], dan [[Huguenot]] ([[Perancis]]).


Pendidikan [[arsitektur]] ia peroleh dari [[Institut Teknologi Delft]] (TH Delft), [[Belanda]]. Setelah lulus ia kembali ke Hindia Belanda dan mendirikan suatu [[firma]] perancangan bangunan. Pada masa awal, konsep bangunannya adalah memodifikasi gaya bangunan Eropa untuk kondisi [[tropika]] yang lembab, bersuhu tinggi, dan bercurah hujan tinggi. Namun demikian, pengalamannya dalam menangani berbagai bangunan [[candi]] (terutama di [[Trowulan]]) membuatnya mengubah konsep menjadi berusaha memodernisasi konsep bangunan tradisional lokal Hindia (Indonesia) yang dikenal sebagai gaya ''Indisch''. Dalam gaya ini namanya dapat disejajarkan dengan [[Thomas Karsten]], seorang arsitek dan penata ruang lingkungan yang juga rekan kerjanya. Kompleks kampus [[ITB]], [[Stasiun Poncol]] di [[Semarang]], [[Stasiun Tegal]] di [[Tegal]], dan [[Gereja Pohsarang]] di [[Kabupaten Kediri]] adalah beberapa dari banyak bangunan rancangannya.
Pendidikan [[arsitektur]] ia peroleh dari [[Institut Teknologi Delft]] (TH Delft), [[Belanda]]. Setelah lulus ia kembali ke Hindia Belanda dan mendirikan suatu [[firma]] perancangan bangunan. Pada masa awal, konsep bangunannya adalah memodifikasi gaya bangunan Eropa untuk kondisi [[tropika]] yang lembab, bersuhu tinggi, dan bercurah hujan tinggi. Namun demikian, pengalamannya dalam menangani berbagai bangunan [[candi]] (terutama di [[Trowulan]]) membuatnya mengubah konsep menjadi berusaha memodernisasi konsep bangunan tradisional lokal Hindia (Indonesia) yang dikenal sebagai gaya ''Indisch''. Dalam gaya ini namanya dapat disejajarkan dengan [[Thomas Karsten]], seorang arsitek dan penata ruang lingkungan yang juga rekan kerjanya. Kompleks kampus [[ITB]], [[Stasiun Poncol]] di [[Semarang]], [[Stasiun Tegal]] di [[Tegal]], dan [[Gereja Puhsarang]] di [[Kabupaten Kediri]] adalah beberapa dari banyak bangunan rancangannya.


Pada dasawarsa ketiga abad ke-20 Maclaine Pont tertarik dengan arsitektur per[[candi]]an di Jawa. Sumbangannya yang terbesar dalam [[arkeologi]] Indonesia barangkali adalah pendeskripsiannya mengenai konsep tata kota ibukota [[Majapahit]] di [[Trowulan]]. Sejak 1921 ia aktif dalam penggalian (ekskavasi) di tempat itu dan membuat suatu draft mengenai kemungkinan Trowulan pantas menjadi ibukota kerajaan kuna itu. Pada tahun 1925 ia mendirikan Museum dan Pusat Penelitian Arkeologi Trowulan.<ref>[http://omdoyok.hp.infoseek.co.jp/Indonesia/Aind-32/Museum/Aind-32BE.htm Trowulan Remains of Majapahit]</ref>
Pada dasawarsa ketiga abad ke-20 Maclaine Pont tertarik dengan arsitektur per[[candi]]an di Jawa. Sumbangannya yang terbesar dalam [[arkeologi]] Indonesia barangkali adalah pendeskripsiannya mengenai konsep tata kota ibukota [[Majapahit]] di [[Trowulan]]. Sejak 1921 ia aktif dalam penggalian (ekskavasi) di tempat itu dan membuat suatu draft mengenai kemungkinan Trowulan pantas menjadi ibukota kerajaan kuna itu. Pada tahun 1925 ia mendirikan Museum dan Pusat Penelitian Arkeologi Trowulan.<ref>[http://omdoyok.hp.infoseek.co.jp/Indonesia/Aind-32/Museum/Aind-32BE.htm Trowulan Remains of Majapahit]</ref>

Revisi per 8 Juli 2010 14.47

Institut Teknologi Bandung

Henri MacLaine Pont (21 Juni 1885 – 2 Desember 1971) adalah arsitek populer di Hindia Belanda pada paruh pertama abad ke-20. Dari garis ibu ia memiliki keturunan orang Buru, sementara dari garis ayah mengalir darah Skotlandia, Spanyol, dan Huguenot (Perancis).

Pendidikan arsitektur ia peroleh dari Institut Teknologi Delft (TH Delft), Belanda. Setelah lulus ia kembali ke Hindia Belanda dan mendirikan suatu firma perancangan bangunan. Pada masa awal, konsep bangunannya adalah memodifikasi gaya bangunan Eropa untuk kondisi tropika yang lembab, bersuhu tinggi, dan bercurah hujan tinggi. Namun demikian, pengalamannya dalam menangani berbagai bangunan candi (terutama di Trowulan) membuatnya mengubah konsep menjadi berusaha memodernisasi konsep bangunan tradisional lokal Hindia (Indonesia) yang dikenal sebagai gaya Indisch. Dalam gaya ini namanya dapat disejajarkan dengan Thomas Karsten, seorang arsitek dan penata ruang lingkungan yang juga rekan kerjanya. Kompleks kampus ITB, Stasiun Poncol di Semarang, Stasiun Tegal di Tegal, dan Gereja Puhsarang di Kabupaten Kediri adalah beberapa dari banyak bangunan rancangannya.

Pada dasawarsa ketiga abad ke-20 Maclaine Pont tertarik dengan arsitektur percandian di Jawa. Sumbangannya yang terbesar dalam arkeologi Indonesia barangkali adalah pendeskripsiannya mengenai konsep tata kota ibukota Majapahit di Trowulan. Sejak 1921 ia aktif dalam penggalian (ekskavasi) di tempat itu dan membuat suatu draft mengenai kemungkinan Trowulan pantas menjadi ibukota kerajaan kuna itu. Pada tahun 1925 ia mendirikan Museum dan Pusat Penelitian Arkeologi Trowulan.[1]

Ketika Jepang menduduki Hindia Belanda ia sempat dimasukkan dalam kamp interniran di Bandung (Cimahi). Pada tahun 1945 awal ia dikirim ke Australia karena kondisi kesehatannya yang buruk. Setelah Proklamasi Kemerdekaan ia diminta menjadi guru besar di ITB, namun ketika ia datang 1946, posisinya telah dihapuskan. Dengan kecewa ia pindah ke Belanda dan tinggal di Den Haag hingga akhir hayatnya.

Referensi dan pranala luar