Basiyo: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
+jv |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{rapikan}} |
|||
'''Basiyo''' adalah seorang [[pelawak]] dari [[Yogyakarta]] dengan menggunakan [[bahasa Jawa]]. Lawakan Basiyo menjadi terkenal di daerah Jawa Tengah melalui siaran radio, televisi (TVRI), dan berbagai rekaman. Lawakannya sering disebut sebagai Dagelan Mataram, sesuai dengan nama acaranya di RRI Yogyakarta. |
'''Basiyo''' adalah seorang [[pelawak]] dari [[Yogyakarta]] dengan menggunakan [[bahasa Jawa]]. Lawakan Basiyo menjadi terkenal di daerah Jawa Tengah melalui siaran radio, televisi (TVRI), dan berbagai rekaman. Lawakannya sering disebut sebagai Dagelan Mataram, sesuai dengan nama acaranya di RRI Yogyakarta. |
||
Dalam melawak, ia biasa bersama-sama dengan Sudarsono, Hardjo Gepeng, Suparmi, Pujiyem, [[Ngabdul]], Atmo Kemin, istrinya sendiri (Bu Basiyo), serta teman - temannya yang lain. Kebanyakan, mereka adalah karyawan [[RRI]] Nusantara II Yogyakarta, sebagaimana kebanyakan dari mereka ditampung oleh pemerintah waktu itu. |
Dalam melawak, ia biasa bersama-sama dengan Sudarsono, Hardjo Gepeng, Suparmi, Pujiyem, [[Ngabdul]], Atmo Kemin, istrinya sendiri (Bu Basiyo), serta teman - temannya yang lain. Kebanyakan, mereka adalah karyawan [[RRI]] Nusantara II Yogyakarta, sebagaimana kebanyakan dari mereka ditampung oleh pemerintah waktu itu. |
||
==Diskografi== |
|||
Rekaman audio Basiyo pada umumnya diterbitkan oleh perusahaan rekaman Fajar Borobudur Record. Selain itu ada juga Irma yang kesemuanya berada di Semarang, meski ada juga yang direkam oleh Lokananta (Sala). Di antara karya - karya Basiyo yang direkam dalam bentuk kaset di antaranya adalah |
|||
*Pangkur Jenggleng |
|||
*Basiyo mBecak |
|||
*Degan Wasiat |
|||
*Basiyo Kapusan |
|||
*Kibir Kejungkir |
|||
*Maling Kontrang-kantring |
|||
*Gathutkaca Gandrung |
|||
*Dadung Kepuntir |
|||
*Basiyo mBlantik |
|||
*dan lain-lain. |
|||
==Pengaruh== |
|||
Ia bukan hanya pelawak, melainkan juga berhasil memopulerkan jenis gending "Pangkur Jenggleng", yakni, cara menyanyi (nembang) Jawa yang bisa diselingi dengan lawakan, tanpa kehilangan irama dari tembang yang sedang dibawakan. Cara memukul gamelan pun, tidak lazim, karena lebih mengandalkan [[kendang]] sebagai iringan utama untuk akhirnya pada ketukan (birama) terakhir dipakai sebagai waktu untuk memukul semua alat musik perkusi (terutama saron) sekeras-kerasnya. Meski menggunakan bahasa Jawa dan "produk lama", nama Basiyo muncul kembali. |
Ia bukan hanya pelawak, melainkan juga berhasil memopulerkan jenis gending "Pangkur Jenggleng", yakni, cara menyanyi (nembang) Jawa yang bisa diselingi dengan lawakan, tanpa kehilangan irama dari tembang yang sedang dibawakan. Cara memukul gamelan pun, tidak lazim, karena lebih mengandalkan [[kendang]] sebagai iringan utama untuk akhirnya pada ketukan (birama) terakhir dipakai sebagai waktu untuk memukul semua alat musik perkusi (terutama saron) sekeras-kerasnya. Meski menggunakan bahasa Jawa dan "produk lama", nama Basiyo muncul kembali. |
||
Basiyo acap berkolaborasi dengan nama-nama seniman kondang pada dunia dan masanya, seperti [[Bagong Kussudihardjo]], Ki [[Nartosabdo]], [[Nyi Tjondrolukito]], dan lain-lain. Beberapa pengagumnya, seperti budayawan [[Umar Kayam]], pelukis [[Affandi]]. |
Basiyo acap berkolaborasi dengan nama-nama seniman kondang pada dunia dan masanya, seperti [[Bagong Kussudihardjo]], Ki [[Nartosabdo]], [[Nyi Tjondrolukito]], dan lain-lain. Beberapa pengagumnya, seperti budayawan [[Umar Kayam]], pelukis [[Affandi]]. |
||
{{indo-bio-stub}} |
{{indo-bio-stub}} |
||
Baris 13: | Baris 27: | ||
[[Kategori:Kematian 1984]] |
[[Kategori:Kematian 1984]] |
||
[[Kategori:Pelawak Indonesia]] |
[[Kategori:Pelawak Indonesia]] |
||
[[jv:Basiyo]] |
Revisi per 14 Juli 2010 04.50
Basiyo adalah seorang pelawak dari Yogyakarta dengan menggunakan bahasa Jawa. Lawakan Basiyo menjadi terkenal di daerah Jawa Tengah melalui siaran radio, televisi (TVRI), dan berbagai rekaman. Lawakannya sering disebut sebagai Dagelan Mataram, sesuai dengan nama acaranya di RRI Yogyakarta.
Dalam melawak, ia biasa bersama-sama dengan Sudarsono, Hardjo Gepeng, Suparmi, Pujiyem, Ngabdul, Atmo Kemin, istrinya sendiri (Bu Basiyo), serta teman - temannya yang lain. Kebanyakan, mereka adalah karyawan RRI Nusantara II Yogyakarta, sebagaimana kebanyakan dari mereka ditampung oleh pemerintah waktu itu.
Diskografi
Rekaman audio Basiyo pada umumnya diterbitkan oleh perusahaan rekaman Fajar Borobudur Record. Selain itu ada juga Irma yang kesemuanya berada di Semarang, meski ada juga yang direkam oleh Lokananta (Sala). Di antara karya - karya Basiyo yang direkam dalam bentuk kaset di antaranya adalah
- Pangkur Jenggleng
- Basiyo mBecak
- Degan Wasiat
- Basiyo Kapusan
- Kibir Kejungkir
- Maling Kontrang-kantring
- Gathutkaca Gandrung
- Dadung Kepuntir
- Basiyo mBlantik
- dan lain-lain.
Pengaruh
Ia bukan hanya pelawak, melainkan juga berhasil memopulerkan jenis gending "Pangkur Jenggleng", yakni, cara menyanyi (nembang) Jawa yang bisa diselingi dengan lawakan, tanpa kehilangan irama dari tembang yang sedang dibawakan. Cara memukul gamelan pun, tidak lazim, karena lebih mengandalkan kendang sebagai iringan utama untuk akhirnya pada ketukan (birama) terakhir dipakai sebagai waktu untuk memukul semua alat musik perkusi (terutama saron) sekeras-kerasnya. Meski menggunakan bahasa Jawa dan "produk lama", nama Basiyo muncul kembali.
Basiyo acap berkolaborasi dengan nama-nama seniman kondang pada dunia dan masanya, seperti Bagong Kussudihardjo, Ki Nartosabdo, Nyi Tjondrolukito, dan lain-lain. Beberapa pengagumnya, seperti budayawan Umar Kayam, pelukis Affandi.